6 November 2015

by Glenn Kaonang

Lytro Immerge Didapuk Sebagai Kamera VR Pertama yang Andalkan Teknologi Light Field

Dapat menghasilkan video dengan kesan immersive setara game virtual reality

Pernah mendengar nama Lytro? Kalau belum, ini merupakan perusahaan asal AS yang bergerak di bidang light field photography. Produk perdananya merupakan sebuah kamera berbentuk balok yang dirilis di tahun 2012. Keunggulannya? Anda bisa mengatur fokus pasca pemotretan.

Rahasianya terletak pada teknik light field photography itu sendiri. Sederhananya, sensor milik kamera Lytro tidak cuma menangkap intensitas cahaya yang masuk, tetapi juga ke arah mana masing-masing sorotan cahaya bergerak. Begitu fenomenalnya teknik ini, sang pencetus, Ren Ng, berhasil memenangkan gelar tesis terbaik di bidang ilmu komputer dari Stanford University.

Namun kiprah Lytro tidak berhenti sampai di situ saja. Tahun lalu, mereka meluncurkan Lytro Illum, yang pada dasarnya merupakan sebuah kamera light field namun dengan kelengkapan fitur ala DSLR. Usai merilis Illum, pamor Lytro terkesan hilang entah ke mana. Namun rupanya mereka tengah sibuk meramu formula terbaik untuk menyambut tren terbaru di dunia fotografi dan videografi, yakni virtual reality (VR).

Kini, Lytro siap memamerkan inovasinya di bidang VR. Mereka memperkenalkan Lytro Immerge, sebuah kamera VR pertama yang ditenagai oleh teknologi light field. Cara kerjanya sangat berbeda ketimbang kamera VR atau kamera 360 derajat tradisional, di sini Immerge akan menangkap gambar 360 derajat secara langsung, tanpa mengandalkan metode stitching sama sekali.

Melihat wujudnya, Anda bisa melihat bahwa Lytro Immerge ini tersusun dari sejumlah 'cincin'. Cincin-cincin tersebut diklaim mengemas hingga ratusan sensor gambar, membuat Immerge sanggup mengumpulkan data yang sangat melimpah. Begitu melimpahnya, kamera ini bahkan akan didampingi oleh sebuah portable server untuk menyimpan video berdurasi sekitar 1 jam – bayangkan betapa besarnya data yang dikumpulkan kalau satu server saja hanya mampu menyimpan video 1 jam.

Kelebihan Lytro Immerge adalah data akan dikumpulkan dari segala arah di lokasi manapun dan dalam volume yang diinginkan. Pada akhirnya, tampilan virtual bisa dihasilkan dari titik mana saja, menghadap ke mana saja dan dalam sudut pandang apa saja. Singkat cerita, kesan immersive yang diciptakan bisa setara dengan sebuah game VR.

Kalau Anda bingung dengan cara kerja Lytro Immerge, Anda tidak perlu khawatir, karena pada dasarnya akses terhadap kamera ini akan benar-benar eksklusif. Lytro berencana merilis prototipenya di kuartal pertama tahun depan, dan banderol harganya kemungkinan akan mencapai angka ratusan ribu dolar. Maka dari itu, akan lebih masuk akal kalau Lytro nantinya hanya akan menyewakan Lytro seharga beberapa ribu dolar per hari.

Kendati demikian, sebagai konsumen kita tetap bakal diuntungkan oleh kehadiran Lytro Immerge, dimana nantinya konten video VR yang bisa dinikmati akan semakin bertambah dan kualitasnya pun sangat bagus untuk membuat kita betah berlama-lama mengenakan Oculus Rift, HTC Vive dan lain sejenisnya.

Sumber: Lytro dan The Verge.