10 November 2014

by Yoga Wisesa

Microsoft Ciptakan Alat Pandu 3D Audio Untuk Tunanetra

Medis dan kesehatan ialah bidang dimana perangkat wearable berkembang dengan sangat pesat. Sebelum fitness dan activity tracker sepopuler sekarang, orang sudah lama mengenal alat bantu pendengaran. Dan kali ini, Microsoft bersama beberapa perusahaan partner berhasil melakukan terobosan di lini tersebut berbekal teknologi bernama 3D Audio.

Perangkat ber-3D Audio itu bisa diibaratkan sebagai Oculus Rift-nya headset suara. Ia merupakan bagian dari proyek Cities Unlocked, dibuat dari memodifikasi headphone Aftershokz Bluez. Dirancang khusus bagi tunanetra dan penderita gangguan pengelihatan, headset memiliki sensor accelerometer, gyroscope dan GPS di dalamnya sehingga device dapat mengetahui arah jika pengguna berpaling.

Bagian paling unik dari rangkaian headset 3D Audio ini adalah ia tidak menutupi kuping Anda layaknya headphone biasa; perangkat tersebut menciptakan output suara 3D-soundscape yang dikirimkan melalui tulang rahang. Sistem konduksi getaran di tulang sangat penting karena melalui teknologi ini pengguna tetap bisa berkomunikasi dan mendengar suara di sekitarnya, sembari mendapatkan panduan.

Headset tersambung ke audio map, memanfaatkan Bing dan Google Map, menyadiakan informasi kontekstual di perjalanan seperti contohnya nama-nama jalan, lokasi menarik, transportasi publik, pusat perbelanjaan, hingga info detail tentang perbaikan jalan. Untuk model prototype Microsoft, device itu terkoneksi ke Lumia 930 dan Lumia 1520.

 

Info menarik: Jawbone UP3 Janjikan Kemampuan Activity Tracker Tercanggih di Dunia

 

Inovasi 3D Audio ialah bagaimana sistem ini benar-benar memberikan Anda informasi arah. Pengguna tinggal menekan sebuah tombol, kemudian headset akan menyebutkan tempat-tempat menarik di sekeliling area itu. Sistem memproses arah, memberikan panduan apakah lokasi berada di depan, samping atau belakang - lengkap hanya melalui suara.

Dengan menggunakan getaran di tulang, seolah-olah pengguna mendapatkan indera tambahan. Berbeda dari orang normal, kemampuan mendengar adalah faktor paling krusial sebagai medium deteksi dan navigasi penderita gangguan pengelihatan. Sistem tersebut memungkinkan Anda tetap bisa berbincang-bincang tanpa perlu melepas atau menonaktifkan headset.

Kurang lebih ada 285 juta orang menderita gangguan pengelihatan, dan tak sedikit yang mengalaminya sejak lahir. Sejauh ini, anjing peliharaan dan tongkat diusung sebagai pemandu serta alat bantu navigasi. Ada banyak hal yang tak bisa digantikan teknologi, namun jika 3D Audio dapat terealisasikan, hidup ratusan juta orang akan berubah jadi lebih baik.

Dan berdasarkan pengakuan Microsoft sendiri, di bawah bimbingan CEO Satya Nadella, wilayah inilah yang sedang diperluas oleh sang penyedia layanan komputer dan produsen sistem operasi terbesar di dunia itu.

Sumber: The Verge dan Digital Trends. Gambar header: The Verge.