Menjajal Kamera Xiaomi Redmi Note 7 dan Bermain dengan Redmi 7 di Kota Tua

Acara bertajuk Xiaomi Picnic Day diadakan di Museum Sejarah Jakarta

Xiaomi kembali mengadakan sesi experience dengan menggunakan dua perangkat terbarunya, Xiaomi Redmi Note 7 dan Redmi 7. Kali ini, Xiaomi mengambil tema sejarah dengan mengunjungi Museum Sejarah Jakarta di Kota Tua. Tempat wisata yang sudah sangat dikenal di Jakarta ini pas untuk menjadi sasaran kamera dari Xiaomi Redmi Note 7.

Acara pun dibuka oleh Andi Rengreng selaku PR Manager Xiaomi Indonesia. Acara yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 Juni 2019 tersebut terbagi ke dalam dua sesi. Sesi Xiaomi Redmi Note 7 akan membuktikan bagaimana kamera yang dimiliki bisa mengambil gambar, baik dalam kondisi cukup cahaya mau pun kurang. Sesi Redmi 7 akan menguji bagaimana Snapdragon 632 untuk digunakan dalam bermain game.

Xiaomi Redmi Note 7 menggunakan sensor buatan Samsung dengan ISOCELL GM1 yang memiliki resolusi 48 MP. GM1 sendiri merupakan sebuah sensor 12 MP yang mampu menggunakan teknologi tertentu sehingga bisa menghasilkan gambar 48 MP. Resolusi tersebut pun juga bisa diperbaiki lagi dengan menggunakan AI yang ada pada aplikasi kameranya.

Kami berhasil mengambil beberapa gambar pada saat melakukan tur di Museum Sejarah Jakarta. Dan pada saat berada didalam ruangan, kami juga berkesempatan untuk menggunakan mode malam (Night Mode). Mode ini diciptakan untuk mengambil gambar pada saat cahaya berkurang yang kerap membuat hasil foto menjadi tidak tajam dan terang.

Beberapa contoh pengambilan gambar tersebut dapat dilihat pada galeri berikut ini

Setelah sesi Xiaomi Redmi Note 7 selesai, kami pun diajak ke sebuah restoran bernama Histeria. Di sana, sesi Redmi 7 pun dimulai. Xiaomi sendiri ingin agar Snapdragon 632 yang digunakan tidak dianggap remeh. Snapdragon 632 sendiri pernah kami bahas pada sebuah artikel sebelumnya dan bisa dilihat pada tautan ini.

Saat dimulai, kami pun diminta untuk menonton sebuah video dari Youtube dan melakukan chatting dengan menggunakan split screen. Tidak ada lag yang terasa pada saat pengoperasiannya. Redmi 7 pun dapat digunakan dengan semestinya. Sayangnya, dengan layar sebesar itupun, tampilannya akan terganggu saat mengetik dan menggunakan split screen.

Terakhir adalah sesi bermain dengan menggunakan game PUBG. Ternyata, masih banyak orang yang skeptis akan lancarnya PUBG yang dijalankan pada platform Snapdragon 632. Padahal, penggunaan teknologi CPU cepat dari ARM (Cortex A73) sudah diimplementasikan di sini.

Dengan GPU Adreno 506, PUBG pun langsung menetapkan bahwa grafis ada pada profile paling bawah. Tak apa, kami pun bisa melakukan seting agar grafis dapat berjalan lebih lancar lagi. Dan hasilnya, kami tidak menemukan masalah saat bermain PUBG. (Sayangnya, saya mati saat bertanding karena zona yang mengecil... huh!).

Setelah bermain, kami tidak menemukan adanya hawa panas yang muncul dari perangkat Redmi 7. Dengan harga satu jutaan saja, smartphone ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki dana pas-pasan untuk membeli sebuah perangkat Android.