22 September 2014

by Yoga Wisesa

Ini Dia Crescent Bay, Varian Prototype Teranyar Headset VR Oculus Rift

Di waktu bersamaan dengan Tokyo Game Show 2014, Oculus mengadakan konfrensi virtual reality pertama, Oculus Connect. Dalam acara itu, mereka merangkul para teknisi ahli, desainer dan talenta kreatif di seluruh dunia untuk berkolaborasi demi menyajikan pengalaman VR terbaik. Tapi tim Oculus juga sudah menyiapkan sebuah kejutan tak terduga.

Menyambut hari peluncurannya yang semakin dekat, CEO Brendan Iribe mengungkap prototype Crescent Bay, model ternyar headset VR Oculus. Ia merupakan penerus Development Kit 1 dan 2, namun menghadirkan lompatan teknologi dan perfoma lebih jauh. Crescent Bay masih bukan versi konsumen yang selama ini ditunggu, tapi tentu mampu merefleksikan seperti apa model finalnya nanti.

Headset baru tersebut kini dibekali kemampuan pelacak kepala seluas 360 derajat, dimana kamera eksternal dapat membaca ruang di depan dan belakang kepala Anda. Artinya, akan lebih mudah bagi pengguna untuk bergerak tanpa merasa terkekang karena harus selalu berada di jarak deteksi kamera. Tentu ia mendapatkan dongkrakan tingkat resolusi dan refresh rate, tapi kali ini Oculus tak lupa berkonsentrasi pada kemampuan audio.

 

Info menarik: Samsung Ungkap Perangkat Virtual Reality Gear VR, Didukung Teknologi Oculus Rift

 

Crescent Bay dilengkapi sepasang headphone dan software audio onboard RealSpace 3D garapan Universitas Maryland. Ia dimaksudkan agar headset dapat membawa Anda ke tingkat selanjutnya dalam realita virtual, dimana keberadaan pengguna di sana lebih meyakinkan. Dari penjelasan Iribe, segi audio dikembangkan 'seagresif' bidang visual.

Unit prototype yang dipamerkan dalam Oculus Connect tampaknya adalah buatan tangan. Jika mau, headphone bisa dilepas dan diganti tipe favorit Anda. Tapi tanpa perangkat lunak, Oculus Rift hanyalah seonggok hardware. Dukungan dan kompatibilitas software ialah bagian terpenting dari perangkat virtual reality ini.

Nate Mitchell selaku vice president Oculus mengumumkan beberapa detail baru tentang kerjasama mereka dengan Epic Games. Epic Games adalah studio game asal Amerika dan juga pencipta teknologi Unreal Engine yang turut mentenagai ratusan judul permainan dari semenjak ia diperkenalkan lebih dari 13 tahun silam. Kedua perusahaan saling membantu untuk menciptakan demo terbaru berjudul Showdown.

 

Info menarik: Nikmati Virtual Reality Lebih Baik, Kini Leap Motion Dapat Dipasang di Oculus Rift

 

Selain itu dalam Oculus Connect, sang inovator perangkat virtual reality tersebut juga mengungkap kolaborasi bersama Unity untuk menjadikan Oculus sebagai platform resmi mereka. Unity Technologies akan membantu Oculus untuk mengoptimalkan kualitas stereo imaging, audio 3D, serta fitur-fitur lain. Dan Oculus telah mendukung baik versi Pro maupun Free-nya.

Lucky’s Tale, Titans of Space, SUPERHOT, dan DarkNet merupakan judul-judul permainan virtual reality bertenaga Unity pertama. Oculus berharap muncul lebih banyak game berbasis VR yang tidak kalah revolusioner.

Varian Oculus Rift pertama didistribusikan pada awal 2013, namun sejauh ini Iribe dan kawan-kawan belum mengumumkan model konsumennya. Versi development sudah terjual sebanyak 100.000 unit dan dikirim ke 130 negara. Oculus juga masih dalam proses penyetokan serta pengiriman Development Kit 2. DK2 ialah basis dari Crescent Bay, dengan desain yang hampir tak jauh berbeda.

Sayangnya kita belum tahu apakah Crescent Bay juga akan dijual ke para developer, dan jika iya, kapan model ini tersedia. Anda bisa membaca artikel-artikel seputar virtual reality dan Oculus Rift lebih lanjut di blog resmi mereka.

Via PC Gamer & The Verge. Sumber gambar: Oculus.com.