8 November 2019

by Glenn Kaonang

QooCam 8K Buktikan Bahwa Kamera 360 Derajat Beresolusi 8K Tidak Harus Sebesar Bola Basket

Juga dapat dijadikan kamera untuk vlogging layaknya GoPro Max

Insta360 One X dan GoPro Max sudah membuktikan bahwa ukuran bukanlah penghalang bagi kamera 360 derajat untuk bisa memaksimalkan potensinya. Dua kamera tersebut sama-sama mudah disimpan dalam kantong, akan tetapi output video yang dihasilkan tetap memuaskan di resolusi 5,6K 30 fps.

Kalau yang dikejar adalah resolusi yang lebih tinggi lagi, opsi yang tersedia sayangnya tidak ada lagi yang masuk kategori pocketable, melainkan yang sebesar bola basket atau termos. Benarkah demikian? Tidak kalau menurut pabrikan asal Tiongkok bernama Kandao.

Bantahan itu mereka buktikan lewat QooCam 8K, sebuah kamera 360 derajat berdimensi ringkas yang sanggup merekam dalam resolusi 8K (7680 x 3840 pixel). Pocketable tapi beresolusi amat tinggi, QooCam jelas merupakan spesies kamera 360 derajat yang masih langka sejauh ini. Andai diperlukan, ia pun juga siap merekam video dalam resolusi 4K 120 fps.

Output video sebesar itu datang dari sensor yang berukuran besar pula, 1/1,7 inci, dengan kemampuan memotret di resolusi 30 megapixel. Ia bahkan mewarisi fitur image stacking ala smartphone, dan yang ditumpuk di sini adalah gambar dalam format RAW, sehingga hasil akhir fotonya diyakini punya detail dan dynamic range yang lebih baik.

Mengikuti tren stabilization internal yang begitu efektif yang dipopulerkan oleh Insta360 dan GoPro, QooCam 8K turut mengemas gyroscope 6-axis untuk menstabilkan video yang tengah direkam tanpa harus bergantung pada gimbal. Sistem stabilization ini juga membuatnya ideal dipakai untuk vlogging, dan ia memang dibekali mode khusus untuk vlogging layaknya GoPro Max.

Dalam mode tersebut, lensa dan sensornya cuma berfungsi di satu sisi saja. Di sisi sebaliknya, layar sentuh 2,4 inci bertugas menampilkan preview yang tengah direkam secara real-time. Tentu saja layar ini juga berguna untuk meninjau hasil rekaman atau jepretan tanpa harus menyambungkannya terlebih dulu ke smartphone.

Urusan editing, aplikasi pendampingnya ternyata tidak kalah cerdas. Sebuah fitur bernama 8K Express Edit memungkinkan pengguna untuk menyunting video 8K langsung di smartphone. Bukankah itu merupakan tugas yang amat berat untuk hardware sekelas ponsel? Betul, akan tetapi ini bisa diakali dengan metode proxy editing.

Jadi yang dilihat dan disunting sebenarnya bukanlah video aslinya, melainkan salinannya yang sudah di-downgrade menjadi resolusi 4K supaya tidak memberatkan ponsel. Setelahnya, aplikasi secara otomatis akan menerapkan semua penyesuaian pada video aslinya, sehingga hasil akhirnya tetap di resolusi 8K.

Buat yang lebih suka menyiarkan rekamannya secara langsung, QooCam 8K mendukung live streaming ke berbagai platform, akan tetapi resolusi maksimumnya cuma 4K. Kandao berencana melepas QooCam 8K ke pasaran mulai bulan Desember mendatang dengan banderol $599.

Sumber: Digital Trends.