16 March 2019

by Yoga Wisesa

Mengulik Keunikan 2 Laptop Gaming Acer Predator Triton Baru

Saya juga mencoba mencari tahu apa alasan utama konsumen memilih Acer Predator...

Dengan menyimak CES, kita bisa mendapatkan gambaran mengenai produk serta teknologi seperti apa yang akan hadir di sepanjang tahun. Satu hal yang memeriahkan segmen laptop di 2019 ialah tersedianya kartu grafis berteknologi ray tracing Nvidia, GeForce RTX. Para produsen tentu tak membuang-buang waktu. Brand-brand semisal Asus, MSI, dan Gigabyte diketahui mulai membawa laptop ber-RTX ke tanah air.

Anda mungkin sudah memahami fitur-fitur yang ditawarkan oleh GeForce RTX berkat gencarnya pengenalan yang dilakukan produsen. Namun ketika kompetitor senegaranya terlihat fokus mempresentasikan kualitas grafis, Acer juga mencoba bermain-main dengan desain eksperimental. Setelah sempat menggarap desktop replacement monster berlayar melengkung beberapa tahun silam, kali ini produsen PC asal Taiwan itu mengusung konsep panel berputar lewat Predator Triton 900.

Namun Triton 900 bukan satu-satunya notebook high-end andalan Acer untuk berkiprah di tahun ini. Di CES 2019, perusahaan juga menyodorkan opsi alternatif dengan wujud familier yang dititikberatkan pada aspek keringkasan. Acer menamainya Predator Triton 500. Dan kurang lebih dua bulan selepas pengumumannya, kedua produk melakukan pendaratan di Indonesia. Triton 500 sudah resmi dipasarkan, sedangkan saudara berlayar putarnya dapat di-pre-order.

 

Mengenai dua Triton baru

Dalam debut Predator Triton 900, Acer menyampaikan bahwa pembuatannya didorong oleh keinginan mereka buat merombak penyajian laptop tanpa mengorbankan performa. Berkat layarnya yang dapat diputar, terbuka beragam skenario penggunaan. Lalu konsumen juga diberi keleluasaan untuk menemukan posisi paling 'ergonomis' saat ber-gaming. Sebagai perangkat convertible, Triton 900 menyuguhkan empat mode pemakaian: notebook, display (layar mengarah ke belakang), tablet, dan 'Ezel' yang diprioritaskan bagi interaksi via layar sentuh.

Predator Triton 500 sendiri merupakan pewaris Triton 700 yang tersedia di Indonesia bulan Oktober 2018 silam. Ia adalah laptop berlayar 15-inci 144Hz yang ramping, dengan ketebalan hanya 17,9mm dan bobot 2,1kg sehingga memudahkannya diselipkan dalam tas serta dibawa-bawa. Mengikuti tren populer di segmen laptop ultra-tin, Triton 500 dibekali bingkai layar tipis berukuran 6,3-milimeter. Acer memilih Nvidia RTX berdesain Max-Q sebagai komponen utama di dapur pacu grafis, dan menjanjikan daya tahan baterai sampai delapan jam.

 

Inovasi desain

Pemakaian engsel 'Ezel Aero' di Predator Triton 900 memang menjadi aspek yang paling mencuri perhatian, tetapi ada banyak invosi desain esensial - dan kadang terselubung - bisa ditemukan di sana. Tubuh Triton 900 terbuat dari konstruksi logam, dan Acer terlihat berusaha untuk meminimalkan volumenya. Agar badan tetap ramping tanpa mengorbankan ruang hardware, produsen menempatkan GPU dan CPU di zona terpisah dari keyboard.

Efeknya, Triton 900 mempunyai layout yang menyerupai ROG Zephyrus - dengan keyboard, rankaian tombol macro dan bagian touchpad merangkap numpad menjorok ke depan. Papan ketik ini dibekali pencahayaan RGB per-key, sehingga Anda bisa memilihkan warna buat masing-masing tombol. Sistem serupa juga diterapkan di Predator Triton 500, tapi yang membuat Triton 900 berbeda ialah pemanfaatan papan ketik mekanis berprofil slim clicky-nya.

Meski wujudnya tidak terlalu bulky, Triton 900 sudah masuk ke segmen desktop replacement. Beberapa orang mungkin tak keberatan membawa laptop berukuran besar, tetapi tubuh all-metal perangkat ini membuatnya sangat berbobot. Saya belum mengetahui berapa berat keseluruhannya, namun butuh perjuangan hanya untuk membolak-balikkan laptop ketika saya ingin mengambil foto.

Triton 900 menyajikan layar sentuh berjenis IPS seluas 17,3-inci dengan resolusi 4K. Panel tersebut mampu merespons sepuluh titik sentuhan dan membaca gesture berbeda, serta dibekali teknologi Nvidia G-Sync buat membasmi efek screen tearing. Menariknya, Acer tampak tak mau buru-buru mencantumkan high-dynamic range di layar seperti yang sudah dilakukan Dell pada laptop Alienware dan Lenovo untuk lini Legion-nya.

Desktop convertible tersebut juga menyimpan sebuah rahasia menarik. Melengkapi port fisik standar, Triton 900 memiliki USB slot tersembunyi buat mencantumkan wireless adapter controller Xbox One S. Setelah dicolokkan, dongle bisa disembunyikan dalam chassis.

 

Pembaruan di dalam

Efek dari pemakaian komponen-komponen high-end seperti Nvidia GeForce RTX dan prosesor Intel Core i7 8th-gen adalah temperatur yang tinggi. Untuk menjinakkannya, Acer memperbarui desain kipas Aeroblade 3D mereka. Perancangan fan generasi keempat itu terinpsirasi dari ujung sayap burung hantu, memanfaatkan bahan logam. Dibanding jenis plastik, 49 buah bilah Aeroblade berketebalan hanya 0,1mm yang ada di sana mampu meniupkan angin 45 persen lebih banyak.

Di dalam Triton 900, terdapat dua fan Aeroblade 3D yang mampu berputar lebih cepat 11 persen via teknologi Coolboost beserta enam heat pipe. Di saudarinya yang lebih tipis, jumlah kipas Aeroblade lebih banyak: ada tiga buah dan dikombinasikan bersama lima pipa pendingin.

Predator Triton 500 menyuguhkan opsi kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2060 dan 2080 berdesain Max-Q, sedangkan Triton 900 dipersenjatai GPU RTX 2080 kelas desktop. Keduanya diotaki oleh Intel Core i7 8750H - tersedia pula pilihan prosesor 8950H khusus Triton 900 - serta dilengkapi RAM dual channel DDR4 2666MHz maksimal 32GB.

Battlefield V dan Metro Exodus digunakan Acer untuk mendemonstrasikan kinerja laptop-laptop baru mereka, dipilih karena telah didukung oleh teknologi real-time ray tracing. Battlefield V berjalan sangat lancar di Predator Triton 900 tanpa perlu mengaktifkan mode overclock. Metro Exodus sendiri saya uji langsung di setting grafis ultra dengan resolusi 1080p serta opsi ray tracing dan fitur Nvidia HairWorks menyala. Permainan terhidang mulus tanpa kendala.

 

Alasan konsumen memilih Predator

Kita semua tahu bahwa lini Acer Predator bukanlah produk murah. Di Indonesia, Predator Thronos boleh dikatakan sebagai pemegang rekor set gaming PC termahal. Saya bertanya pada presales manager Acer Dimas Setyo mengenai apa alasan konsumen memilih produk gaming mereka. Ia menyebutkan tiga poin. Pertama, mayoritas perangkat Predator gampang di-upgrade. Kedua, pusat servisnya mudah ditemukan dan Acer berkali-kali memenangkan penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award. Dan ketiga, produk mereka jadi favorit berkat kehadiran fitur-fitur unik.

Seperti deretan produk Predator sebelumnya, Triton 500 dan 900 tidak hanya dikhususkan bagi gamer. Beragam fungsi serta fitur di sana juga sangat berguna untuk para pekerja kreatif dan kalangan pencipta konten.

 

Harga dan ketersediaan

Seperti yang sempat saya sebutkan, Predator Triton 500 sudah siap untuk dipinang. Model ber-GPU RTX 2060 Max-Q dibanderol Rp 35 juta dan varian dengan kartu grafis RTX 2080 dijajakan di harga Rp 54 juta. Lalu buat memiliki Predator Triton 900, Anda perlu mengeluarkan uang lebih banyak lagi, produk dijual seharga mulai dari Rp 70 juta 'saja', rencananya akan tiba di bulan April 2019.