1. Startup

Masa Depan CDMA di Indonesia Semakin Jelas Dengan Berakhirnya Layanan StarOne Indosat

Industri telekomunikasi jaringan CDMA di Indonesia kian terpuruk. Setelah beberapa waktu lalu kami sempat mengabarkan perihal Telkom Flexi yang akan segera dilikuidasi oleh induknya sendiri, hari ini, kami mendengar kabar yang semakin meyakinkan bahwa nasib bisnis operator CDMA sudah semakin di ujung tanduk. Kali ini giliran Indosat yang dikabarkan akan segera menghapus layanan CDMA-nya yakni StarOne.

Sesuai yang dilansir oleh situs Merdeka pada hari ini (17/12), PT. Indosat Tbk mengungkapkan akan segera menutup layanan StarOne setelah sebelumnya telah beroperasi selama kurang lebih satu dekade. Dilaporkan, Indosat akan segera mengakhiri layanan Fixed Wireless Access (FWA) dari StarOne dan memigrasi seluruh pelanggannya yang kini hanya berjumlah tiga ribu ke dalam layanan GSM.

Langkah yang diambil oleh Indosat ini dikonfirmasi sendiri oleh Presdir sekaligus CEO Indosat Alexander Rusli yang sempat mengatakan bahwa keputusan Indosat kali ini tak hanya berdasarkan insiatif Indosat saja melainkan juga rekomendasi yang dilayangkan oleh pihak pemerintah. "Kami bukan hanya mengajukan, malah diminta, karena frekuensi StarOne dan seluler Indosat memang berdampingan," ungkap Alex sebagaimana yang diberitakan oleh Merdeka.

Mengenai hal tersebut, ia juga menambahkan frekuensi yang ditinggalkan oleh StarOne nantinya akan dimanfaatkan sendiri oleh Indosat sebagai frekuensi tambahan pada jaringan 3G 900MHz atau lebih dikenal dengan sebutan teknologi U900.

Akhir dari CDMA Langkah Indosat yang telah didahului oleh Telkom sebelumnya ini memang dapat dianggap sebagai “lonceng kematian” bisnis CDMA di Indonesia. Seperti yang sempat dikatakan oleh Amir Karimuddin pada artikelnya, bisnis operator CDMA di Indonesia tidak ada satu pun yang membukukan keuntungan. Malah justru sebaliknya, sering menimbulkan kerugian di tiap-tiap kuartalnya.

Layanan CDMA pada awalnya dipasarkan sebagai layanan mobile alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan dengan GSM, namun lama kelamaan semakin suit bersaing dengan layanan GSM. Belum lagi ditambah dengan tidak adanya pengembangan teknologi CDMA/EVDO melampaui kelas 3G ketika layanan 3G GSM berevolusi menjadi LTE.

Tren dan perkembangan teknologi memang selalu berputar, bukan hal yang tak mungkin jika saat ini tengah berada di puncak paling atas, nantinya akan turun ke level paling bawah sekalipun. Demikian halnya dengan yang dialami oleh bisnis jaringan CDMA yang dijalani oleh Indosat dan Telkom. Bagi keduanya, tentu jalan satu-satunya yang terbaik ialah memigrasi pelanggannya yang jumlahnya sendiri tak begitu banyak ke dalam jaringan GSM yang notabene baik Indosat dan Telkom sama-sama  memiliki lini usaha jaringan GSM yang solid.

Penutupan layanan Indosat StarOne maupun Telkom Flexi kini sepenuhnya berada di tangan pemerintah sebagai pemegang regulasi. Keduanya juga sama-sama menginformasikan bahwa penghentian layanan CDMA-nya masih menunggu ketok palu dari pemerintah. Berakhirnya layanan StarOne dan Flexi berarti meninggalkan dua operator CDMA di Indonesia yang masih beroperasi, yaitu Bakrie Telecom (Esia) dan Smartfren.

Esia yang dulu sempat gencar berpromosi kini sudah tidak pernah lagi terdengar gaungnya, sedangkan Smartfren masih bertahan dengan menghadirkan seri ponsel Android dual SIM dengan nama Andromax yang juga dapat digunakan di jaringan GSM. Masa depan dua operator ini memang masih belum terlihat dengan jelas namun beberapa waktu lalu Merza Fachrys, CTO Smartfren pernah mengatakan bahwa mereka terbuka dengan kemungkinan menjadi operator virtual atau MVNO jika memang pasar telekomunikasi di Indonesia menginginkan dan memungkinkan hal itu.

[ilustrasi foto dari: Shutterstock]

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again