Tren Investasi Venture Capital di Industri Game

Walau pada awalnya VC tak terlalu tertarik berinvestasi di industri game, sekarang semakin banyak VC yang melakukan itu

Tahun ini, nilai industri gaming di dunia mencapai lebih dari US$150 miliar. Jika Anda menggabungkan nilai industri musik dan industri film, industri gaming masih lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa bermain game kini telah menjadi salah satu bentuk hiburan utama bagi sebagian besar orang.

Anehnya, sebelum ini, sektor gaming jarang dilirik oleh para venture capital (VC), kecuali VC yang memang mengkhususkan diri untuk menanamkan investasi di industri gaming, seperti Play Ventures, Makers Fund, atau London Venture Partners. Menurut White Star Capital, salah satu alasan mengapa VC enggan untuk mendanai perusahaan yang bergerak di bidang game adalah karena hasil investasi yang sangat hitam-putih.

Ketika VC menyediakan modal untuk sebuah developer game, misalnya, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi. Kemungkinan pertama, game yang dibuat developer itu sukses dan developer dapat melakukan IPO atau diakuisisi perusahaan lebih besar. Kedua, game itu akan gagal. Berbeda dengan startup, developer game tidak bisa mendadak merombak konsep dari game yang mereka buat, walau mereka masih bisa meluncurkan update.

Namun, dalam beberapa tahun belakangan, VC mulai tertarik untuk menanamkan modal di perusahaan yang bergerak di dunia game. Faktanya, selama empat tahun -- dari tahun 2014 sampai 2018 -- nilai investasi VC di industri game terus naik.

Total nilai investasi VC di dunia game. | Sumber: White Star Capital

Pada 2018, valuasi investasi dari VC mencapai puncaknya dengan total nilai US$4,7 miliar. Namun, tahun 2018 memang unik karena pada saat itu, Epic Games mendapatkan pendanaan sebesar US$1,25 miliar.  Jadi, tidak heran jika pada 2019, nilai investasi VC di perusahaan gaming turun drastis, menjadi US$1,1 miliar. Kabar baiknya, VC kembali tertarik untuk menanamkan investasi di perusahaan-perusahaan game. Hal ini terlihat dari fakta bahwa pada semester pertama 2020, investasi dari VC untuk perusahaan game telah mencapai US$700 juta. Diperkirakan, angka investasi itu akan mencapai US$1,5 miliar pada akhir tahun ini.

 

Kenapa Investasi dari VC Penting?

Investasi dari VC biasanya identik dengan startup. Ada beberapa alasan mengapa investasi dari VC penting untuk startup. Salah satunya adalah karena tidak ada pihak lain yang bersedia untuk menyediakan modal untuk mereka, menurut Hardware Business Review. Bank memang bisa meminjamkan modal. Hanya saja, besar bunga yang mereka tawarkan pada pelaku usaha tergantung pada besar risiko dari usaha itu sendiri. Sementara usaha startup cenderung memiliki risiko tinggi. Jika bank ingin meminjamkan modal pada startup, mereka harus memberikan bunga yang sangat tinggi. Padahal, ada ketentuan yang membatasi besar suku bunga yang bisa bank berikan pada peminjam.

Pada awalnya, hanya VC khusus game yang tertarik menanamkan modal di perusahaan game. | Sumber: Deposit Photos

Alasan lain mengapa startup kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari bank adalah karena biasanya bank akan meminta aset berwujud sebagai jaminan. Padahal, banyak startup -- atau perusahaan game -- yang tidak memiliki aset berwujud karena produk mereka berupa sesuatu yang tak terlihat. Contohnya, berbeda dengan perusahaan taksi yang memiliki armada sendiri, perusahaan transportasi online, seperti Gojek dan Grab, tidak memiliki armada sendiri. Mereka hanya menyediakan "platform" untuk menghubungkan pemilik kendaraan dengan penumpang.

Alasan lain mengapa investasi dari VC penting bagi startup adalah karena hal ini akan meningkatkan reputasi mereka di mata investor lain. Ketika startup mendapatkan investasi dari VC, hal ini menjadi tanda bahwa startup tersebut memiliki potensi untuk tumbuh besar di masa depan. Pasalnya, VC juga bukan badan amal. Tentunya, mereka ingin mendapatkan untung dari investasi yang mereka tanamkan.

Jadi, jika sebuah VC menanamkan modal di sebuah startup, hal itu karena mereka percaya, startup tersebut memiliki potensi untuk sukses di masa depan. Kepercayaan ini bisa memudahkan startup untuk menarik investor lainnya. Selain modal, VC juga bisa membantu startup untuk membangun jaringan di industri startup itu bergerak.

Berdasarkan studi, jika sebuah startup mendapatkan investasi dari VC pada tahap awal, hal ini akan meningkatkan kemungkinan startup tersebut untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.

 

Total Investasi dari VC di Industri Game Sejak 2014

Dalam sebuah artikel di Medium, White Star Capital mencoba untuk merangkum investasi yang dilakukan oleh VC di industri game sejak 2014. Mereka memperkirakan, sampai Juli 2020, total nilai investasi yang diberikan oleh VC ke perusahaan-perusahaan game telah mencapai sekitar US$13,3 miliar.

Untuk memahami tren investasi, White Star Capital lalu membagi perusahaan-perusahaan game ke dalam beberapa kategori: developer & publisher, developer tools, distribution platform, access point, esports talent & sponsor, esports platform, esports broadcasting, dan streaming & social.

Dari semua kategori itu, developer & publisher menjadi kategori yang mendapatkan investasi paling besar. Dari total investasi VC di dunia gaming sejak 2014, sekitar 48% masuk ke dalam kategori ini. Beberapa perusahaan yang masuk dalam kategori ini antara lain Epic Games, Niantic, dan Roblox. Ada empat model monetisasi yang biasanya digunakan oleh perushaaan di kategori ini, yaitu freemium, iklan, langganan, dan penjualan langsung. Hybrid pernah membahas tentang keempat model bisnis ini di sini.

Selain developer & publisher, kategori lain yang cukup populer adalah kategori streaming & social. Kategori ini mendapatkan sekitar 22,91% dari total investasi yang ditanamkan oleh VC di industri game sejak 2014. Contoh perusahaan yang bergerak di bidang ini yaitu Twitch dan Discord; serta dua perusahaan streaming Tiongkok, yaitu Douyu dan Huya. Biasanya, platform streaming atau sosial game menggunakan tiga model bisnis, yaitu freemium, iklan, dan langganan atau subscription.

Beberapa perusahaan di dunia game yang pernah mendapatkan investasi besar-besaran. | Sumber: Medium

Sementara itu, kategori developer tools -- seperti Unity dan Unreal Engine -- mendapatkan porsi investasi sebesar 14,83% dari total investasi oleh VC sejak 2014. Salah satu model bisnis yang digunakan oleh perusahaan yang membuat game engine dan developer tools lainnya adalah melakukan penjualan ke perusahaan alias enterprise sale. Bisnis model lain yang biasa dipakai oleh perusahaan di kategori ini adalah Software-as-a-Service.

Selain tiga kategori di atas, masih ada empat kategori lain. Hanya saja, nilai investasi yang pernah didapatkan oleh masing-masing kategori ini kurang dari 10% dari total investasi VC di dunia game sejak 2014. Kategori platform distribusi game misalnya -- seperti SEA dari Singapura -- hanya mendapatkan porsi 6,99% dari total investasi VC.

Sementara kategori access point, yaitu perusahaan-perusahaan yang membuat komponen dan hardware gaming seperti Razer, hanya memiliki bagian 1,42%. Kategori esports talent & sponsor, yang mencakup organisasi esports seperti Cloud9, mendapatkan porsi investasi yang sedikit lebih besar dari kategori access point, mencapai 1,71% dari total investasi. Dan terakhir, kategori esports platform -- seperti Skillz dan PlayVS -- mendapatkan porsi investasi sebesar 4,14%.

 

Investasi di Industri Game Selama 9 Bulan 2020

Sepanjang 2020, banyak industri yang mengalami masalah akibat pandemi COVID-19. Namun, industri game jadi salah satu industri yang diuntungkan. Pasalnya, ketika masyarakat harus melakukan karantina, mereka jadi punya waktu luang lebih banyak untuk bermain game. Dan hal ini juga tercermin dalam meningkatnya penanaman modal, IPO, dan akuisisi di dunia game selama 2020. Hingga akhir Q3 2020, total valuasi investasi, IPO, dan akuisisi di industri game mencapai US$20,5 miliar.

Data tersebut dikumpulkan oleh perusahaan pelacak investasi game, InvestGame. Mereka mengumpulkan data tentang transaksi -- baik dalam bentuk investasi, IPO, maupun akuisisi -- yang melibatkan pelaku industri game, mulai dari developer, publisher, perushaaan teknologi, esports, sampai hardware. Hanya saja, mereka hanya menghitung transaksi yang diumumkan secara terbuka dan sudah terjadi. Transaksi yang nilainya tidak diumumkan atau belum pasti akan dilangsungkan tidak dihitung. Selain itu, mereka juga tidak menghitung akuisisi ZeniMax senilai US$7,5 miliar oleh Microsoft.

"Kami melacak semua informasi tentang transaksi yang terjadi di industri game," kata Sergei Evdokimov dari InvestGame pada VentureBeat. "Anda bisa melihat besarnya angka perputaran uang di dunia game dan angka ini masih terus tumbuh. Kami ingin bisa menunjukkan data ini pada para investor."

Berbeda dengan White Star Capital, InvestGames mengategorikan perusahaan game ke dalam empat kategori, yaitu gaming, platform & tech, esports dan other. Dari tiga kategori lainnya, kategori gaming memiliki jumlah dan nilai transkasi paling besar. Selama sembilan bulan di 2020, ada 211 transaksi yang terjadi di kategori ini, dengan total nilai US$15,3 miliar. Sementara itu, di kategori platform & tech, jumlah transaksi yang terjadi mencapai 112 transaksi, dengan total nilai US$3,97 miliar. Dalam kategori esports, terdapat 89 transaski dengan total nilai US$685 juta, dan di kategori other, terdapat 25 transaksi yang bernilai US$504 juta.

Jumlah dan nilai total transaksi di 4 kategori selama 9 bulan terakhir. | Sumber: InvestGame

InvestGame juga membagi ratusan transaksi yang terjadi selama 2020 berdasarkan tipe transaksi, yaitu IPO, akuisisi, dan investasi privat. Dari ketiga tipe tersebut, IPO memiliki valuasi paling besar, mencapai US$9,2 miliar. Salah satu perusahaan game yang melakukan IPO pada tahun ini adalah Unity.

Sementara itu, akuisisi memiliki valuasi terbesar kedua dengan nilai US$6,6 miliar. Memang, sepanjang 2020, terdapat beberapa akuisisi bernilai besar di industri game. Terakhir, jenis investasi privat, yang jumlahnya mencapai US$4,6 miliar sepanjang 2020. Di industri game, VC yang paling aktif saat ini antara lain Play Ventures, Galaxy EOS VC, Bitkraft Ventures, Sisu Game Ventures, dan Makers Fund.

 

Akuisisi di Industri Game Selama 2020

Tahun ini, cukup banyak akuisisi penting yang terjadi. Salah satunya adalah akuisisi perusahaan Turki, Peak Games oleh Zynga seharga US$2 miliar. Akuisisi lain yang menarik perhatian banyak orang adalah akusisi developer Warframe, Leyou Technologies oleh Tencent. Sementara pada September 2020, Microsoft mengakuisisi ZeniMax senilai US$7,5 miliar.

Sepanjang 2020, Tencent menjadi salah satu perusahaan yang paling aktif dalam mengakuisisi perusahaan lain. Memang, sejak tahun lalu, konglomerasi asal Tiongkok itu sangat aktif membeli saham atau bahkan mengakuisisi perusahaan game seperti Funcom dan Marvelous. Selain Tencent, dua perusahaan lain yang aktif melakukan akuisisi di industri game adalah Embracer Group serta Stilfront Group.

"Satu hal yang paling menarik, jumlah transaksi M&A di dunia game tetap sangat banyak meski di tengah pandemi," kata Evdokimov. "Hanya saja, jumlah transaksi dari VC -- baik pada tahap awal maupun akhir -- memang mengalami penurunan secara signifikan."

Sepanjang tahun ini, ada 41 perusahaan mobile game yang diakusisi. Secara total, nilai akuisisi perusahaan-perusahaan tersebut mencapai US$4,4 miliar. Sementara akuisisi terkait perusahaan game konsol dan PC memiliki nilai yang jauh lebih besar, mencapai US$10,5 miliar.

 

Popularitas Streamer dan Esports Buat Ekosistem Game Semakin Besar

Selama ini, jika sebuah merek ingin menjangkau para gamer, mereka hanya bisa bekerja sama dengan developer atau publisher game untuk memasang iklan dalam game. Namun, sekarang, ekosistem game telah berkembang menjadi lebih besar berkat semakin populernya streamer dan esports. Konsumen game tak lagi terbatas pada orang-orang yang memainkan sebuah game tapi juga orang-orang yang menonton konten game melalui platform streaming atau fans esports. Dan banyak merek yang semakin tertarik untuk memenangkan hati para audiens gaming tersebut.

Contoh beberapa perusahaan besar yang bekerja sama dengan pelaku industri game/esports. | Sumber: White Star Capital

Buktinya, banyak merek ternama yang tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan game dan esports, seperti Louis Vuitton, Adidas, dan BMW. Ketiga perusahaan tersebut memang tidak membuat produk yang berhubungan langsung dengan game. Namun, hal itu tidak menghentikan mereka untuk bekerja sama atau menjadi sponsor dari pelaku industri game dan esports. Misalnya, dalam kasus Louis Vuitton, mereka bekerja sama dengan Riot Games tidak hanya untuk membuat koleksi pakaian bertema League of Legends tapi juga membuat skin mewah bagi karakter dalam game.

Salah satu alasan mengapa esports kini menarik perhatian merek-merek besar adalah karena pertumbuhan audiens mereka yang cukup signifikan. Menurut Deloitte, fans esports di dunia mencapai 380 juta orang pada 2018. Sementara pertumbuhan fans esports per tahun mencapai 15%.

Pertumbuhan penonton esports. | Sumber: NfX

 

Penutup

Ada beberapa kesamaan antara perusahaan game dan startup. Salah satunya, biasanya, keduanya tidak memiliki aset yang berwujud. Hal ini akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Di sinilah perusahaan venture capital bisa membantu. Mereka tidak hanya bisa menyediakan modal, tapi juga keahlian dan jaringan. Dan hal ini bisa membantu startup atau perusahaan game tumbuh.

Pada awalnya, perusahaan-perusahaan game tak terlalu menarik minat para VC, kecuali VC yang memang mengkhususkan diri untuk mendanai perusahaan game. Namun, seiring dengan semakin beragamnya perusahaan yang bergerak di bidang game, para VC pun mulai tertarik. Salah satu alasan mengapa industri game kini menjadi semakin beragam adalah karena semakin populernya streamer dan esports. Kedua hal ini membuka pintu baru bagi perusahaan yang ingin bekerja sama dengan pelaku industri game.

Sumber: Medium, VentureBeat