1. Startup

Melihat Lean Startup Machine Indonesia 2015 Bekerja

Workshop secara intensif selama tiga hari guna memvalidasi ide bisnis peserta

Sebagai penyelenggara workshop yang membantu peserta memvalidasi ide bisnis, Lean Startup Machine (LSM) Jakarta tahun ini bekerja dengan sangat gemilang. Perpaduan antara jajaran mentor dan penyelenggara yang sangat kompeten, menjadikan rangkaian workshop yang berjalan selama tiga hari berturut-turut ini sebagai sebuah titik balik untuk para peserta untuk melihat sudut pandang yang mungkin sebelumnya tidak terlihat.

Diselenggarakan pada tanggal 4 hingga 6 September 2015 kemarin, Lean Startup Machine ini merupakan yang kedua kalinya dihelat di Jakarta. Saya berkesempatan untuk menghadiri workshop ini sebagai peserta selama tiga hari penuh. Saya cukup banyak belajar bahwa tak ada konsumen yang peduli solusi Anda, mereka hanya peduli pada masalah pribadi.

Workshop diinisiasi dengan menantang keseluruhan peserta untuk melakukan pitching ide yang menurut mereka mampu menjadi sebuah solusi dari permasalahan yang menarik perhatian mereka. Tiap peserta berkesempatan membangun tim yang terdiri dari 5-7 orang berdasarkan ide-ide yang telah dilontarkan. Dari sekitar 100 peserta, tercipta 28 ide unik, dan pada akhirnya terpilih sekitar 14 tim yang mewakili ide terbaik. Sesi ini merupakan ajang terbaik untuk menantang diri Anda bisa melebur menjadi sebuah tim yang berangkat dari orang-orang baru.

Setelah workshop pertama, setiap tim menerima sebuah papan eksperimen yang secara garis besar membantu mereka untuk menuntun menargetkan pasar yang akan mereka sasar, mendefinisikan masalah yang dihadapi, menciptakan hipotesis, lantas membentuk sebuah solusi.

“Ada beberapa fase yang sejatinya harus dilalui oleh startup sebelum menciptakan produk sebagai solusi. Kenali masalahnya lalu validasi pasarnya,” ucap tim penyelenggara Zafrul Noordin yang juga adalah CEO Code Army.

Fail Fast. Succeed Faster.

Mengasumsikan target pasar menjadi titik awal yang memulai keseluruhan petualangan membangun sebuah startup. Asumsi tersebut biasanya didasari oleh kepercayaan bahwa calon customer memiliki permasalahan untuk mencapai sesuatu. Skema ini mengarahkan peserta untuk menggali hipotesis tentang bisnisnya.

Dalam sesi Go Out of The Building (GOTB), seluruh peserta terjun langsung ke lapangan untuk memvalidasi ide dan rangkaian hipotesis tersebut. Berinteraksi langsung dengan masyarakat sebagai potential customer, peserta akan mendapatkan banyak insight serta mengukur tingkat kesuksesannya. Menariknya, mayoritas asumsi dan hipotesis akan terbantahkan ketika Anda berhasil berinteraksi langsung dengan konsumen.

Experiment. Validate. Repeat.

LSM menekankan pentingnya menarik benang merah atas ide, target pasar, hasil interview, dan pelajaran setelah sesi GOTB yang pertama. Itu juga yang menjadi penilaian dasar bagi para juri untuk mencari pemenang di penghujung workshop, bukan ide yang awalnya dianggap sangat brilian.

Melalui LSM, kami para peserta terlatih untuk menghadapi keterbatasan waktu untuk cepat berinovasi dan membuat sebuah keputusan. Belajar dari kesalahan setelah percobaan pertama, tiap tim peserta diberi kesempatan untuk mendefinisikan ulang target pasar, masalah, dan hipotesis yang ada. Bukan tidak mungkin jika justru akan timbul masalah-masalah baru yang butuh solusi.

Setiap menit yang dihabiskan selama LSM berlangsung memaksa para pesertanya untuk siap brainstorming setiap saat. Merundingkan tiap respon pasar untuk segera melakukan inovasi tambahan, atau bahkan pivot. Meski lelah bahkan kerap merelakan jam makan, semangat para peserta layak untuk dikagumi. Beberapa terlihat meluangkan waktunya untuk santai.

Keseluruhan eksperimen ini dipercaya menghemat waktu para penggiat startup daripada harus meluncurkan sebuah produk yang belum tentu dibutuhkan oleh pasar. Dengan tiga hari workshop, LSM membantu Anda menemukan masalah umum yang biasanya muncul dalam rentang waktu yang lebih lama.

Di hari ketiga, tiap tim memiliki kesempatan terakhir untuk melakukan validasi ke pasar dengan membawa minimum viable product (MVP). MVP bukanlah sebuah produk matang, bentuknya bisa berupa hanya sekedar landing page. Tujuannya ialah mengukur tingkat ketertarikan pengguna, interaksinya, serta kegunaannya untuk memecahkan masalah mereka.

Di penghujung acara, 14 tim mempresentasikan ide serta model bisnis, serta eksperimen-eksperimen yang terlibat dalam prosesnya di hadapan juri dan keseluruhan peserta. Para pemenang mungkin disuguhkan berbagai hadiah, tetapi saya yakin pengalaman dan pelajarannya mencapai akhir fase ini adalah yang paling berharga.

Untuk tahun ini, LSM Indonesia 2015 dijuarai oleh tim Home911. Tim ini memiliki ide untuk mempertemukan keluarga (kebutuhan rumah tangga) dan pekerja bangunan.

- Disclosure: DailySocial adalah media partner Lean Startup Machine Jakarta 2015

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again