16 July 2020

by Glenn Kaonang

Layanan Mozilla VPN Resmi Meluncur dengan Tarif Bulanan $5

Tidak ada paket gratisan, dan Mozilla cukup transparan soal kebijakan pengumpulan datanya

Tuntutan untuk bekerja dari rumah selama pandemi memicu peningkatan penggunaan layanan VPN secara drastis. Tren ini pada akhirnya juga menginspirasi perusahaan seperti Mozilla untuk terjun ke industri VPN secara resmi lewat layanan berbayar mereka, Mozilla VPN.

Pandemi boleh menjadi pemicu peluncurannya, akan tetapi Mozilla sebenarnya sudah menguji versi beta layanan ini sejak September tahun lalu. Kala itu namanya masih Firefox Private Network, dan masih merupakan fitur yang terintegrasi pada browser Firefox.

Selain melakukan rebranding, Mozilla juga telah mengubahnya menjadi layanan terpisah. Mozilla VPN sejauh ini sudah tersedia di enam negara: Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Malaysia, Singapura, dan Selandia baru, sebelum menyusul ke negara-negara lainnya. Mozilla mematok tarif berlangganan sebesar $5 per bulan dan tidak menawarkan paket gratisan, mengindikasikan bahwa ini bukan layanan VPN 'kaleng-kaleng' yang umumnya tidak transparan soal kebijakan pengumpulan datanya.

Secara teknis, Mozilla VPN memanfaatkan jaringan server yang dimiliki Mullvad, penyedia layanan VPN open-source yang bermarkas di Swedia. Mullvad sendiri memastikan bahwa mereka tidak pernah merekam data-data seperti IP address, browsing history, durasi, timestamp, DNS request, dan lain sejenisnya.

Kendati demikian, Mozilla VPN mengharuskan pelanggannya masuk menggunakan akun Firefox, yang berarti mereka punya akses ke data-data seperti alamat email maupun IP. Untungnya Mozilla cukup transparan terkait kebijakan pengumpulan datanya, dan mereka menjelaskan bahwa data alamat IP yang diterima dari akun Firefox itu tadi mereka pakai untuk memperkirakan lokasi pelanggan mengingat Mozilla VPN sendiri baru tersedia di beberapa negara saja.

Layanan VPN lain yang lebih unggul soal privasi pastinya ada, tapi setidaknya Mozilla VPN datang dari brand yang sudah pengguna internet percayai selama belasan tahun. Gampangnya, yang jadi taruhan di sini adalah reputasi browser Firefox, dan Mozilla tampaknya tidak mau mengambil risiko dengan meluncurkan layanan VPN gratisan yang sering kali dicap negatif akibat banyaknya kasus data pengguna yang dijual ke berbagai pihak.

Pemakaian protokol WireGuard juga mengindikasikan bahwa performa Mozilla VPN bisa lebih cepat ketimbang sebagian besar layanan VPN yang ada sekarang. Sayangnya, Mozilla VPN sejauh ini baru tersedia di Android dan Windows saja. Versi iOS-nya semestinya bakal segera menyusul, sedangkan versi macOS dan Linux-nya sedang dalam proses pengembangan.

Sumber: VentureBeat dan Mozilla.