Mengenal Lebih Dekat Kamera Samsung Galaxy S20+

Wide angle, ultra-wide, telephoto, DepthVision, dan selfie

Duduk di kategori flagship, Samsung Galaxy S20+ tentu menawarkan banyak keunggulan. Layar adalah salah satunya, disusul oleh kamera. Bicara soal kamera, mungkin kita langsung teringat pada model termahal di seri S20, yakni S20 Ultra. Namun sejujurnya kamera S20 dan S20+ juga tak kalah menarik untuk disoroti.

Dari kacamata sederhana, perbedaan paling menonjol di antara kamera milik S20+ dan S20 Ultra adalah kemampuan memperbesar gambarnya (zoom). S20 Ultra dengan lensa periskopnya menawarkan hybrid optical zoom hingga sejauh 10x, sedangkan S20+ sejauh 3x. Angka-angka tersebut dapat ditingkatkan lagi menjadi 100x pada S20 Ultra, dan 30x pada S20+ dengan bantuan teknik digital zoom.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, kapan konsumen perlu memperbesar gambar sampai sejauh itu? Apa kegunaan praktisnya? Cukup banyak sebenarnya, terutama jika konsumen gemar traveling, atau ketika tidak mendapat kursi yang dekat saat sedang menyaksikan konser maupun pertandingan olahraga.

Apakah kemampuan zoom suatu kamera smartphone bisa dibilang wajib? Semuanya tergantung kebutuhan masing-masing konsumen. Seperti yang saya bilang, buat yang rutin bertamasya, kemampuan zoom jelas merupakan fitur esensial mengingat tidak setiap saat kita bisa melakukan 'zooming dengan kaki' alias mendekat ke subjek foto.

 

Secara teknis, Galaxy S20+ dibekali empat buah kamera. Kamera utamanya terdiri dari sensor 12 megapixel dan lensa f/1.8 dengan sudut pandang 79°. Di angka 1/1,76 inci, ukuran fisik sensornya lebih besar ketimbang milik S10, dan itu berarti hasil fotonya di kondisi minim cahaya juga lebih baik daripada S10.

Mendampingi kamera utamanya adalah kamera ultra-wide 12 megapixel dengan lensa f/2.2 dan sudut pandang seluas 120°, dan kamera telephoto 64 megapixel f/2.0 yang menawarkan hybrid optical zoom 3x itu tadi. Baik S20+ maupun S20 Ultra juga sama-sama mengemas kamera DepthVision untuk membantu meningkatkan kualitas Portrait Mode.

Kamera DepthVision pada dasarnya merupakan sensor Time of Flight (ToF) yang berfungsi untuk mengukur jarak sekaligus merekam informasi kedalaman (depth). Selain untuk menyempurnakan kualitas foto subjek dengan latar yang blur, kamera DepthVision juga berperan penting dalam merealisasikan fitur-fitur seperti Live Focus Video, Quick Measure, dan 3D Scanner.

Untuk kamera selfie-nya, Galaxy S20+ hadir membawa modul 10 megapixel dan lensa f/2.2. Seperti kamera utamanya, kamera depannya turut dibekali teknologi Dual Pixel AF untuk membantu mengunci fokus pada subjek secara cepat.

 

Video juga merupakan satu parameter kamera yang S20+ unggulkan. Seperti S20 Ultra, S20+ siap merekam dalam resolusi maksimum 8K (7680 x 4320 pixel) 24 fps, dan dari video tersebut konsumen bisa mengesktrak foto beresolusi 33 megapixel. Kalau 8K dinilai terlalu ekstrem, masih ada opsi perekaman dalam resolusi 4K 60 fps.

Super Steady lagi-lagi menjadi fitur pelengkap kapabilitas video flagship Samsung ini. Pengguna pada dasarnya tidak perlu khawatir video yang diambil selagi berlari bakal tampak seperti terguncang-guncang. Untuk kamera depannya, resolusi maksimum yang didukung adalah 4K.

Perekaman video dalam resolusi 8K ini tak mungkin bisa diwujudkan tanpa dukungan prosesor yang bertenaga, demikian pula sederet fitur yang ditawarkan aplikasi kamera bawaannya, macam Pro Mode, Night Hyperlapse, maupun fitur penyuntingan yang komplet.

Saat semua itu digabungkan, hasilnya adalah perangkat yang mungkin lebih terkesan seperti kamera ketimbang smartphone. Galaxy S20+ pada dasarnya dirancang untuk menjadi medium hiburan yang spektakuler berkat layar memukaunya, tapi di saat yang sama perangkat juga sanggup menghasilkan konten yang tak kalah berkualitasnya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.