1. Startup

Investree Akuisisi Sebagian Saham Mbiz, Mulai Kembangkan Infrastruktur Penunjang Bisnis UKM

Incar perusahaan lain untuk diakusisi, tak hanya di Indonesia saja tapi juga di Asia Tenggara

Platform fintech lending Investree mengumumkan akuisisi saham platform procurement b2b Mbiz dengan nilai transaksi yang dirahasiakan, sebagai upaya mulai dibangunnya infrastruktur penunjang bisnis UKM yang tidak hanya menyangkut soal pembiayaan saja.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi enggan menyebut lebih detail mengenai persentase saham yang diambil perusahaan di Mbiz. Dia hanya menyebut cukup signifikan, karena perusahaan menempatkan board observer di dalam jajaran direksi Mbiz.

Board observer adalah posisi selevel direksi dan bisa mengikuti rapat rutin perusahaan. Akan tetapi, tidak punya kewenangan untuk mengambil keputusan bisnis.

"Strategi Investree ke depannya enggak hanya menawarkan financing saja, tapi solusi bisnis untuk UKM. Daripada bangun sendiri procurement, lebih baik buat kemitraan strategis dengan menjadi pemegang saham," terangnya, Jumat (27/12).

Adrian mengaku proses akuisisi saham ini sudah mulai dilakukan hampir setahun dan memulainya dengan pembiayaan modal kerja untuk supplier. Kemitraan tersebut diumumkan pada kuartal ketiga tahun ini. Disebutkan ada belasan pengguna Mbiz yang terdiri dari vendor dan pembeli yang memanfaatkan fasilitas pembiayaan senilai Rp90 miliar.

Menurutnya, Mbiz menarik karena memiliki struktur yang unik, punya vendor dan pembeli yang sesuai dengan apa yang diincar Investree. Digitalisasi UKM bisa melalui e-procurement karena terjadi proses transaksi pengadaan barang dan jasa yang transparan, dapat dipertanggungjawabkan, dan bisnis semakin kompeten.

Transformasi digital UKM di Indonesia baru 8% atau 3,92 juta dari total 59,2 juta pelaku yang hadir di Indonesia. Turut mendukung laporan dari McKinsey & Co, potensi e-procurement di Indonesia mencapai $125 miliar pada 2025. Estimasi ini gabungan dari global corporate services ($18 miliar), b2b marketplace ($76 miliar), dan b2b services ($36 miliar).

Sementara itu, pemain terdepan di Indonesia masih dikuasai oleh perusahaan yang bergerak di segmen b2c marketplace (Lazada, Tokopedia, Shopee, Bukapalak), transportation, travel, and hospitality (Traveloka), dan mobilitas (Gojek dan Grab).

CEO Mbiz Rizal Paramarta menjelaskan, bagi perusahaannya masuknya Investree sebagai pemegang saham menguatkan komitmen perusahaan untuk menjadi pemain terdepan di bisnis e-procurement. Pada tahun depan akan ada banyak pengembangan produk dari Investree yang dikhususkan untuk menyasar lebih banyak klien Mbiz.

"Selama ini kita hanya mempertemukan buyer dan seller saja, padahal kita ingin buat ekosistem secara end-to-end untuk solusi procurement. Kita masuk tahap awal dengan financing karena transaksi b2b ini enggak lepas dari kebutuhan modal kerja," ujarnya.

Melalui platform Mbiz.co.id dan Mbizmarket, para UKM bersama vendor barang dan jasa akan memiliki akses modal kerja untuk memasarkan bisnisnya. Selama ini para vendor mengalami kesulitan produksi akibat termin pembayaran yang tidak bersahabat dengan cashflow, sehingga menyulitkan mereka untuk mengembangkan bisnis lebih lanjut.

Kehadiran Investree di dalam platform Mbiz diharapkan menjadi solusi efektif bagi perusahaan atau lembaga pembeli barang dan jasa yang mengalami kesenjangan waktu untuk melakukan pembayaran ke vendor, sementara kebutuhan akan barang atau jasa yang ditransaksikan dalam kondisi mendesak.

Rizal menambahkan masuknya Investree sekaligus menandakan masuknya investor eksternal kedua setelah Tokyo Century Corporation saat putaran seri A di 2017. Pada putaran itu, perusahaan mendapat dana segar sebesar Rp1 triliun. Investree, sambungnya, masuk dalam dua metode yakni pendanaan ekuitas dan didominasi oleh pembiayaan utang (debt).

"Ini investor kedua kita, setelah Tokyo Century karena model bisnis kita bukan bakar-bakar uang, pembeli b2b itu rasional, sehingga kurang cocok bila ditawarkan promo-promo."

Mbiz adalah anak usaha dari Multipolar, bagian dari Lippo Group yang didirikan pada 2015. Lippo sekaligus menjadi angel investor saat dirintisnya Mbiz.

Rencana berikutnya

Hasil dari aksi korporasi tersebut akan dibawa lebih lanjut untuk ekspansi Investree ke Filipina. Ekspansi ini akan diresmikan pada Januari 2020 dengan merek Investree Philipines. Di sana perusahaan akan menyediakan solusi pembiayaan e-procurement karena kondisinya kurang lebih seperti Indonesia.

Adrian mengaku, perusahaan sedang dalam diskusi tahap akhir bersama konglomerasi lokal yang memiliki berbagai lini bisnis dari hotel, properti, plantation, hingga bank, untuk mengatasi masalah procurement di sana.

Setelah Mbiz, perusahaan akan mengincar perusahaan lainnya yang bergerak di ekosistem penunjang bisnis UKM. Lokasinya tak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara. Adrian mengaku sudah melihat beberapa calon perusahaan, tapi belum bisa disebutkan lebih lanjut. Salah satu sektor yang diincar bergerak di logistik.

More Coverage:

Hingga pertengahan bulan Desember 2019, Investree membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp4,28 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp3,19 triliun. Investree sudah beroperasi di Thailand dan Vietnam (dengan brand eLoan).

Adrian menyebut apabila regulasi di Vietnam sudah rampung, ada kemungkinan besar untuk mengubah brand menjadi Investree Vietnam. Soal penamaan brand ini juga menyangkut persentase saham yang dimiliki Investree di sana dengan eLoan.

"Kepemilikan saham kita di Vietnam itu minoritas. Nanti jika regulasi fintech-nya sudah jadi, baru ada pertimbangkan untuk nambah saham dan pakai branding Investree," pungkas dia.

Application Information Will Show Up Here

 

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again