4 September 2020

by Wiku Baskoro

Mengurai Kesan Mengamati Presentasi Rilis Samsung Galaxy Z Fold2

Apakah perangkat ini akan jadi raja multitasking device sejagat?

Samsung baru saja memperkenalkan generasi penerus smartphone lipat mereka yaitu Galaxy Z Fold2. Perangkat ini membawa beberapa ciri dari perangkat flagship Samsung di segmen Note tetapi juga membawa peningkatan dari seri Fold pertama mereka.

Sebelum resmi diumumkan, saya bersama beberapa teman media lain sempat diperlihatkan presentasi dan akses awal untuk experience zone via web yang kini menjadi ciri khas Samsung ketika merilis produk di masa pandemi. Kesan yang saya dapatkan kemarin mungkin sama seperti Anda. Ada komentar wow tetapi ada pula rasa yang skeptis apakah perangkat ini akan diterima di pasaran.

Sebagai awalan, sepertinya akan tepat jika kita menempatkan dulu di mana posisi perangkat ini berada. Dengan spesifikasi yang dibawahnya dibawanya, sebenarnya ini perangkat flagship tetapi jika dilebarkan lagi segmennya, Galaxy Z Fold2 memiliki segmen yang agak naik lagi ke atas, semakin niche dari flagship. Perangkat ini ditujukan untuk mereka yang ingin mencoba teknologi terbaru, menikmati kemewahan dan keunikan dari sebuah perangkat, dan yang paling pasti punya cukup dana untuk membeli perangkat mewah dalam bentuk smartphone.

Meski harga resmi di Indonesia untuk Z Fold2 belum hadir, dalam sesi tertutup kemarin perwakilan dari Samsung mengatakan bahwa kemungkinan besar harga di sini tidak akan jauh berbeda dari harga seri pertama alias Galaxy Fold. Dengan harga ini tentu saja ada berbagai kemewahan yang hadir tidak hanya dari desain, bahan, dan tampilan tetapi juga fitur. Ada banyak yang bisa dibahas, tetapi saya hanya akan merangkum beberapa saja sambil mencoba melengkapi tautan resmi, bagi Anda yang ingin mempelajari lebih detail perangkat ini. Siapa tahu, Anda adalah seorang wealthy tech, pangsa pasar perangkat ini yang sedang bersiap untuk membeli perangkat saat tersedia nanti.

Desain dan overall specs termasuk layar

Dari tampilan sebenarnya kalau berbicara masalah selera saya kurang begitu suka, karena pada dasarnya saya bukan fans desain Note20 yang baru-baru ini dirilis Samsung. Saya lebih suka desain Note10 Plus yang lebih minimalis. Namun jika melihat kesesuaian desain, sepertinya Samsung ingin merampingkan beberapa elemen agar perangkat kelas atas mereka punya kemiripan. Misalnya bagian kamera Note20 dan Z Fold2 yang secara rasa punya kemiripan, begitupun untuk pihan warna yang menjadi warna utama dalam materi promosi pun sama.

Salah satu bagian terpenting dari desain Z Fold2 adalah tampilan layar depan yang kini jauh lebih bagus dari Fold pertama. Lebih luas dan terasa lebih menyatu dengan desain keseluruhan. Di bagian dalam, juga Anda juga akan menemukan layar yang lebih luas dengan single hole punch yang benar-benar minimalis. Menjadikan dual layar dengan mode flip jadi lebih maksimal, ketika menonton, membaca, browsing atau multitasking.

Untuk specs sendiri, akhirnya nanti konsumen Indonesia akan bisa menikmati perangkat kelas atas Samsung yang menggunakan Snapdragon 865+. Karena Z Fold2 adalah produk impor maka spesifikasinya akan sama dengan yang dirilis global, setidaknya yang region market-nya sama dengan Indonesia.

Untuk RAM dan ROM pilihannya adalah 128GB dengan varian internal storage 512 dan 256GB. Namun ini adalah spesifikasi untuk pasar tertentu, sedangkan yang dirilis di Indonesia blm diputuskan oleh Samsung, jadi masih harus menunggu informasi lanjutan.

Sedangkan spesifikasi lainnya seperti kamera Z Fold2 memiliki kamera belakang tersedia 3 buah antara lain, ultra wide 12MP/f2.2, lalu wide angle 12MP juga dilengkapi OIS dan super speed dual pixel dan f/1.8, lalu satu lagi kamera telephoto 12MP dilengkapi OIS dan 2x optical zoom serta f/2.4. Sedangkan untuk kamera depan ada 2 yaitu yang di cover dan bagian layar utama smartphone tetapi spesifikasinya sama 10MP, f/2.2.

Bagian lain yang cukup menarik tentu saja display karena ini merupakan salah satu jualan utamanya. Layar utama adalah 7.6 inci dengan QXGA + Dynamic AMOLED 2X Infinity flex fisplay (2208 x1768) 373ppi. Tampilan notch yang ada di versi penerus Fold ini cukup kecil dan menjadikan layar tampilan terasa lebih luas. Sedangkan untuk layar cover-nya 6.2 inci HD+ Super Amoled Display 2260 x816 286 ppi. Untuk layar proteksi layar depan atau cover menggunakan Gorilla Glass Victus (kasta tertinggi saat ini untuk Gorilla Glass), sedangkan bagian belakang ponsel menggunakan Gorilla Glass 6.

Samsung juga menonjolkan teknologi baru yang dihadirkan di layar atau display lipat mereka. Samsung Ultra Thin Glass menjadi layar utama untuk segala akses lebih lengkap untuk pengguna. Kaca tipis ini didesain dengan beberapa layar dari beberapa material yang menjadikannya bisa meredam getaran luar.

Untuk sisi baterai sebenarnya tidak terlalu spesial karena hanya membawa 4500 mAh untuk menyokong sebuah perangkat yang powerfull, namun yang perlu digaris bawahi adalah kemampuan isi cepat untuk wired dan wireless termasuk juga mendukung power share. Layar tipis ini dipromosikan Samsung bersama tipe engsel terbaru yang dilengkapi beberapa fitur seperti sweeper teknologi yang disematkan pada desain yang lebih baik sehingga ukurannya lebih kecil dari Z Flip. Hinge (engsel atau benda di tengah yang bisa membuat layar jadi melipat) yang ada juga memungkinkan kemampuan free standing. Ini adalah fitur yang menurut saya seharusnya ada di semua perangkat flip atau double screen. Dengan fitur ini perangkat bisa menyesuaikan sudut sehingga tidak hanya buka dan tutup saja.

Saya memang belum menyentuh secara langsung perangkat ini, tapi secara konsep sudut yang lebih fleksibel menjadi penting bagi saya karena ini menjadikan perangkat tersebut lebih menyatu dengan segmen multitasking device yang ingin disasar. Samsung juga mencontohkan berbagai skenario untuk kemampuan Z Fold2 ini, misalnya menonton video, saat melihat galeri foto atau video call. Dengan kemampuan berbagai sudut ini, perangkat fold seperti diberi nyawa tambahan jadi skenario penggunaan juga bertambah. Saya malah jadi berfikir bahwa Galaxy Fold dengan kemampuan seperti Z Fold2 bisa jadi menggantikan tablet. Apalagi kalau ternyata di masa depan, Samsung menambahkan stylus alias S Pen di seri Fold mereka. I’m gonna wait till that happens. Stylus,multiple angle and super multitasking. Super gadget.

Multitasking at its best?

Sebenarnya saya ingin bilang bahwa perangkat ini adalah perangkat multitasking at its best, tetapi pendapat saya ini tidak sahih karena saya belum mencoba perangkat secara langsung dan mengujinya dengan berbagai skenario multitasking. Saya hanya berkesempatan melihat demo dan diberi penjelasan dan bertanya ke narasumber Samsung secara langsung. Tetapi jika demo video resmi dan video reviewer yang sudah memegangnya, konsep yang ada di kepala saya sepertinya bisa menjadi kenyataan. Berharap saya saya berkesempatan untuk me-review perangkat ini jadi saya bisa menguji premis awal saya pada Z Fold2.

Anda bisa membuka 3 aplikasi secara bersamaan dan bekerja silih berganti atau bersamaan sekaligus. Memindahkan file-file tertentu secara smooth atau hanya melihat tampilan layaknya desktop sehingga Anda merasa lengkap di depan medan perang yang sedang Anda jalani. Flip sebelumnya hanya bisa 2 aplikasi, saya juga bertanya kenapa tidak 4 sekaligus jadi setiap sudut Z Flip2 bisa membuka aplikasi, mirip yang bisa dilakukan di Windows versi PC. Samsung menjawab pertanyaan ini bahwa mereka melihat behaviour pengguna mereka, ketika perangkat flip versi pertama dirilis, mereka melihat bahwa pengguna menjalankan multitasking di perangkat mereka dan kini Samsung mencoba untuk menambah pengalaman itu dengan memungkinkan pengguna multitasking 3 window sekaligus. Tidak menutup kemungkinan sepertinya untuk versi selanjutnya bisa 4 window secara bersamaan. Namun tentunya permasalahan akan bertambah di UI, otak komputasi dan tentu saja baterai. Semua harus powerfull.

Tentunya akan ada syarat ketentuan berlaku karena tidak semua aplikasi yang tersedia di app store bisa mendukung fitur ini. Dari catatan kaki rilis pers saya kutip beberapa skenario untuk multitasking yaitu:

  • Pengguna juga dapat menggunakan Multi-Active Window pada layar penutup dengan dua jendela terpisah secara horizontal. Multi Active Window bekerja dengan aplikasi tertentu; aplikasi kompatibel yang berkembang melalui pengembang pihak ketiga.
  • Membuka aplikasi sama secara bersamaan dan melihat secara berdampingan hanya tersedia di tiga aplikasi asli termasuk Samsung Notes, Internet, Myfiles dan aplikasi Office di Microsoft 365. Dam sejauh ini hanya tersedia di antara fungsi yang berbeda.
  • Fungsionalitas drag and drop berfungsi dengan aplikasi tertentu, termasuk aplikasi asli Samsung termasuk Galeri, Internet, Pesan, Myfiles, Samsung Notes, dan lainnya termasuk aplikasi Office di Microsoft 365, Microsoft OneDrive, Microsoft Outlook, Gmail, Chrome, Google Maps.

Tentu saja sebagai perangkat super flagship, Z Fold2 juga mengemas keunggulan yang ada di kameranya. Untuk spesifikasi megapiksel dan fitur zoom bisa dibilang kalah dengan keluarga flagship Samsung lainnya, tetapi fitur yang disematkan di dalamnya. Beberapa skenario yang dipamerkan Samsung membawa pengalaman baru akan penggunaan kamera di perangkat flip. Misalnya objek yang difoto bisa melihat hasil foto mereka di bagian layar cover perangkat atau fitur auto framing yang memungkinkan perangkat mendeteksi apakah objek yang akan difoto satu orang atau ada orang tambahan sehingga frame-nya harus diperluas.

Saya adalah pekerja yang tidak bisa tidak multitasking.I have a few things to do in same time secara routine. Paling sederhana adalah membuat email sambil mengecek tulisan tim editor saya. Meski demikian, jujur, saya termasuk yang skeptis dengan smartphone Galaxy Fold. Fold pertama dirilis hampir saya tidak menoleh, Z flip dirilis, so so aja, tetapi ketika melihat upgrade yang dilakukan Samsung pada Galaxy Z Flip2, ada beberapa kesan yang membuat saya agak menoleh, melirik lebih detail sampai dengan memperhatikan.

Tampilan layar cover yang semakin baik alias full tidak aneh seperti Galaxy Fold pertama, notch di bagian layar utama yang minimalis, sudut buka atau flip yang semakin luwes dan tentu saja, multitasking 3 windows di perangkat smartphone itu menggoda sekali. Saya malah jadi inget masa-masa zaman dulu saat disekitar saya bertebaran ponsel merek Kyocera atau Sagem dan pada akhirnya muncul Nokia Communicator yang legendaris itu. Sepertinya multitasking dan powerfull productivity usage di smartphone menjadi pilihan kembali, namun kini bukan mengetik di keypad tetapi di layar sentuh.

Semoga saja saya diberikan kesempatan untuk mencoba perangkat ini, dan menguji apakah benar bisa diandalkan untuk multitasking secara penuh dan layak disematkan gelar, smartphone lipat paling sempurna untuk multitasking.

Sumber gambar: Samsung