25 July 2019

by Yoga Wisesa

Keystone Ialah Keyboard Mekanis 'Magnetis' Dengan Sentuhan AI

Melalui pemanfaatan metode magnetis Hall Effect, keyboard bisa mengetahui secara jelas pergerakan di masing-masing tombol.

Meski kini tersedia banyak solusi untuk berinteraksi dengan konten digital - layar sentuh, stylus hingga gesture - keyboard masih sulit digantikan jika Anda membutuhkan keakuratan dan kecepatan input. Menariknya, dari sejak ditemukan sampai sekarang, wujud keyboard tak banyak berubah. Mayoritas pengembangan tampaknya lebih difokuskan pada teknologi penunjang di dalam.

Tapi tak ada masalah dengan pendekatan itu. Keyboard sudah kian canggih dan Anda mungkin sudah mendengar soal pemanfaatan teknologi sensor inframerah demi meminimalkan peluang eror. Hal ini cukup mengagumkan, tapi tunggu hingga Anda mengenal Keystone ciptaan tim Input Club. Keystone adalah sebuah papan ketik berkonsep masa depan berkat kemampuannya mendeteksi tingkat tekanan serta dukungan kecerdasan buatan.

Menariknya, semua kecanggihan itu bersembunyi dalam perangkat berpenampilan tradisional. Keystone menyajikan opsi layout full-size atau tenkeyless (tanpa numerical pad) serta menyuguhkan key-cap berbahan plastik PBT. Selain itu, Keystone turut dibekali sistem pencahayaan LED RGB per-key - mempersilakan kita mengustomisasi pola dan warna dari masing-masing tuts. Agar bisa bekerja, keyboard tersambung ke PC lewat kabel,

Aspek istimewa dari Keystone terletak di dalam. Keyboard ini mengandalkan kombinasi dua fitur utama, yaitu High Definition Analog Control dan sistem deteksi Hall Effect per-key. Singkatnya, teknologi-teknologi tersebut memungkinkan keyboard mengetahui sejauh mana suatu tombol ditekan. Hal ini membuat pengalaman penggunaannya jadi lebih intuitif, baik bagi gamer, desainer bahkan untuk penggunaan secara umum.

Jantung dari Keystone ialah teknologi Hall Effect. Melalui pemanfaatan metode magnetis, switch bisa mengetahui pergerakan tombol (kita bahkan dapat menyesuaikan sejauh apa jarak tekan tombol hingga sebuah perintah teregistrasi). Karakteristiknya mirip stik analog di controller Xbox One atau DualShock 4. Dan karena pada dasarnya Hall Effect tidak membutuhkan kontak fisik elektrik, Keystone juga jauh lebih awet dari keyboard dengan switch mekanis standar, menjanjikan daya tahan hingga miliaran kali tekan.

Lalu bagaimana dengan sensasi pemakaiannya? Keystone memanfaatkan switch SILO yang punya karakteristik layaknya varian mekanis biasa. Tersedia pilihan profil linier (Red Slider), tactile hening (Tan Slider) dan clicky (Blue Slider). Switch mempunyai struktur hot-swappable, memungkinkan kita menggota-gantinya kapan pun - membuatnya sangat fleksibel untuk menopang kebutuhan berbeda.

Bagian terbaik dari Keystone ialah dukungan kecerdasan buatan 'adaptive typing' yang dirancang untuk mempelajari kebiasaan penggunanya, misalnya seberapa jauh jari Anda menekan tombol. Menurut Input Club, hal ini sangat esensial karena tiap orang  mempunyai ukuran tangan dan panjang jari berbeda. Alhasil, kian sering digunakan, Keystone jadi semakin nyaman dan intuitif.

Input Club Keystone bisa Anda pesan sekarang di Kickstarter. Produk dijajakan seharga mulai US$ 150, rencananya akan dikirimkan pada para backer pada bulan Februari 2020.