13 April 2017

by Glenn Kaonang

VR Headset ke Depannya Dapat Mendeteksi Raut Muka Sehingga Karakter Virtual Anda Bisa Menirunya

Dikembangkan oleh MindMaze, teknologi bernama Mask ini melibatkan bantalan wajah khusus yang kompatibel dengan berbagai VR headset

Konsep "Social VR" perlahan mulai menunjukkan daya tarik yang cukup kuat, salah satunya berkat fitur Oculus Rooms yang diluncurkan buat Gear VR dan Rift akhir tahun kemarin. Di tempat lain, AltspaceVR yang bisa dibilang sebagai pencetus konsep ini sedang bersiap untuk memfasilitasi upacara pernikahan dalam VR.

Sayangnya sejauh ini pengguna masih belum memiliki cara yang mudah untuk mengekspresikan emosinya dalam VR. Saat kita tersenyum melihat pasangan pengantin VR itu tadi misalnya, karakter atau avatar kita dalam VR tidak akan ikut tersenyum.

Namun sebuah perusahaan bernama MindMaze punya ambisi untuk memperbaiki keterbatasan tersebut. Mereka mengembangkan teknologi unik yang dapat mendeteksi sekaligus menerjemahkan ekspresi wajah pengguna ke dalam VR.

Dijuluki Mask, teknologi ini melibatkan sebuah foam atau bantalan yang bisa menggantikan foam bawaan berbagai VR headset macam Gear VR atau HTC Vive. Tentunya ini bukan sembarang foam, melainkan yang telah ditanami delapan buah dioda yang bertugas untuk membaca impuls elektrik beserta aktivitas otot pada wajah pengguna headset.

Bantalan wajah berisikan delapan dioda ini kompatibel dengan beragam VR headset / MindMaze

Data itu kemudian dianalisa menggunakan algoritma machine learning guna menentukan raut muka seperti apa yang sedang Anda buat – apakah sedang tersenyum, cemberut atau ekspresi lainnya – lalu meneruskan informasinya supaya karakter virtual Anda bisa menirunya. Prosesnya diklaim dapat berlangsung secara instan, dan Engadget rupanya sependapat usai mencobanya.

MindMaze mengklaim teknologi yang mereka rancang ini aman. Reputasi mereka sebagai produsen peralatan medis bisa menjadi jaminan bahwa dioda yang menempel pada wajah Anda tersebut tidak akan berakibat apa-apa.

MindMaze rencananya tidak akan memasarkan Mask langsung ke konsumen. Mereka lebih memilih untuk menjalin kerja sama dengan produsen VR headset, melisensikan teknologinya yang diyakini sangat mudah untuk diintegrasikan ke produk yang sudah tersedia di pasaran.

Sumber: Engadget dan MindMaze.