17 January 2017

by Glenn Kaonang

Kontrol Sentuh pada Nintendo Switch Terasa Lebih 'Hidup' Berkat Teknologi TouchSense

Developer pada akhirnya dapat meracik kontrol yang lebih intuitif sekaligus variatif

Kecuali komunikasi Anda dengan dunia luar benar-benar terisolasi, Anda pasti sudah mendengar kabar bahwa Nintendo telah meresmikan gaming console generasi terbarunya yang bernama Switch. Tidak seperti Wii U maupun pendahulu-pendahulu lainnya, Switch benar-benar portable dan bisa dimainkan layaknya sebuah tablet.

Pada kenyataannya Nintendo Switch merupakan sebuah tablet yang operasional, tidak seperti controller milik Wii U. Switch mengemas layar sentuh 6,2 inci beresolusi 720p, yang berarti kontrolnya tidak cuma mengandalkan gamepad fisik saja.

Yang menarik, di balik layar sentuh tersebut bernaung teknologi yang cukup istimewa. Didapuk TouchSense, teknologi ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan bernama Immersion. Sekadar informasi, Immersion sempat menuntut Apple mencuri paten dan menggunakannya untuk meracik fitur Force Touch pada Apple Watch.

Dengan TouchSense, kontrol virtual yang terpampang di layar sentuh sejatinya akan terasa seakan-akan seperti tombol fisik berkat efek haptic. Immersion percaya bahwa teknologi semacam ini sanggup menyajikan pengalaman gaming yang lebih immersive.

Balik ke Switch, Nintendo rupanya telah menjalin kerja sama dengan Immersion, dimana mereka berhak mendapatkan lisensi penggunaan TouchSense pada console terbarunya tersebut. Nantinya, pihak developer dapat memaksimalkan kecanggihan TouchSense guna menyuguhkan kontrol yang intuitif sekaligus variatif pada game-game Switch.

Sumber: Nintendo Insider dan Digital Trends. Gambar header: Nintendo.