16 February 2015

by Yoga Wisesa

Ketika Notebook Gaming Tak Lagi Eksklusif Untuk Gamer

Di tengah ketatnya serbuan new-gen console pada pasar gaming pertengahan tahun lalu, Jon Peddie Research mengungkap bahwa penjualan hardware PC ternyata dua kali lebih besar. Terdiri atas desktop serta notebook, upgrade komponen, dan periferal gaming, penjualan menunjukkan angka yang sangat sehat, terlepas dari 'menurunnya' permintaan PC.

Banyak orang memilih PC karena beragam alasan. Ia merupakan platform gaming paling terbuka dan sama sekali tidak eksklusif. Khalayak diperkenankan memilih sendiri hardware serta aksesoris sesuai kebutuhan dan dana. Kontennya juga tidak dimonopoli oleh satu brand saja. Khususnya di Indonesia, merakit PC jauh lebih ekonomis dan fungsional ketimbang membeli console berkat hardware yang kian canggih serta murah.

Namun di dalam ekosistem platform PC, notebook gaming hadir sebagai sebuah 'anomali'. Produk di kelas ini dirancang demi memadukan dua gagasan yang secara praktek bertolak belakang: performa layaknya PC dekstop, dengan tingkat mobilitas tinggi agar mudah dibawa kemana-mana. Hingga sekarang, produsen ternama sekalipun masih mencari titik keseimbangan antara dua konsep itu.

Berbeda dari PC jenis lain, notebook gaming masuk di kategori barang super-mewah. Kompensasi mobilitas dan hardware canggih adalah harga tinggi serta minimnya kustomisasi. Tapi hal aneh sedang terjadi, lini notebook gaming menjadi sangat digemari. Fans Asus Republic of Gamers terus bertambah, kepopularitasan brand gaming MSI melesat dengan cepat, Lenovo kini bermain di notebook gaming, bahkan HP kembali berkecimpung di pasar tersebut. Apa gerangan yang sedang terjadi?

Info menarik: MSI Gabungkan Desktop Gaming dan Mobilitas Laptop Dalam GS30 Shadow

Minggu lalu, saya mendapat kesempatan berbincang-bincang dengan Green Lin selaku Regional Marketing Manager MSI. Kehadiran ia di Indonesia bukanlah kebetulan. Seandainya ibukota Jakarta tidak terendam banjir, MSI berencana untuk melepas GT80 Titan secara resmi di sini. Titan ialah laptop gaming berperforma paling tinggi di Bumi, sekaligus notebook pertama yang mengusung teknologi mechanical keyboard.

MSI belum berkenan memberi informasi rinci soal harga (Anda dapat melakukan sedikit riset di internet). Namun hal tersebut menandakan bahwa di mata produsen, Indonesia adalah salah satu target pasar berpotensi. Masalahnya, produk-produk ini bukanlah barang murah. Pertanyaannya sekarang, siapa yang rela mengeluarkan puluhan juta rupiah hanya demi notebook gaming ketika masih banyak opsi lebih murah?

Ternyata ada perubahan tren di pasar PC dunia. Notebook-notebook berukuran besar dan mahal kini dianggap solusi pengganti desktop. Pasalnya ia lebih praktis serta tidak ada keruwetan setup, ditambah langsung bisa dioperasikan tanpa perlu menambatkan GPU discrete atau berurusan dengan kabel berantakan. Di mata konsumen, mereka ialah alternatif pengganti pusat hiburan di rumah hingga PC kelas workstation.

Artinya, laptop gaming saat ini tak lagi eksklusif buat gamer semata. Para profesional sudah sadar ada pilihan lebih fleksibel dan canggih. Apalagi kompatibilitas notebook terhadap periferal juga kian meningkat. Anda bisa melengkapinya dengan Blu-Ray drive/burner, dibekali layar canggih, bahkan ada microphone, card reader sampai webcam. Rahasia lain terdapat pada banyaknya opsi varian.

Ambil GT80 Titan lagi untuk contohnya. MSI menerangkan, mereka telah menyiapkan tipe lebih murah seandainya konsumen bersikeras ingin membeli notebook ber-keyboard mekanik tapi dibatasi masalah modal. Hal tersebut berlaku ke hampir semua model.

Info menarik: Bisnis Hardware Gaming PC Dua Kali Lipat Lebih Besar dari Home Console

Di kesempatan terpisah, distributor resmi MSI di Indonesia Alfa Artha Andhaya, membenarkan bahwa notebook gaming tak lagi untuk para gamer saja. Pembelinya adalah para pengusaha, termasuk orang-orang yang pekerjaannya sama sekali tidak berkaitan dengan industri hiburan dan gaming.

Kita tahu, semakin tinggi hierarki suatu produk, permintaan kian mengecil. Menariknya, dari penuturan salah satu toko online dan pemasok barang-barang spesialis gaming di Indonesia, tiap bulan penjualan notebook gaming high-end selalu ada. Memang tidak banyak, mungkin cuma satu hingga tiga unit, tapi selalu ada. Dan banyak di antara konsumen malah berasal dari luar Jakarta.

Kita bisa simpulkan, di Indonesia nama-nama papan atas semisal Asus Republic of Gamers, MSI, Xenom beserta Alienware bertarung mati-matian demi memperebutkan celah di pasar yang sangat kecil.

Juara kompetisi itu bukanlah sekedar produk dengan kombinasi hardware canggih dan harga murah saja - karena kedua faktor itu dapat terpenuhi melalui PC desktop - namun model mana yang menyuguhkan fitur paling canggih dan fungsional buat kebutuhan konsumennya.