14 February 2017

by Yoga Wisesa

Lensa Kacamata Pintar Ini Bisa Beradaptasi Dengan Kondisi Mata Anda

Metode ini bisa menjadi alternatif lebih baik dari penggunaan kacamata resep biasa.

Saat membahas kacamata pintar, hal pertama yang muncul di benak kita adalah kapabilitas augmented reality didukung fitur layaknya komputer wearable. Sayangnya, sejauh ini smart glasses belum memberi banyak terobosan di sisi peningkatan kemampuan melihat. Tapi hal itu akan segera berubah karena berkat kreasi peneliti Utah ini kita tak perlu mengganti kacamata selamanya.

Para ilmuwan University of Utah kabarnya tengah mengembangkan 'kacamata pintar' dengan lensa berbasis cairan yang bisa menyesuaikan fokus secara otomatis sehingga para penggunanya tidak usah lagi menggonta-ganti lensa atau lepas-pasang kacamata saat beraktivitas. Metode ini merupakan alternatif lebih baik dari penggunaan kacamata resep biasa, karena pada dasarnya aksesori tersebut tidak memperbaiki masalah daya akomodasi mata.

Lensa dari kacamata pintar ini terbuat dari perpaduan glycerin, cairan kental transparan, serta bagian membran fleksibel. Membran tersebut secara mekanik bisa bergerak maju dan mundur, mengubah kelengkungan dari lensa gliserol. Lensa itu sendiri diposisikan di bingkai, berisi sensor inframerah yang berfungsi untuk mengukur jarak wajah ke objek terdekat. Komponen ini akan mengirimkan sinyal buat memicu transformasi lensa.

Hebatnya lagi, proses ini berlangsung sangat cepat, hanya 14-milidetik. Dan seperti perangkat wearable pada umumnya, kacamata pintar juga dibekali aplikasi mobile, di mana pengguna bisa memasukkan data mengenai mata mereka setelah dicek oleh dokter. Tersambung via Bluetooth, device segera melakukan proses kalibrasi dengan sendirinya, dapat diterapkan setiap kali Anda mendapatkan resep baru.

"Keunggulan terbesar dari kacamata pintar kami adalah saat seseorang mengenakannya, objek dihadapannya akan selalu terlihat jelas, seberapa pun jaraknya," tutur Profesor Carlos Mastrangelo selaku pemimpin proyek ini via Smithsonian.com. "Keunikannya lainnya ialah lensa bisa beradaptasi seandainya daya akomodasi lensa mata sang pengguna kembali berubah."

Saat mencapai umur 45 tahun, mayoritas orang mau tak mau harus mengenakan kacamata agar bisa membaca karena daya akomodasi lensa terus berkurang. Lensa mata anak-anak dan remaja dapat berubah bentuk tanpa kesulitan. Namun seiring bertambahnya usia, lensa menjadi lebih kaku, mengakibatkan benda dekat jadi tampak kabur - memaksa Anda memakai kacamata plus.

Meski belum diuji secara formal, Mastrangelo dan timnya sudah mencoba kecanggihan kacamata pintar tersebut. Langkah selanjutnya yang akan mereka lakukan ialah memperkecil ukuran dan meminimalisir bobotnya. Para ilmuwan memperkirakan, smart glasses unik ini siap dipasarkan dalam waktu dua atau tiga tahun lagi.