19 January 2017

by Yoga Wisesa

ICARUS Ialah Drone Pengirim Barang yang Terbuat dari Kardus

Baik sikuit elektronik dan kardus penyusun case ICARUS dibuat dari bahan biodegradable yang ramah lingkungan.

Kisah Icarus dalam legenda Yunani mengingatkan kita akan bahaya dari ambisi. Diceritakan bahwa untuk pergi dari pulau Crete, Icarus menciptakan sayap berbekal bulu dan lilin. Sang ayah mengingatkan agar Icarus tidak terbang terlalu tinggi karena sinar matahari bisa melelehkan sayapnya, tapi ia tidak mengindahkannya. Bagi drone ICARUS sendiri, ancaman terbesar baginya bukanlah matahari, melainkan air hujan.

Dikerjakan sejak tahun 2015 dengan memperoleh bantuan dana dari DARPA, tim R&D Otherlab menyingkap upaya pengembangan UAV bernama ICARUS, kependekan dari Inbound Controlled Air-Releasable Unrecoverable Systems. ICARUS berbeda dari drone lain karena struktur tubuhnya terbuat dari kardus. Dengan begini, ICARUS boleh dibilang sebagai 'pesawat terbang kertas' paling canggih di dunia.

Seperti yang diindikasikan namanya, ICARUS disiapkan untuk mendukung misi -misi satu arah, terutama buat kebutuhkan pengiriman barang. Artinya, drone akan berhenti berfungsi setelah ia menunaikan tugasnya. Dan tak seperti UAV komersial biasa, ICARUS juga tidak memiliki baling-baling ataupun mesin, ia dirancang untuk meluncur ke area target, dan begitu sampai, Anda tinggal membongkarnya.

Lalu bagaimana drone itu bisa terbang? ICARUS didesain untuk diluncurkan dari pesawat yang lebih besar saat ia mengudara. Selanjutnya, drone akan melayang ke zona sasaran, arah gerakannya diatur oleh komputer kecil dan rangkaian sensor di dalam. Menariknya, baik sikuit elektronik dan kardus penyusun case ICARUS dibuat dari bahan biodegradable yang ramah lingkungan.

Dasar dari pengerjaan ICARUS ialah program Defense Advanced Research Projects Agency terdahulu, bertajuk Vanishing Programmable Resources. VAPR adalah upaya pengembangan material elektronik yang bisa 'hancur'' dengan sendirinya, dimaksudkan agar teknologi ataupun perlengkapan militer Amerika tidak dapat dipakai ketika berhasil direbut oleh lawan.

Kepada Digital Trends, teknisi Otherlab bernama Star Simpson menjelaskan bahwa ada dua skenario di mana ICARUS akan sangat berguna. Pertama untuk mengirimkan bantuan ke area-area terpencil yang minim infrastruktur transportasi, misalnya berisi darah, vaksin, ataupun pasokan-pasokan medis lain. Kedua, ICARUS juga bisa dimanfaatkan buat mendistribusikan perlengkapan ke lokasi spesifik secara presisi.

Model ICARUS yang ada sekarang kabarnya sanggup mengangkat bobot 1-kilogram, dan developer percaya desain selanjutnya dapat membopong beban hingga 10-kilogram tanpa kesulitan.

Saat ini, tim Otherlab masih mencari partner untuk menghadirkan teknologi ICARUS secara komersial.

Sumber: New Atlas.