15 January 2018

by Yoga Wisesa

Kacamata Pintar eSight Bisa Mengembalikan Penglihatan Penderita Kebutaan

Solusi ini praktis, 'hands-free', dan sama sekali tidak memerlukan operasi.

Saat ini ada 250 juta orang di dunia yang tidak mendapatkan berkah penglihatan normal. Angkanya memang menurun drastis dibanding tahun 90-an, tetapi kini mayoritas populasi penderita terkonsentrasi di negara-negara berkembang. Hal tersebut memberikan dampak ekonomi di wilayah itu: para penderita tidak bisa bekerja optimal dan sulit bagi mereka buat mendapatkan pengobatan karena biaya.

Satu tim inovator ingin memberikan solusi terhadap problem tersebut. Di CES 2018 kemarin, mereka memamerkan ujung tombak dari kampanye 'menghapuskan kebutaan di tahun 2020', yaitu sebuah perangkat unik bernama eSight. eSight adalah wearable device yang memungkinkan penderita gangguan visual untuk bisa melihat normal kembali. Solusi tersebut praktis, 'hands-free', dan sama sekali tidak memerlukan operasi.

eSight merupakan visor berpenampilan seperti versi kecil PlayStation VR. Seperti smart glasses atau head-mounted display, ia didesain untuk dikenakan di kepala. Jika dibutuhkan, produsen juga bisa membubuhkan lensa di bagian dalam. Sebuah kamera berkecepatan tinggi di luar bertugas 'melihat' dunia di sekitar sang pengguna, lalu gambar tersebut diproyeksikan ke sepasang layar OLED.

Kacamata pintar ini dibekali software khusus yang berfungsi untuk mempertajam dan membersihkan gambar-gambar. Para developer-nya berjanji tidak akan ada lag/keterlambatan antara image yang dilihat kamera dengan output di layar, lalu hasilnya pun tidak terlihat seperti gambar digital. Lalu karena bagian visor bisa dinaik-turunkan (dinamai sistem Bioptic Tilt), kita tidak kehilangan kemampuan melihat keadaan di sekitar.

eSight turut dilengkapi unit kendali terpisah, memungkinkan Anda menyesuaikan posisi visor serta mengaktifkan fitur zoom. Di sana bahkan tersedia port HDMI untuk menyambungkan perangkat ini ke unit player. Berkat kapabilitas ini, pengguna bisa menikmati serial TV atau film seperti saat mengaksesnya dari headset virtual reality.

Device ini memperkenankan para penderita gangguan penglihatan buat beraktivitas sehari-hari, melakukan kegiatan edukasi (mengikuti kelas di sekolah hingga kuliah), hingga bekerja secara normal. Dan berbeda dari perangkat wearable immersive sejenis, absennya latency memastikan sang user tidak merasa mual ketika mengenakannya serta tidak menyebabkan masalah ketidakseimbangan saat berjalan.

Kendala terbesar bagi tim eSight buat menghilangkan kebutaan adalah ongkos produksi yang sangat mahal. Untuk memiliki satu unit kacamata pintar ini, Anda harus mengeluarkan uang sebesar US$ 10 ribu. Itulah alasannya mereka melangsungkan program Make Blindness History by 2020. Di sana, Anda bisa berpartisipasi demi membantu sejumlah individu yang di-highlight oleh eSight.

Via Digital Trends. Sumber: eSight.