25 October 2019

by Yoga Wisesa

Keypad Gaming Razer Tartarus Pro Simpan Switch Optik Mekanis Super-Sensitif

Switch tersebut memiliki karakteristik yang menyerupai bagian stik analog di controller Xbox One atau DualShock 4.

Keyboard dan mouse dianggap banyak gamer sebagai sistem input paling ideal. Kombinasi keduanya menyajikan metode kendali yang presisi, lengkap, intuitif dan mudah dikustomisasi. Namun bagi beberapa orang, jumlah tombol yang terlalu banyak kadang membingungkan dan berpeluang mengalihkan perhatian. Itu sebabnya sudah lama Razer menyediakan periferal berupa keypad gaming.

Keypad gaming merupakan potongan keyboard yang dispesialisasikan untuk menangani genre permainan tertentu. Setelah merilis Tartarus generasi pertama (2013), Razer melepas Orbweaver Chroma (2015), kemudian disusul oleh Tartarus V2 (2017). Meneruskan tradisi peluncuran keypad gaming (yang tampaknya dilakukan setiap dua tahun), perusahaan pimpinan Min-Liang Tan itu baru-baru ini memperkenalkan Tartarus Pro.

Dari sisi penampilan, Tartarus Pro terlihat tidak begitu berbeda dari V2. Anda kembali disuguhkan tombol-tombol ber-backlight LED, scroll wheel, serta tubuh ergonomis melengkung untuk mengisi telapak tangan dipadu bantalan empuk. Terdapat pula thumb stick serta rangkaian tombol yang mudah dicapai oleh jempol. Tartarus Pro kabarnya dirancang demi memuaskan para penggemar permainan MMO yang paling menuntut, dan seluruh 32 tombol di sana dapat kita ubah fungsinya.

Tartarus Pro ditopang oleh sistem pencahayaan LED RGB Razer Chroma dan mempersilakan Anda bermain-main dengan 16,8 juta warna. Kustomisasi dapat dilakukan menggunakan software Razer Synapse, lalu keypad gaming ini tersambung ke PC via kabel braided.

Meski tampak serupa seperti pendahulunya, Tartarus Pro menyimpan bagian dalam yang lebih canggih. Switchmecha-membrane yang ada di Tartarus V2 (menggunakan karet tetapi dirancang agar memberikan sensasi ala switch mekanis) digantikan oleh jenis optik analog. Sederhananya, switch ini memanfaatkan sinar. Ketika tombol ditekan, sinar tersebut akan terputus, kemudian sistem segera meregistrasinya sebagai input.

Sebelumnya, Razer menggunakan switch optik analog di keyboard Hunstman Elite. Uniknya, switch ini memiliki karakteristik yang lebih menyerupai stik analog di controller Xbox One atau DualShock 4 ketimbang switch mekanis standar. Contohnya jika Anda sedang bermain Assassin's Creed Odyssey. Dengan menekan separuh tombol Tartarus Pro, sistem dapat membacanya dan memerintahkan karakter di permainan untuk berjalan - tidak berlari di kecepatan penuh.

Uniknya lagi, titik actuation dari masing-masing tombol dapat dikonfigurasi. Anda bisa mengatur 'sedalam' apa tombol akan terbaca secara penuh, termasuk pula membuat tombol lebih sensitif terhadap sentuhan. Sebuah tombol bahkan dapat diprogram agar mempunyai dua fungsi - satu ketika ditekan setengah dan satu lagi saat ditekan penuh. Selain itu, fitur macro dan kemudahan mengakses delapan profile berbeda memastikan sesi gaming jadi lebih efisien.

Razer Tartarus Pro sudah mulai dipasarkan. Untuk memilikinya, Anda perlu mengeluarkan uang sebesar US$ 130. Sebagai perbandingan, Tartarus V2 dibanderol seharga US$ 80.

Via PC Gamer.