11 July 2017

by Yoga Wisesa

Ilmuwan University of Washington Ciptakan Ponsel yang Tak Memerlukan Baterai

Ponsel dapat mengumpulkan daya dari getaran, cahaya serta sinyal radio

Dari mulai smartphone entry-level hingga model flagship, baterai ialah jantung yang memungkinkan perangkat bergerak kesayangan Anda bekerja dengan baik. Penggunaan baterai memang turut terbantu oleh chip yang semakin irit dan bertenaga, tapi pengembangan teknologinya terus dilakukan agar produsen bisa memperkecil volume cell tanpa mengorbankan durasi pemakaian.

Tim peneliti di University of Washington punya gagasan menarik yang berpotensi mengubah industri mobile device selamanya: mereka berhasil menciptakan unit purwarupa telepon seluler yang dapat bekerja tanpa dukungan baterai. Itu berarti dalam pemakaian sehari-hari, kita tidak perlu lagi repot-repot membawa charger dan kabelnya, power bank, dan selalu mencari-cari colokan listrik.

Lalu bagaimana caranya handset memperoleh pasokan tenaga? Metode yang dilakukan para ilmuwan sangat jenius dan tidak biasa. Ponsel dapat mengumpulkan daya dari getaran, cahaya serta sinyal radio - meskipun intensitasnya sangat kecil dengan satuan microwatt. Menariknya lagi, gagasan ini bukan sekedar teori. Handset betul-betul dapat bekerja layaknya device normal, dibuktikan melalui demonstrasi panggilan via Skype.

"Kami telah menciptakan telepon seluler yang dapat bekerja hampir tanpa memerlukan tenaga," ungkap Shyam Gollakota selaku associate professor di Paul G. Allen School of Computer Science & Engineering UW dalam makalah Proceedings of the Association for Computing Machinery on Interactive, Mobile, Wearable and Ubiquitous Technologies. "Agar device hanya mengonsumsi sedikit tenaga namun tetap bisa bekerja dengan mengambil energi dari lingkungan sekitar, kami harus memikirkan cara baru dalam mendesainnya."

Pertama-tama, tim peneliti UW perlu merombak transmisi seluler yang sangat memakan daya - yaitu proses mengubah sinyal analog berisi suara menjadi data digital agar bisa dimengerti perangkat. Faktanya, karena alasan inilah hampir mustahil bagi produsen menghilangkan unit baterai. Solusinya, ponsel 'bebas baterai' tersebut memanfaatkan getaran kecil di dekat microphone dan speaker sebagai salah satu pemasok sumber tenaga, terutama saat pengguna sedang melakukan panggilan.

Selanjutnya. sebuah antena yang berfungsi untuk mengubah getaran jadi sinyal radio analog disambungkan ke komponen-komponen tersebut, aktif saat user berbicara atau ketika mereka mendengarkan suara. Melalui cara unik itu, proses konversi membutuhkan tenaga yang sangat kecil. Di unit prototype-nya, pengguna masih harus menekan tombol switch antara mode 'mendengar' dan 'berbicara'.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan tim peneliti adalah memperluas jangkauan operasi device serta membubuhkan enkripsi agar percakapan jadi lebih aman. Itu berarti, proses pengembangan ponsel tanpa baterai ini masih panjang.

Sumber: Phys.org.