18 August 2018

by Dimas Galih W.

[Hands-on] Mencicipi Oreo Go pada Smartphone Murah Nokia 1

Ini adalah perangkat Android Go pertama yang muncul di Indonesia

Nokia baru-baru ini meluncurkan sebuah smartphone dengan nama Nokia 1 di Indonesia. Smartphone yang satu ini memang cukup menarik karena menggunakan sistem operasi yang berbeda dari kebanyakan perangkat Android yang ada, yaitu Oreo Go Edition.

Oreo Go Edition sendiri memiliki perbedaan dengan Oreo. Perbedaan tersebut ditunjukkan pada penggunaan aplikasi buatan Google pada Oreo Go yang diberi nama tambahan "Go", seperti Gmail Go, Google Go, Files Go, Maps Go, Youtube Go, dan Assistant Go.

Semua aplikasi yang berakhiran Go tersebut memang dibuat khusus agar dapat berjalan dengan baik pada perangkat dengan spesifikasi minimal, terutama penggunaan RAM. Google sendiri mengklaim bahwa smartphone dengan RAM 1 GB akan dapat berjalan dengan lancar berkat penggantian aplikasi ini.

Nokia 1 merupakan yang pertama dan (mungkin) satu-satunya di Indonesia yang menggunakan Android Oreo Go Edition. Dengan harga Rp. 999.000, Nokia menyasar pada pasar entry level dan low end di Indonesia. Posisinya sendiri berada di bawah Nokia 2 yang dijual pada harga satu jutaan.

Pada saat acara peluncuran Nokia 1 di Ruci's Joint - Jakarta, Irvan Ridha Hasibuan selaku Trainer Lead HMD Indonesia memberikan contoh perbandingan penggunaan aplikasi Google Maps dengan Maps Go. Google Maps mampu mengambil ruang penyimpanan sebuah perangkat sampai 88,33 MB, sedangkan Maps Go hanya butuh 310 KB saja untuk dioperasikan.

Nokia 1 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoCMediatek MT6735
CPU4 x 1.1 GHz Cortex-A53
GPUMali-T720 MP1
RAM / Internal Storage1 GB / 8 GB
Layar4,5” 854 x 480 IPS
Baterai2150 mAh
Sistem OperasiAndroid Oreo 8.1 Go Edition
KameraDepan: 2 MP, Belakang: 5 MP

Jika hanya melihat dari sisi spesifikasi di atas, memang terbilang sangat minim untuk sebuah perangkat Android masa kini. Yang ditawarkan Nokia 1 ini antara lain ada pada harga yang murah serta fitur Android Go yang akan juga dibahas di bagian bawah artikel. Sebelum itu, mari kita bahas sisi spesifikasi.

Pada sisi CPU, dengan clock 1,1 GHz sepertinya akan membuat sebuah smartphone akan menjadi kurang responsif. Selain itu, penggunaan GPU Mali-T720 MP1 (single core) juga membuat kinerja grafis yang hanya sebagai penggerak antar muka saja.

Layar dengan dimensi 4,5 inci dengan resolusi 854 x 480 juga merupakan teknologi sekitar enam tahun yang lalu. Selain itu, dengan penyimpanan internal 8 GB, pengguna hanya dapat memakai sekitar 4 GB saja. Oleh karena itu, Irvan menyarankan untuk menggunakan kartu microSD dan memilih "Use as internal storage" agar dapat memperluas penyimpanan internal.

CPU-Z sendiri memindai dengan hasil sebagai berikut:

Desain

Nokia 1 masih menggunakan badan belakang dengan bahan plastik polikarbonat. Warna pada bagian depan dari Nokia 1 memiliki garis putih sehingga terlihat bahwa desain warnanya ditujukan untuk anak muda. Bahan seperti itu pun juga tidak membuat perangkat ini menjadi licin.

Pada bagian depannya terdapat layar dengan dimensi 4,5 inci dengan resolusi 854x480. Oleh karena memiliki harga di bawah satu juta rupiah, tentu saja layarnya rentan akan goresan sehingga menggunakan lapisan anti gores merupakan sebuah keharusan.

Pada bagian belakangnya terdapat sebuah kamera lengkap dengan flash-nya. Sayangnya, pada produk demo yang kami uji langsung tersebut sudah terdapat goresan. Lagi-lagi, bagi calon pemilik smartphone ini harus membeli tambahan anti gores untuk kameranya.

Smartphone ini tidak didesain dengan model unibody. Artinya, pengguna dapat membuka bagian belakangnya dan mengganti sendiri baterainya.

Pure Android 8.1: Android Go

Nokia 1 menggunakan sistem operasi Android Oreo Go yang tidak diubah antar mukanya. Pihak Nokia pun mengklaim bahwa pure Android-lah yang digunakan pada smartphone ini. Penggunaan Android Go ini sendiri sudah memakan sekitar setengah dari penyimpanan internal yang dijanjikan. Pengguna pun hanya bisa memakai sekitar 4 GB saja dan harus menggunakan microSD untuk memperlebar peyimpanan.

Penggunaan RAM pada smartphone ini juga ternyata cukup memakan banyak resource. Pada unit yang kami uji, Android Oreo Go sudah memakan sekitar 612 MB dan menyisakan sekitar 362 MB RAM. Apa artinya? Tidak banyak aplikasi yang dapat dijalankan secara bersamaan pada smartphone ini.

Android Go sendiri menggunakan aplikasi edisi Go yang memang lebih irit media penyimpanan dan RAM. Seperti misalnya aplikasi Google untuk pencarian pada sebuah smartphone Android dapat memakan penggunaan penyimpanan internal sampai dengan 300an MB. Google Go sendiri hanya menggunakan 15 MB saja. Untuk menambahkan fungsi Google Assistant, aplikasi Assistant Go hanya menambah pemakaian internal sebesar 17 MB saja. Total keduanya hanya 10% dari aplikasi biasa.

Aplikasi dengan edisi Go memang tidak bakal selengkap yang versi penuh. Misalkan saja Maps Go tidak bisa melakukan semua yang dilakukah Google Maps. Maps Go menggunakan Chrome, sehingga bisa jadi aplikasi ini merupakan shortcut untuk membuka halaman mobile dari versi web Google Maps.

Youtube Go memperbolehkan penggunanya untuk men-download video yang ada di Youtube. Pilihan resolusi yang diberikan akan membuat kuota internet sang pengguna menjadi lebih irit. Yang membuatnya unik, video yang di-download tadi bisa dibagikan ke para pengguna Youtube Go juga melalui Bluetooth dan WiFi Direct.

GMail Go yang saat ini paling unik di antara semua aplikasi Go. GMail Go hanya menggunakan 10 MB saja, namun hampir tidak ada bedanya dengan aplikasi GMail biasa yang bisa memakan lebih dari 30 MB. Mungkin perbedaan yang terlihat adalah penggunakan penyimpanan internalnya dan letak setting-nya saja.

Terakhir adalah Files Go yang merupakan sebuah aplikasi file manager. Aplikasi ini juga memiliki fungsi untuk membagikan file antar perangkat Android Go dengan menggunakan WiFi Direct. Files Go juga berfungsi sebagai pengganti Google Drive karena bisa melakukan sinkronisasi ke penyimpan cloud tersebut.

Jaringan 4G LTE

Sayang memang, pengujian tidak sempat mencoba apakah smartphone ini bisa digunakan untuk semua operator atau tidak. Akan tetapi, melihat dari spesifikasi untuk APAC, smartphone ini mendukung band  1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 38(2600), dan 40(2300). Hal ini menunjukkan bahwa Nokia 1 bisa digunakan untuk semua operator di Indonesia.

Kamera: Lumayan namun seadanya

Nokia 1 memang memiliki dua buah kamera, di mana yang satu memiliki resolusi 5 MP diletakkan pada bagian belakang. Pada bagian depannya menggunakan resolusi 2 MP. Lalu bagaimana dengan hasilnya?

Well, hasil kamera yang ada pada bagian belakangnya bisa dibilang lumayan. Hasil gambarnya minim noise, namun tidak dapat menangkap gambar dengan tajam. Kamera yang ada sepertinya tidak bisa menggantikan fungsi sebuah kamera saku, namun gambar yang ada masih cukup bisa digunakan.

Pada kamera depannya, masih dapat digunakan untuk mengambil gambar selfie. Namun, sebaiknya kamera tersebut digunakan sebagai fungsi dasar utamanya, yaitu untuk melakukan video call saja. Hasil fotonya tidak tajam dan terkesan blur.

Pengujian Kinerja

Sintetis

Oleh karena keterbatasan waktu, pengujian hanya bisa dilakukan dengan satu aplikasi saja. Setelah mencoba menguji dengan menggunakan Antutu 7, sepertinya aplikasi ini menolak melakukan pengujian pada Nokia 1. Hal tersebut memang lumrah terjadi pada smartphone dengan spesifikasi rendah.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi benchmark lama, Antutu 6. Smartphone dengan SoC Mediatek 6735 ini ternyata mampu meraih nilai yang lumayan untuk digunakan sebagai smartphone sehari-hari, namun tidak untuk bermain game. Kami juga belum bisa menggunakan PUBG Mobile Lite karena game tersebut belum resmi hadir untuk Indonesia.

Berikut adalah hasil dari Antutu 6:

Antar Muka

Sering orang mengatakan bahwa nilai Antutu tidaklah penting. Walaupun nilainya berbanding lurus dengan kinerja sebuah perangkat, masih banyak yang menilai bahwa saat dioperasikan tidak menemukan lag, maka hal tersebut bukanlah masalah.

Saat mengoperasikan antar mukanya, memang smartphone ini cukup responsif. Hal tersebut tidak masalah? Salah! Kami pun menemukan lag saat menekan tombol back setelah dari setting. Launcher membutuhkan waktu sekitar satu detik untuk melakukan loading.

Verdict

Dengan harga yang murah, Nokia 1 pun bisa dibeli untuk digunakan sebagai perangkat sehari-hari. Smartphone ini cukup baik digunakan untuk bersosial media, mengirim pesan, melakukan komunikasi baik suara maupun video.

Untuk bermain game, kalau melihat spesifikasi di atas kertas, smartphone ini bisa menjalankan game-game ringan seperti  Subway Server dan Temple Run. PUBG Mobile Lite pun juga menjanjikan untuk berjalan pada perangkat 1 GB. Akan tetapi, jangan terlalu berharap bahwa perangkat ini bisa menjalankan semua game yang ada di Play Store.

Dengan harga Rp. 999.000 smartphone ini memang cukup layak dijadikan sebagai perangkat perpindahan dari ponsel ke ponsel pintar. Mereka yang ingin memiliki perangkat komunikasi kedua juga bisa memilih Nokia 1.

Sparks

  • Murah
  • Feature Android lengkap
  • Baterai dapat dilepas
  • Tahan terhadap cipratan air
  • Android Oreo Go Edition
  • Spesifikasi mendukung untuk semua operator 4G

Slacks

  • Hasil kamera seadanya
  • Kinerja kurang kencang karena spesifikasi rendah
  • Kapasitas penyimpanan internal hanya setengahnya saja