Berkenalan dengan R-Tech, Jawara Tekken Indonesia yang Menantang Dunia

R-Tech berharap agar lebih banyak pemain Tekken Indonesia tampil di turnamen luar negeri

Sejak muncul di era PS1, Tekken telah menjadi salah satu seri fighting game yang paling digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Jumlah karakternya yang banyak, kontrol mudah dipelajari, serta tampilan 3D yang keren adalah “senjata” yang membuat seri ini begitu populer. Bermula dari permainan kasual, hingga kini banyak dimainkan secara kompetitif, popularitas Tekken tak pernah surut. Apalagi dengan kemunculan Tekken 7 yang juga dapat dimainkan di platform PC.

Komunitas Tekken di Indonesia pun, dibandingkan komunitas fighting game lainnya terbilang sangat aktif. Mereka yang bergabung dengan lingkaran Indotekken punya sederet pemain berprestasi, tak hanya di kompetisi lokal namun juga internasional. Salah satunya yaitu R-Tech yang beberapa waktu lalu menjadi juara Tekken 7 di Ultimo Hombre AXIS Pyramid League Jakarta. Ayo, kita berkenalan dengannya.

Bukan sekadar fighting game

Sama seperti banyak gamer yang tumbuh besar di era 90an, R-Tech pertama kali terjun ke dunia Tekken melalui Tekken 2. Saat itu, pria bernama asli Christian Samuel ini sebenarnya belum memiliki console PS1 sendiri. Ia hanya bisa bermain di rumah saudaranya. R-Tech mengagumi karakter King, dan ia gemar memainkan game ini walau dari segi teknik sendiri ia masih belum banyak mengerti.

R-Tech di kompetisi Technofest 2018 | Sumber: Dokumentasi R-Tech

Perkenalan R-Tech dengan komunitas Tekken terjadi di era tahun 2000an. Secara tak sengaja, ia melihat sebuah arcade cabinet Tekken Tag Tournament di Mal Taman Anggrek. Dari situ ia mengetahui bahwa ternyata Mal Taman Anggrek sering dijadikan tempat berkumpul dan bertarung para jagoan Tekken Jakarta setiap akhir pekan.

Sayangnya, saat itu R-Tech sendiri belum bisa dibilang termasuk dalam jajaran “jagoan”. Hingga era Tekken 6 (generasi PS3), R-Tech sebetulnya sudah berusaha mengikuti berbagai turnamen. Akan tetapi ia sadar bahwa skill yang dimilikinya masih jauh dari pemain-pemain lain. Baginya, daripada mengejar juara, turnamen hanya jadi ajang untuk bertemu teman dan berdiskusi saja.

“Meskipun ini sebuah game, saya mendapatkan banyak pelajaran kehidupan yang berguna. Jadi saya sangat bersyukur dikelilingi oleh teman-teman yang baik dan men-support saya,” demikian kata R-Tech saat diwawancarai oleh Hybrid. Lama berkecimpung di dunia Tekken membuat R-Tech menyadari bahwa Tekken bukan sekadar fighting game. Ada sesuatu dalam game ini yang lebih daripada itu. Ketika Tekken Tag Tournament 2 dirilis, R-Tech pun berkomitmen untuk mempelajari game tersebut secara lebih serius.

Suasana SEA Major 2013 | Sumber: Dokumentasi Advance Guard

Sikat gelar kanan-kiri

Ditemani dua orang sahabat, R-Tech melatih tekniknya bermain Tekken Tag Tournament 2. Dedikasi ini rupanya menunjukkan hasil. Ia berhasil menjuarai berbagai turnamen di Jakarta. Kemudian pada tahun 2013, R-Tech mencoba peruntungan di kompetisi yang lebih tinggi. Ia ikut bertanding dalam turnamen Tekken Tag Tournament 2 di South East Asia (SEA) Major 2013. Turnamen ini diadakan di Singapura, dan juaranya akan mendapat seed point di Evolution Championship Series (EVO) 2013.

Dikelilingi oleh para petarung kawakan dunia seperti Tokido, Book, dan Dreamboat, R-Tech ternyata berhasil masuk ke posisi delapan besar. Hasil yang mengejutkan banyak orang, apalagi mengingat ini pertama kalinya R-Tech tampil di turnamen internasional. Pria yang kegiatan sehari-harinya diisi dengan wirausaha online serta forex trading ini bertarung mengandalkan dua karakter heavy hitter, yaitu Bryan Fury dan Jack-6.

Hingga saat ini, R-Tech telah membukukan banyak sekali prestasi. Termasuk di antaranya juara 1 Ultimo Hombre AXIS Pyramid League, juara 1 Technofest 2018, juara 2 Kraetingdaeng Indonesia Esports Championship (KIEC) 2018, juara 2 AMD Esports Fight! Championship 2018, dan lain-lain. Rival terberat R-Tech di dalam negeri, tak lain dan tak bukan, adalah Meat (Muhammad Adrian Jusuf). Seorang maestro Tekken yang sama-sama menggunakan karakter Jack sebagai andalan.

R-Tech kini tergabung ke dalam tim Alter Ego Esports, dan telah beberapa kali tampil di turnamen luar negeri. Di Berlin Tekken Clash 2018 misalnya, ia berhasil mencapai peringkat 13 (Top 16). Walau tak jadi juara, R-Tech sempat memberi kejutan ketika ia mengalahkan salah satu pemain terkuat Eropa, Tissuemon, saat di babak pool. R-Tech juga tampil di Tekken 7 SEA Major 2018, namun sayangnya ia kalah di pool oleh Fergus, pemain asal Irlandia.

R-Tech di Ultimo Hombre AXIS Pyramid League Jakarta | Sumber: Dokumentasi R-Tech

Pemain Indonesia harus lebih mendunia

“Tekken 7 menurut saya adalah seri yang paling banyak diminati dibanding seri sebelumnya. Tidak hanya dari antusiasme, tetapi skill para player baru juga meningkat,” kata R-Tech ketika ditanya pendapat tentang ekosistem Tekken di Indonesia saat ini. Jika dibandingkan dengan fighting game lainnya di generasi ini (Street Fighter V, Guilty Gear Xrd, dsb), Tekken 7 memang jauh lebih berhasil dalam menyajikan pertandingan yang “hype”. Visual yang sangat bagus, ditambah fitur slow motion dan Rage Arts, membuat game ini seru sekali untuk dimainkan baik secara kasual ataupun serius.

R-Tech kini tergabung dalam tim Alter Ego Esports | Sumber: Alter Ego Esports

R-Tech sendiri berharap agar ke depannya lebih banyak tournament organizer maupun sponsor besar yang mau mengadakan kompetisi Tekken. Ia ingin game ini lebih banyak dikenal orang, juga ingin agar lebih banyak pemain Indonesia yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

“Besar harapan saya agar banyak player dari Indonesia yang mau berpartisipasi untuk mengikuti turnamen di luar Indonesia, karena mengikuti turnamen di luar (negeri) itu adalah pengalaman yang sangat berharga,” tutupnya.