15 July 2018

by Lukman Azis

Mengikuti Perkembangan Industri Game Lokal di Bekraf Game Prime 2018

Para developer game lokal mulai bikin game untuk konsol

Kemarin dan hari ini 14-15 Juli 2018, saya sangat antusias meliput salah satu event pameran game terbesar Indonesia yakni Bekraf Game Prime 2018 di Balai Kartini, Jakarta.

Event yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif ini adalah salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap industri game lokal dan menyediakan panggung bagi developer game di Tanah Air. Agar para developer game lokal mampu menjadi tuan rumah di negara sendiri sekaligus dapat bersaing di tataran global.

Ada banyak sekali suguhan menarik di sana, berikut di antaranya.

Merambah ke Platform Konsol

Bermain game Valthirian Arc: Hero School Story besutan Agate di Nintendo Switch

Dalam beberapa tahun terakhir, mungkin Anda sering mendengar suksesnya sejumlah developer game lokal membuat game di platform mobile dan PC. Namun, bagaimana dengan platform konsol?

Debut developer game Indonesia di platform konsol baru di mulai pada tahun 2017. Di mana developer game Mintsphere berhasil merilis video game berjudul Fallen Legion di PS4 dan PSVita.

Sementara di tahun 2018 ini, datang dari Toge Production yang merilis game Ultra Space Battle Brawl dan menjadi game Indonesia pertama di platform Nintendo Switch.

Selain itu, Lentera Nusantara dengan game Ghost Parade dan Agate dengan game Valthirian Arc: Hero School Story juga segera meluncur di platform konsol.

Ya, sampai saat ini developer game Indonesia yang mengembangkan game konsol memang bisa dihitung dengan jari. Kenapa?

Game Ultra Space Battle Brawl buatan Toge Production di Nintendo Switch

Bertemu di Bekraf Game Prime 2018, Sabtu (14/7/2018), Kris Antoni Hadiputra Nurwono selaku Founder sekaligus CEO dari Toge Productions mengungkap permasalahannya.

"Masalahnya adalah Indonesia belum termasuk dalam negara yang didukung oleh sebagian besar pembuat konsol, terutama Sony dan Nintendo. Para developer lokal sangat sulit untuk  mendapatkan akses langsung ke development kit konsol yang diinginkan."

Ia juga menambahkan untuk mengembangkan game konsol, developer game harus mendapatkan development kit dan terdaftar sebagai developer partner untuk mulai mengembangkan game. Apa sih development kit?

Development kit sendiri adalah sebuah alat atau perangkat hardware khusus yang bentuknya mirip dengan konsol komersil, namun memiliki banyak fleksibilitas yang mendukung para developer dalam mengembangkan video game untuk dirilis di sebuah konsol.

Game PC Lokal DreadOut Diangkat ke Layar Lebar

Hal menarik lainnya di Bekraf Game Prime 2018 datang dari game bergenre survival horror buatan Digital Happiness yakni DeadOut. Game yang dirilis di Steam sejak tahun 2014 ini adalah satu game PC lokal yang berhasil menembus pasar global.

Meneruskan kesuksesan DreadOut, Digital Hapiness juga telah merilis DreadEye sebagai game VR pada November 2017 lalu. Nah selain melalui teknologi virtual reality, perasaan mencekam dan atmosfer yang seram dari hantu-hantu khas Indonesia di DreadOut nantinya juga bisa dirasakan di bioskop kesayangan Anda.

Ya, untuk pertama kalinya game asli buatan developer lokal akan diangkat ke layar lebar. Digital Happiness bekerja sama dengan rumah produksi lokal GoodHouse.id untuk memproduksi 'DreadOut The Movie'.

Tentu saja, game dan film DreadOut akan memiliki alur cerita yang berbeda. Namun, tetap ada elemen-elemen penting dari game DreadOut. Tantangan terbesar membuat film yang diadaptasi dari game adalah sulitnya memenuhi ekspektasi gamer yang tinggi.

Perkembangan Industri Game di Indonesia

Sebenarnya masih banyak hal-hal menarik di sana, saya juga sempat mencoba berbagai game-game lokal yang bahkan belum dirilis atau masih dikembangkan, serta mencoba berbagai kompetisi mini. Lalu, bagaimana perkembangan industri game lokal?

Kalau menurut analis Newzoo, pada tahun 2017 industri game Indonesia menempati peringkat 16 dunia dan mereka memperkirakan nilai industri game di Indonesia mencapai US$882.

Dari angka tersebut, membuat Indonesia menjadi pasar game terbesar di Asia Tenggara. Bila pertumbuhannya konsisten maka diprediksi nilainya bakal mencapai US$1,82 miliar di tahun 2021.

Sayangnya, menurut data Asosiasi Game Indonesia (AGI), pada tahun 2017 pangsa pasar perusahaan game lokal hanya sebesar 5 persen. Maka dari itu, AGI menargetkan bahwa pangsa pasar perusahaan lokal dapat naik hingga 10 persen dalam lima tahun mendatang.