21 July 2021

by Glenn Kaonang

HalloApp Adalah Aplikasi Chatting dengan Fokus pada Aspek Privasi Ciptaan Dua Eks Karyawan WhatsApp

HalloApp juga mengemas elemen media sosial mini, namun tanpa gangguan algoritma penyortir maupun metrik engagement

Tidak lama setelah meninggalkan WhatsApp di tahun 2017, Brian Acton menyuntikkan dana pinjaman sebesar $50 juta ke aplikasi chatting Signal. Sekarang, giliran dua sosok kunci lain yang meninggalkan WhatsApp untuk menciptakan aplikasi pesaing baru. Mereka adalah Neeraj Arora dan Michael Donohue, dan aplikasi barunya dijuluki HalloApp.

HalloApp saat ini sudah bisa diunduh secara cuma-cuma di iOS maupun Android. Seperti halnya WhatsApp, HalloApp diciptakan untuk memfasilitasi chat antar individu ataupun percakapan grup, dan satu-satunya cara untuk berkomunikasi satu sama lain adalah dengan saling bertukar nomor.

Semua pesan yang dikirim dan diterima juga dipastikan bakal selalu terenkripsi. Yang membedakan HalloApp, kalau berdasarkan penjelasan penciptanya, adalah soal kebijakan privasi. HalloApp memastikan bahwa tidak ada satu pun informasi pribadi pengguna yang mereka simpan di luar nomor telepon. HalloApp juga menjamin bahwa penggunanya tidak akan pernah berjumpa dengan iklan.

Sudah menjadi rahasia umum kalau Brian Acton selaku pencipta WhatsApp memutuskan untuk resign setelah mendengar rencana Facebook untuk memonetisasi WhatsApp dengan iklan. Meski sampai sekarang niat tersebut memang belum pernah dieksekusi, sepertinya ini kerap menjadi dilema bagi mereka yang terlibat dalam pengembangan WhatsApp sejak masa-masa awal eksistensinya.

Baik Neeraj maupun Michael sama-sama bekerja di WhatsApp sebelum dan sesudah akuisisi Facebook. Neeraj menjabat sebagai chief business officer sampai tahun 2018, sedangkan Michael merupakan engineering director WhatsApp selama hampir sembilan tahun sebelum akhirnya ia undur diri di tahun 2019. Keduanya menciptakan HalloApp dengan fokus pada aspek privasi.

Selain untuk chatting, HalloApp juga punya semacam media sosial mini yang dapat diakses melalui tab Home. Di situ pengguna bisa menuliskan status, menggunggah foto atau video, lalu berinteraksi via komentar. HalloApp sengaja tidak menerapkan sistem like atau follow karena menurut mereka metrik-metrik engagement seperti itu tidak relevan dengan tujuannya, yakni menghadirkan wadah komunikasi yang intim.

Secara fitur, HalloApp benar-benar sangat minimal, setidaknya di versi perdananya ini. Bahkan fitur voice atau video call pun tidak ada — atau mungkin masih belum? Tampilannya betul-betul bersih dan rapi, dan semua konten disajikan secara kronologis tanpa campur tangan algoritma penyortir.

Ke depannya, HalloApp berencana menawarkan sejumlah fitur eksklusif yang hanya bisa dinikmati jika pengguna membayar biaya berlangganan (subscription). Persisnya kapan dan seperti apa model subscription-nya sejauh ini masih belum diketahui.

Sumber: The Verge dan HalloApp.