4 April 2016

by Glenn Kaonang

Inilah Tesla Model 3, Mobil Elektrik Paling Terjangkau dengan Seabrek Fitur Premium

Dengan dana $35.000, konsumen sudah bisa menikmati fitur Autopilot dan Supercharger sebagai standar

Tanggal 31 Maret 2016 kemarin adalah momen bersejarah bagi Tesla Motors. Pada hari itu, CEO Elon Musk memperkenalkan mobil keempat sekaligus yang terpenting di sepanjang sejarah perusahaannya: Tesla Model 3.

Mobil keempat, tapi kenapa namanya Model 3? Untuk menjawabnya, kita harus lebih dulu memahami visi awal Tesla yang mereka sebut dengan istilah "Master Plan". Sederhananya, Tesla ingin mewujudkan komersialisasi mobil elektrik dalam tiga tahap.

Tahap yang pertama adalah mengubah pandangan dunia bahwa mobil elektrik itu jelek, lambat dan sama sekali tak menarik. Misi itu dicapai lewat Tesla Roadster, dengan desain sporty dan performa yang beringas. Namun karena teknologinya masih baru, banderol harga yang ditetapkan pun harus tinggi, sekaligus sebagai modal untuk memulai tahap yang kedua.

Tahap kedua adalah menciptakan mobil elektrik berkualitas yang bisa dijangkau oleh kalangan yang lebih luas. Lagi-lagi misi itu terwujudkan, kali ini lewat Tesla Model S. Namun setelahnya, Tesla menilai kategori SUV juga memegang peran penting dalam industri otomotif. Maka dari itu, lahirlah Tesla Model X.

Tahap ketiga dan yang terakhir adalah menjadikan mobil elektrik sebagai produk mainstream. Inilah alasan mengapa kehadiran Model 3 sangat penting. Ia merupakan mobil elektrik paling terjangkau yang pernah Tesla buat. Namun semua aspek ekonomis itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap kualitasnya.

Dari segi fisik, sangat terlihat bahwa Model 3 merupakan peleburan dari Model S dan Model X. Saya bingung antara menyebutnya sedan atau hatchback, tapi yang pasti desainnya sangat memikat, apalagi setelah melihat bagian atapnya yang merupakan panel kaca secara menyeluruh yang menyambung hingga ke kaca depan.

Minimalis merupakan faktor penting di Model 3. Hal ini tampak jelas ketika memasuki kabin berisi lima orangnya. Bagian dashboard-nya begitu bersih, dimana hanya ada satu LCD berukuran 15 inci yang menjadi panel instrumen utama bagi pengemudi. Selain sedikit lebih kecil dari milik Model S dan Model X, LCD ini ditempatkan dalam posisi horizontal, bukan vertikal.

Soal performa, Elon Musk dengan bangga menegaskan pada event peluncurannya bahwa Tesla tak pernah menciptakan mobil yang lamban. Model 3 sendiri bisa menembus angka 100 km/jam dalam waktu kurang dari 6 detik. Sedangkan jarak tempuhnya bisa mencapai 346 kilometer untuk sekali charge, dan pastinya bakal ada varian dengan baterai berkapasitas lebih besar yang punya jarak tempuh lebih jauh lagi.

Seluruh varian Model 3 datang dengan dukungan atas Tesla Supercharger, alias metode charging baterai super-cepat. Selain itu, mobil anyar ini juga mengusung fitur Autopilot sebagai standar, yang berarti konsumen tak perlu mengucurkan dana ekstra untuk bisa menikmati fitur kemudi semi-otomatis ini.

Semua ini ditawarkan dalam harga $35.000 saja untuk varian paling mendasarnya. Musk yakin bahwa kita tak bakal bisa mendapatkan mobil yang lebih baik lagi dibanding Model 3 dalam rentang harga ini. Sayang, Tesla baru bisa memenuhi pesanan konsumen yang membeludak paling cepat di akhir tahun 2017.

Sumber: Tesla via Wired.