3 October 2019

by Glenn Kaonang

Surface Neo dan Surface Duo Adalah Jawaban Microsoft Terhadap Tren Perangkat Berlayar Ganda

Bukan foldable, tapi karakternya mirip

Microsoft memperkenalkan enam gadget baru semalam. Empat di antaranya sudah saya bahas, sekarang giliran dua sisanya, yakni Surface Neo dan Surface Duo. Keduanya dijadwalkan baru akan menyusul pada musim liburan tahun depan.

Kita mulai dari Surface Neo terlebih dulu. Ia pada dasarnya merupakan laptop berlayar ganda. Konsepnya mirip seperti Lenovo Yoga Book yang dirilis tiga tahun lalu, akan tetapi eksekusinya agak berbeda. Di Yoga Book, 'layar' keduanya berfungsi sebagai papan ketik sekaligus papan gambar, sedangkan di Surface Neo layar keduanya benar-benar berfungsi sebagai display.

Alhasil, Surface Neo justru terdengar lebih mirip dengan prototipe foldable laptop Lenovo yang diungkap belum lama ini. Yang membedakan, Surface Neo tidak menganut model foldable dengan layar yang dapat ditekuk. Kedua layarnya yang masing-masing berukuran 9 inci benar-benar terpisah, tapi tersambung oleh engsel yang dapat memutar 360 derajat.

Namun bagian paling menarik dari Surface Neo menurut saya adalah aksesorinya, spesifiknya sejenis keyboard cover tipis yang hanya menutupi separuh lebih dari layarnya. Jadi saat aksesori tersebut dipasang di atas layar, sisa layar yang tidak tertutupi akan beralih fungsi menjadi extension dari keyboard fisik atau dari layar utamanya, kurang lebih mirip seperti premis yang ditawarkan Asus ZenBook Pro Duo.

Geser aksesori tersebut ke atas, maka sisa layar yang terekspos di bawah akan beralih fungsi menjadi trackpad virtual. Singkat cerita, Surface Neo benar-benar dirancang agar mampu beradaptasi dengan berbagai skenario penggunaan secara cerdas. Sistem operasinya pun bahkan khusus, yakni Windows 10X yang didesain secara spesifik untuk perangkat berlayar ganda.

Surface Duo

Surface Duo di sisi lain bisa dipandang sebagai jawaban Microsoft terhadap tren foldable phone. Lagi-lagi yang Microsoft terapkan bukanlah foldable yang sebenarnya, melainkan dua layar 5,6 inci terpisah yang bersinergi via bantuan engsel 360 derajat untuk mengeliminasi keterbatasan smartphone selama ini, yakni dalam konteks berpindah dari satu aplikasi ke yang lain.

Ya, ini boleh saja kita anggap sebagai smartphone pertama Microsoft sejak dunia mengucapkan selamat tinggal kepada seri Lumia. Meski Microsoft nampaknya enggan menyebut Duo sebagai ponsel secara langsung, spesifikasinya menunjukkan demikian; berdasarkan informasi yang diterima Wired, Surface Duo mengemas chipset Qualcomm Snapdragon 855, dan sistem operasi yang dijalankan juga merupakan Android dengan custom skin.

Sama seperti Neo, dua layar milik Duo ini dapat beradaptasi terhadap beragam mode pemakaian. Untuk keperluan gaming misalnya, pengguna dapat menggunakan Duo layaknya Nintendo DS, dengan salah satu layar yang bertugas menampilkan controller virtual.

Yang mungkin memicu pertanyaan, di mana letak kameranya? Ya, Duo memang tidak memiliki kamera belakang. Untuk bisa memotret, pengguna harus melipat layar keduanya ke luar terlebih dulu. Namun Microsoft bilang ini bisa saja berubah, mengingat mereka masih punya waktu yang cukup panjang untuk mengerjakan Duo sebelum deadline-nya tiba tahun depan.