1. Startup

Menggali Potensi Big Data untuk Kehidupan di Konferensi “Data for Life 2016”

Konferensi big data terbesar kedua dari Mediatrac kali ini menitikberatkan pada pembahasan manfaat teknologi big data dalam berbagai aspek kehidupan

Akhir bulan Agustus 2016 ditutup dengan manis oleh kabar baik yang datang dari dunia teknologi Indonesia. Selain berita pendanaan untuk para startup yang beroperasi di Indonesia, ada pula dua konferensi besar yang digelar. Konferensi pertama datang dari dunia fintech lewat IFFC 2016 dan konferensi kedua datang dari dunia big data lewat Data for Life 2016 yang digelar oleh Mediatrac pada hari ini (30/8) di Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.

Konferensi Data for Life 2016 sendiri adalah festival big data kedua bagi Mediatrac setelah sebelumnya sukses menggelar Big Data Week pada 2015 silam. Melalui konferensi ini, Mediatrac ingin berbagai wawasan akan manfaat big data dalam memajukan kemanusiaan melalui berbagai rangkaian acara untuk semua kalangan. Konferensi Data for Life sendiri merupakan puncak dari rangkaian acara yang telah berlangsung sejak 27 Agustus 2016 dan akan digelar selama dua hari, mulai dari 30-31 Agustus 2016.

Suasana panel diskusi fintech dan big data di Data for Life 2016 / DailySocial

CEO Mediatrac Regi Wahyu mengatakan, “Festival ini kami adakan untuk membangun sebuah ekosistem kolaborasi yang dapat membantu terbangunnya masa depan yang lebih baik. Kami mengajak berbagai pihak untuk berbagi dan menggali wawasan [big data] dengan para pemikir terbaik dari seluruh dunia dan membuktikan bahwa bangsa kita bisa berinovasi dan bersaing dalam bidang teknologi yang masih baru ini.”

Dalam festival ini, Meditrac menghadirkan beberapa pembicara terkemuka di bidangnya  untuk saling bertukar pikiran mengenai manfaat penerapan big data untuk kehidupan yang lebih baik. Beberapa  yang hadir di hari pertama adalah Marc Goodman (Pengarang Buku Future Crimes), Sangeet Choudary (CEO Platform Thinking Labs), Venzha Christiawan (New Media Artist), Sunita Kaur (Managing Director Spotify Asia), para pelaku startup teknologi Indonesia seperti Aidil Zulkilfi (UangTeman) dan Belva Devara (RuangGuru), hingga Bupati Bojonegoro Drs. H Suyoto, M.Si.

Soyuto sendiri menyampaikan presentasi yang cukup menarik mengenai bagaimana Bojonegoro menerapkan Open Government Process untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya yang kini juga bekerja sama dengan Mediatrac. Mulai dari memanfaatkan platform SMS, Facebook, Radio, hingga Sistem LAPOR dan Open Data untuk mendengar berbagai keluhan masyarakat dan transparasi data.

Roadmap Open Government Process yang disampaikan Suyoto di Data for Life 2016 / DailySocial

Salah satu dampak yang terasa adalah pertumbuhan ekonomi Bojonegoro yang pada tahun 2015 mencapai 19,47 persen. Bahkan menurut Suyoto pada Agustus tahun lalu lalu World Bank melaporkan hasil studinya yang menyebutkan Bojonegoro termasuk 10 kabupaten yang berkemampuan tercepat mengurangi kemiskinan.

Hal menarik lainnya yang akan hadir dalam festival big data kedua Mediatrac datang dari keterlibatan seni yang memanfaatkan teknologi. Data for Life 2016 sendiri direncanakan akan ditutup dengan Tech-Art Exhibition yang memadukan data, teknologi, dan seni. Pameran akan berlangsung  dari 31 Agustus 2016 hingga 6 September 2016 dengan tema “Visualizing The Invisible” dan menampilkan berbagai karya seniman seperti Mioon (Korea), Hysteria (Indonesia), Angki Purbandono (Indonesia), hingga Sey Min (Korea).

“Kenapa ada komponen art? […] Karena seorang artis tidak ada bedanya dengan data scientist dalam membuat karya. […] Buat saya, antara art dan teknologi itu mempunya hubungan yang sangat erat. Bukan hanya dari sisi visualisasinya saja, tetapi juga dari sisi proses, kedekatan metodologi, dan passion-nya. […] Bikin seni itu tidak bisa sembarangan atau tiba-tiba, ada riset untuk mempelajari background dan referensinya dulu,” ujar Regi.

Booth Showcase karya tiga finalis Sci-Fi Hardware Hackathon di Data for Life 2016 / DailySocial

Selain konferensi dan pameran seni, Data for Life 2016 juga menampilkan karya dari tiga finalis yang telah mengikuti kompetisi Sci-Fi Hardware Hackathon pada 27-28 Agustus 2016 silam. Hackathon ini sendiri diklaim telah diikuti oleh 375 peserta dari berbagai kalangan dengan rentang usia mulai dari 5-40 tahun.

Tim MANTIS (Marine Technology Scientist) yang berhasil keluar sebagai pemenang utama kompetisi hackathon dengan model kubah koloni mengapung adalah tim yang berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 15 juta rupiah. Di samping itu, mereka juga akan dikirimkan untuk mengikuti hardware hackathon di LV Prasad Eye Institute Innovation Center di Hyderabad, India. Regi pun berjanji akan menjadi mentor mereka untuk mempersiapkan diri dan juga pengembangan bisnisnya nanti.

_

Disclosure: Dailysocial adalah media partner dari Data for Life 2016

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again