Menilik Peran Komunitas Dalam Esports Lewat Gelaran Kaskus Battleground

Kaskus Battleground bukan cuma soal kompetisi, tapi juga ruang komunitas untuk sharing ilmu sesama gamers.

Akhir pekan kemarin (17 Maret 2019) menjadi penutup dari gelaran Kaskus Battleground Season 4. Mempertandingkan game Arena of Valor, tim EVOS AOV kembali menjadi raksasa yang tak terkalahkan dalam kompetisi ini. Gelaran turnamen AOV ini juga menjadi penutup Kaskus Battleground seri 2018-2019 yang membawa tema “Mobile Game Festival”

Dalam gelaran babak Grand Final, EVOS berhasil membantai habis tim DG Esports 3-0. Walaupun begitu, perjalanan DG Esports di Kaskus Battleground Season 4 ini sebenarnya cukup memukau. Glenn "DG.Kurus" Richard dan kawan-kawan berjuang keras untuk bisa bangkit dari lower bracket. Harus berhadapan dengan nama besar di jagat kompetitif AOV, yaitu GGWP.ID juga Saudara Esports, mereka tak gentar dan berhasil kalahkan mereka.

Namun pada gelaran final, permainan EVOS ternyata masih terlalu solid. Alhasil DG Esports jadi kalang kabut melawan Wiraww dan kawan-kawan. Akhirnya Ran23 dan kawan-kawan DG Esports harus menerima kekalahan yang cukup telak, dengan setiap game bisa diselesaikan dalam waktu sekitar di bawah 15 menit.

Ridwan Gunawan, Brand Manager Kaskus. Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono

Sudah kurang lebih sekitar dua tahun, Kaskus Battleground menjadi wadah bertanding bagi atlet-atlet esports nasional. Tetapi setelah seri ini selesai, bagaimana kelanjutan dari Kaskus Battleground nantinya? Untungnya saya berkesempatan berbincang dengan Ridwan Gunawan, Brand Manager Kaskus, membicarakan hal tersebut. Berikut hasil perbincangan saya dengan Ridwan.

Mengawali obrolan, saya sebenarnya cukup penasaran dengan awal mula terciptanya Kaskus Battleground. Maka dari itu saya pun menanyakan hal tersebut kepada Ridwan. Ia lalu menjawab bahwa Kaskus Battleground sebenarnya adalah inisiatif kumpu-kumpul dari komunitas forum 46 (forum games) Kaskus.

“Jadi dahulu kala, anak-anak forum game itu ceritanya minta dibikinin turnamen. Mereka berpikir daripada cuma ngobrol doang, akan lebih enak kalau kita ada wadah untuk berkompetisi dan kumpul. Akhirnya dari situ terciptalah Kaskus Battleground” jawab Ridwan.

Kaskus Battleground pertama kali diselenggarakan pada awal tahun 2017 lalu. Ketika itu kompetisi ini mempertandingkan salah satu game kompetitif terpopuler pada masanya, Dota 2. Brand kompetisi ini terus berlanjut sampai ke tahun 2018, namun membawa tema yang berbeda yaitu “Mobile Games Festival”.

Kompetisi Speed Drifter menjadi salah satu hidangan sampingan yang juga menyedot perhatian gamers di Kaskus Battleground kemarin. Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono

Kaskus Battleground - Mobile Games Festival berlangsung selama 2018-2019. Selama satu musim tersebut, kompetisi dibagi menjadi 4 season, dengan mempertandingkan berbagai mobile game yang sedang populer. Ada Vainglory, Rules of Survival, PUBG Mobile, dan Arena of Valor sebagai sajian utama dari Kaskus Battleground.

Tapi acara Kaskus belum lengkap kalau tidak melibatkan komunitas di dalamnya. Maka dari itu, selain sajian utama, ada juga hidangan sampingan" berupa kompetisi dari komunitas. Jadi selain empat game tersebut, ada juga pertandingan serta ajang kumpul komunitas game seperti: game sepakbola FIFA dan PES 2019, lalu ada juga Tekken 7, Let’s Get Rich, Speed Drifters, dan lain sebagainya.

Sampai sejauh ini, prestis Kaskus Battleground terbilang cukup tinggi, karena kompetisi ini kerap diikuti oleh berbagai tim esports papan atas Indonesia. Lebih lanjut soal ini Ridwan, sejujurnya ingin mengarahkan agar Kaskus Battleground bisa menjadi panggung bagi pendatang baru di dunia esports.

“Menurut pandangan saya, sebenarnya saya ingin Kaskus Battleground bisa jadi panggung bagi para newcomer dari dunia esports. Maka dari itu untuk ke depannya, saya punya rencana untuk mengemas Kaskus Battleground agar tidak cuma sekadar kompetisi, tapi juga jadi wadah sharing ilmu dari pro player kepada komunitas, kepada newcomer jagat kompetitif game” Ridwan menambahkan.

Tentu akan sangat menyenangkan melihat pemain pro bisa bersandingan dengan komunitas dan saling sharing pengalaman seputar esports. Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono

Lebih lanjut soal masa depan Kaskus Battleground, saya cukup penasaran dengan satu hal. Adakah kemungkinan Kaskus akan menyediakan panggung utama Kaskus Battleground, kepada komunitas-komunitas kecil nan solid? Contohnya seperti komunitas rekanan Hybrid, seperti R6 IDN dan komunitas game Fighting yang diwakili Advance Guard.

“Seperti apa yang saya katakan sedari awal, fokus Kaskus memang adalah komunitas. Jadi kalau bicara soal rencana, kita selalu menyediakan rencana tersebut untuk komunitas. Tetapi kami harus memastikan terlebih dahulu, apakah komunitas tersebut aktif berkumpul? apakah pemain aktifnya cukup banyak? Kalau iya, mengapa tidak.” Jawab Ridwan kepada saya.

Kurang lebih itu sedikit obrolan saya dengan Ridwan Gunawan seputar esports dan komunitas dari sudut pandang kaskus. Kurang dan lebihnya, saya cukup setuju dengan apa yang dikatakan oleh Ridwan. Komunitas bisa dibilang juga merupakan salah satu elemen penting dalam ekoisistem esports. Sebab tanpa dukungan komunitas, esports mungkin tidak akan sebesar dan semegah seperti saat ini.