21 November 2014

by Yoga Wisesa

Mari Temui Asuna, Robot Berpenampilan Gadis 15 Tahun

Sebuah hipotesis bernama uncanny valley menyebutkan bahwa orang akan merasa tidak nyaman jika melihat sebuah objek mirip manusia, namun tidak bergerak layaknya manusia. Para ilmuwan, terutama di Jepang, terus mencoba meruntuhkan efek psikologi ini dengan menciptakan android-android baru yang semakin menyerupai manusia sungguhan.

Dalam ajang Tokyo Designers' Week, Profesor Hiroshi Ishiguro memamerkan hasil karya terbarunya berupa robot kelas 'geminoid' bernama Asuna. Geminoid ialah istilah yang digunakan Ishiguro untuk robot-robot berpenampilan manusia. Asuna mengambil rupa seperti seorang gadis berumur 15 tahun, dan sejauh ini ia merupakan android paling mirip orang sungguhan.

Layaknya manusia, Asuna mampu berbicara dan mempunyai ekspresi wajah. Matanya bisa berkedip dan pergerakan mulut terlihat natural. Semua ini dapat terwujud karena komposisi kulit dari bahan silikon dan rangkaian otot animatronic tersembunyi di baliknya. Peneliti berpendapat, semakin mirip orang sungguhan, maka sindrom uncanny valley akan hilang dengan sendirinya.

Asuna dapat berinteraksi ke para pengunjung berkat kamera yang terpasang di belakangnya. Kamera tersebut sebenarnya dikendalikan oleh operator. Untuk sekarang, Asunia belum dilengkapi kecerdasan buatan, serta sistem pengenalan suara dan wajah. Takeshi Mita, rekan sang Profesor sekaligus CEO A-Lab Tokyo, memperkirakan versi independen robot-robot geminoid akan tersedia kurang lebih 10 tahun lagi.

 

Info menarik: Tesla Model D, Mobil Berkemampuan Robot Dengan Fitur Autopilot

 

Kepada Daily Mail, Mita menuturkan robot semisal Asuna bisa dijadikan selebritis pop internasional. Jepang memang sudah menerapkan ide ini melalui 'idola' virtual seperti Hatsune Miku. Pada dasarnya ia hanyalah sebuah hologram dengan kemampuan menyanyikan kata-kata dan musik dari komputer berteknologi vocaloid. Dan hebatnya, Miku benar-benar bersaing menjual lagu dengan penyanyi sungguhan.

Semenjak istilah robot ditemukan, etika dalam penggunaannya pun juga mulai dibahas (disebut roboethics). Hal tersebut meliputi penggunaan, perancangan, konstruksi hingga perilaku. Seorang pengunjung dilaporkan berkomentar, "[Asuna] bisa jadi teman kencan yang baik dan murah!" Meskipun menurut Mita, A-Lab dan Profesor Ishiguro setuju untuk tidak membuat robot untuk seks, seorang anggota timnya mengaku hubungan 'fisik' dengan robot sejenis memang memungkinkan.

"Kami telah berpengalaman di bidang pembuatan robot selama 20 tahun. Dalam 10 tahun mendatang kita dapat menikahi kecerdasan buatan dan sosok geminoid yang sempurna," jelas Hiroshi Ishiguro. Seorang penulis buku, David Levy, pernah berkata bahwa suatu saat nanti jatuh cinta pada robot akan sama rasanya dengan mencintai manusia. Bagaimana menurut Anda?

Sumber lain: International Business Times. Gambar header: TDWA.com.