Lenovo dan Power League Gaming Buat Miss Esports untuk Dukung Gamer Perempuan

Gamer yang terpilih sebagai duta Miss Esports akan mendapatkan kesempatan untuk memperluas jaringan mereka

Menurut riset yang dilakukan oleh Newzoo di 13 negara, 46% gamer merupakan perempuan. Sementara di kawasan Timur Tengah dan Amerika Utara (MENA), gamer yang ada di rentang umur 18-24 tahun menghabiskan waktu selama sekitar 8 jam per minggu untuk bermain game di konsol. Dari semua gamer tersebut, sekitar 35% merupakan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah gamer perempuan juga cukup banyak.

Menyadari hal ini, Lenovo dan Power League Gaming (PLG) bekerja sama untuk mendukung para gamer perempuan di kawasan MENA dengan membuat platform Miss Esports. Keduanya menciptakan platform tersebut pada tahun ini. Platform Miss Esports menunjuk sejumlah gamer perempuan sebagai "duta" untuk menjadi mentor dan panutan bagi gamer perempuan lainnya. Pada akhirnya, dibentuknya Miss Esports bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang aman dan suportif pada gamer perempuan di kawasan MENA.

Claire Carter, Marketing Director, Lenovo – Middle East and Africa.

Para gamer perempuan yang telah terpilih untuk menjadi duta Miss Esports sebelum ini telah sukses membangun karir profesional mereka di dunia gaming dan esports. Karena itu, sekarang Miss Esports mencari gamer perempuan baru untuk menjadi duta. Setiap gamer perempuan yang terpilih menjadi duta Miss Esports akan merepresentasikan negara asal mereka. Nantinya, para duta Miss Esports akan diminta untuk berbagi tentang pengalaman pribadi mereka di dunia gaming. Tak hanya itu, mereka juga akan mendapatkan kesemptan untuk menjalin jaringan dengan para pelaku industri game, streaming, dan produksi konten game.

"Kita harus bisa menciptakan ekosistem yang inklusif. Miss Esports merupakan bagian dari usaha kami untuk mendukung semua gamer -- dalam kasus ini, kami ingin menciptakan komunitas positif untuk mendukung gamer perempuan bertalenta," kata Claire Carter, Marketing Director Lenovo, Middle East and Africa, seperti dikutip dari Esports Insider. Dia mengungkap, tujuan akhir mereka adalah untuk menciptakan kesetaraan antara gamer perempuan dan laki-laki sehingga keduanya bisa bertanding bersama.

Industri game dan esports memang sering dianggap sebagai dunia laki-laki. Namun, belakangan, semakin banyak program yang bertujuan untuk mendorong gamer perempuan tumbuh dan berkembang, sepreti program _FE dari Dignitas atau beasiswa khusus perempuan dari Universitas Roehampton.