3 December 2015

by Glenn Kaonang

Layanan Streaming Songza Siap Dilebur ke Google Play Music Awal Tahun Depan

Semua fiturnya telah diwariskan ke Google Play Music

Setelah setahun lebih, Google akhirnya memutuskan untuk memensiunkan Songza pada tanggal 31 Januari 2016 mendatang. Sekedar informasi, Songza adalah layanan streaming musik yang diakuisisi oleh Google pada bulan Juli 2014. Songza sendiri sudah beroperasi sejak tahun 2007, menawarkan playlist terkurasi berdasarkan mood maupun aktivitas pengguna.

Kini keunikan tersebut sudah diwariskan ke Google Play Music. Pada kenyataannya, selama ini Google cukup sibuk mengintegrasikan fitur-fitur milik Songza ke dalam layanan streaming musiknya sendiri. Prosesnya memang memakan waktu, tapi pada akhirnya Songza pun bisa melebur dengan Play Music secara sempurna.

Namun para penggemar Songza tak perlu khawatir, karena mereka akan diberi kesempatan untuk memindahkan akunnya ke Google Play Music. Dengan demikian, semua history maupun playlist yang telah dicantumkan sebagai favorit juga akan muncul di Google Play Music.

Google juga memastikan bahwa seluruh fitur Songza bisa dinikmati secara cuma-cuma di Google Play Music. Biaya berlangganan cuma diperlukan kalau pengguna hendak mengakses katalog lagu secara on-demand dan mengunggah koleksi lagu pribadinya ke cloud.

Bicara soal biaya berlangganan, Google juga berencana meluncurkan family plan dalam waktu dekat, yang mencakup enam anggota keluarga sekaligus seharga $15 per bulan – mirip seperti yang ditawarkan oleh Apple Music.

Yang disayangkan, Google Play Music tak kunjung tersedia di tanah air sampai saat ini. Dalam email yang dikirim ke seluruh pengguna Songza, dikatakan bahwa Google akan terus mengekspansi Play Music ke negara-negara lainnya. Namun tidak ada kepastian mengenai kapan Indonesia kebagian jatah.

Mungkin saja Google selama ini masih fokus mewariskan fitur-fitur Songza ke Play Music, memperkuat posisinya terlebih dahulu dalam kompetisi layanan streaming musik. Kini semuanya sudah siap dan mereka pun bisa berfokus pada ekspansi internasional yang lebih agresif lagi. Semoga saya tidak salah…

Sumber: TechCrunch. Gambar header: YouTube.