2 October 2020

by Glenn Kaonang

Microsoft Ungkap Surface Laptop Go dan Surface Pro X Versi Baru

Surface Laptop Go dibanderol mulai $550, Surface Pro X kini dengan chipset baru yang lebih mumpuni

Rumor mengenai laptop kelas budget baru dari Microsoft yang beredar bulan lalu rupanya tidak meleset. Perangkat bernama resmi Surface Laptop Go tersebut baru saja diperkenalkan bersamaan dengan generasi baru Surface Pro X.

Seperti yang sudah diprediksi, desain Surface Laptop Go hampir mirip seperti Surface Laptop 3. Bedanya, selain ukuran layarnya lebih kecil, bodi Surface Laptop Go terbuat dari kombinasi aluminium dan polycarbonate, bukan sepenuhnya aluminium seperti milik kakaknya.

Kompromi semacam ini cukup rasional mengingat tujuan Microsoft memang adalah memangkas harga jualnya semaksimal mungkin. Dengan banderol mulai $549, alias hampir separuh harga Surface Laptop 3, Surface Laptop Go tentu bisa menjadi alternatif yang sangat menarik di kalangan para pelajar, apalagi mengingat bobotnya cuma berkisar 1,1 kg.

Bagaimana dengan spesifikasinya, apakah juga ikut dipangkas? Tentu saja. Lihat saja layar 12,4 incinya, yang punya resolusi lebih rendah di angka 1536 x 1024 pixel. Bahkan kamera yang mendukung teknologi pengenal wajah Windows Hello pun juga harus absen di sini, digantikan oleh sensor sidik jari yang tertanam pada tombol power.

Bicara soal sensor sidik jari, rupanya tidak semua varian Surface Laptop Go bakal kebagian. Varian yang dihargai $550, yang mengemas RAM 4 GB dan storage tipe eMMC 64 GB, hanya dilengkapi tombol power biasa. Jadi untuk bisa menikmati kemudahan dari sisi biometrik tersebut, konsumen harus memilih varian yang mengusung RAM 8 GB dan SSD 128 atau 256 GB, yang tentu saja dijual lebih mahal.

Beruntung semua variannya ditenagai oleh prosesor Intel Core i5-1035G1, sehingga gap performa antara satu sama lain tidak akan terlalu jauh. Sebagai sebuah Surface, perangkat ini tentu turut dilengkapi port khusus Surface Connect di samping satu port USB-C dan USB-A.

Surface Pro X generasi kedua

Beralih ke Surface Pro X, secara fisik perangkat ini identik dengan yang dirilis tahun lalu. Premis yang ditawarkan pun sama: Surface Pro X adalah perangkat yang always on, always connected, dan itu dapat terwujud berkat pemakaian chipset berarsitektur ARM yang merupakan hasil kolaborasi Microsoft dengan Qualcomm.

Untuk generasi keduanya, Surface Pro X ditenagai oleh chipset Microsoft SQ 2 yang diklaim punya kinerja CPU sekaligus GPU yang lebih baik, dan di saat yang sama masih mempertahankan daya tahan baterai hingga 15 jam pemakaian seperti generasi sebelumnya. Mendampingi prosesornya adalah pilihan RAM 8 atau 16 GB, serta SSD berkapasitas 128, 256, atau 512 GB.

Semua itu dikemas dalam bodi yang tebalnya tidak lebih dari 7,3 mm, dengan bobot 774 gram. Layar 13 incinya punya resolusi 2880 x 1920 pixel, dan perangkat turut dilengkapi dengan sepasang port USB-C serta tentu saja port Surface Connect.

Namun problem Surface Pro X sebenarnya bukanlah perkara hardware. Seperti yang kita tahu, Windows adalah sistem operasi yang diciptakan untuk perangkat berarsitektur x86, demikian pula aplikasi-aplikasi di dalamnya. Sebelum ini, Surface Pro X hanya bisa menjalankan aplikasi x86 32-bit, namun ke depannya Microsoft berjanji menghadirkan fitur emulasi yang sama untuk aplikasi 64-bit.

Rencananya, Microsoft bakal memasarkan Surface Pro X baru ini dengan harga mulai $1.500. Menariknya, versi lama yang ditenagai chipset Microsoft SQ1 tetap dijual tapi dengan harga yang jauh lebih murah ($1.000).

Sumber: Microsoft.