17 July 2019

by Glenn Kaonang

Lotus Evija Adalah Mobil Elektrik dengan Performa dan Kecepatan Charging Luar Biasa

Unggulkan desain super-aerodinamis yang terinspirasi mobil balap Le Mans, serta dukungan terhadap teknologi charging yang sangat advanced yang bahkan belum tersedia sekarang

Tidak semua orang mengenal nama Lotus di dunia otomotif, tapi mereka yang tahu pasti sudah tidak ragu dengan reputasi pabrikan asal Inggris itu di dunia balap. Itulah mengapa ketika beredar kabar mengenai rencana Lotus untuk membuat mobil elektrik, banyak yang tak sabar menanti pembuktian keganasan performanya.

Hari itu sudah semakin dekat. Lotus baru saja menyingkap mobil elektrik perdananya secara resmi. Dijuluki Evija, ia duduk di kategori electric hypercar, sekelas dengan Pininfarina Battista yang diperkenalkan Maret lalu.

Dari segi penampilan, Evija pun tidak kalah eksotis, utamanya berkat sederet lekukan dan lubang udara di tubuhnya, yang menurut Lotus banyak terinspirasi oleh mobil-mobil balap Le Mans. Penggunaan sasis monoque berbahan serat karbon juga menjadikan Evija sebagai hypercar elektrik paling ringan, dengan bobot yang berkisar di angka 1.680 kilogram.

Namun seperti yang bisa kita harapkan dari Lotus, performa merupakan nilai jual utama Evija. Empat motor elektrik dipercaya menjadi penggerak keempat rodanya, dengan output sebesar 1.972 tenaga kuda dan torsi 1.700 Nm. 0 - 100 km/jam dengan mudah dilahapnya dalam waktu kurang dari tiga detik.

Lotus juga mengklaim Evija mampu mencapai kecepatan 300 km/jam dalam waktu kurang dari 9 detik, yang menurut Lotus merupakan sebuah prestasi di antara mobil-mobil lain di kelas ini. Top speed-nya sendiri disebut bisa mencapai angka 320 km/jam.

Meski kemampuan mengebut Evija tergolong luar biasa, Lotus rupanya tidak melupakan faktor efisiensi. Baterai 70 kWh yang tertanam di balik punggung Evija – sengaja diposisikan seperti ini guna mempertahankan ciri khas mobil-mobil Lotus yang mesinnya berada di tengah – mampu menyuplai energi yang cukup untuk menempuh jarak hingga sejauh 400 kilometer.

Bukan hanya itu, Lotus bahkan telah merancang agar baterai ini bisa di-charge dengan output sebesar 800 kW, sehingga proses pengisian ulangnya cuma memerlukan waktu 9 menit saja dari kosong hingga penuh. Namun yang perlu diingat, sejauh ini teknologi charging mobil elektrik secepat itu masih belum tersedia secara publik.

Menggunakan unit charger tercepat yang sudah ada sekarang (350 kW), Lotus mengklaim Evija hanya membutuhkan waktu 12 menit untuk mengisi 80% kapasitas baterainya, atau 18 menit untuk pengisian hingga penuh. Ya, definisi cepat bagi Lotus rupanya tidak berhenti sampai di kemampuan mobil dalam mengebut saja, tapi juga meliputi kecepatan charging-nya.

Masuk ke kabinnya, kita bisa melihat perkawinan antara gaya modern dan gaya balap, yang keduanya sama-sama menjurus ke prinsip minimalisme. Panel instrumen di balik setir merupakan satu-satunya layar yang bisa kita jumpai dari kabin Evija, dan setirnya sendiri juga semakin menguatkan aura balapnya secara menyeluruh.

Kendati demikian, Evija juga dirancang untuk tetap cocok digunakan sehari-hari. Ini bisa kita lihat dari sebuah kenop berwarna pada setirnya, yang memberikan pengemudi akses ke lima mode berkendara dengan karakter performa yang berbeda-beda: Range, City, Tour, Sport, dan Track.

Dari perspektif digital, Lotus memastikan Evija bakal terus terhubung ke jaringan cloud berkat modem terintegrasinya. Ini berarti Evija bakal menerima sejumlah pembaruan dan perbaikan melalui software update layaknya mobil-mobil Tesla; dan pemilik mobil juga dapat mengakses sejumlah pengaturan, seperti misalnya menyalakan sistem pendingin sebelum masuk ke mobil, melalui aplikasi pendamping Evija di smartphone.

Kapan mobil ini siap mengaspal? Belum tahu, namun yang pasti tahap produksi Lotus Evija bakal dimulai tahun depan. Lotus berencana memproduksi hanya 130 unit Evija, dan tiap unitnya dihargai mulai £1,7 juta, atau kurang lebih setara 29,5 miliar rupiah.

Sumber: Electrek dan Lotus.