1. Startup

Nodeflux Ungkap Capai Profitabilitas, Rencanakan Ekspansi ke Luar Negeri

Porsi bisnis terbesar datang dari B2G; berencana ekspansi ke lndia, Singapura, Amerika Serikat, dan Eropa

Startup deep-tech pengembang teknologi AI Nodeflux mengungkapkan perusahaan telah mencapai profitabilitas dan tidak mengandalkan lagi pendanaan dari investor sejak putaran terakhir di 2019. Adopsi teknologi AI yang mulai marak di kalangan pemerintah dan korporasi menjadi pendorong di balik pencapaian dari startup yang dirintis pada 2016 ini.

Dalam temu media yang digelar Senin (28/11), Chief Product Officer Adhiguna Mahendra menyampaikan, sejak awal Nodeflux berdiri jajaran manajemen selalu memastikan bahwa perusahaan punya fundamental  kuat lewat model bisnis dan nilai yang tepat agar punya posisi kuat di pasar, hingga pada akhirnya menjadi perusahaan berkelanjutan.

Sebagai perusahaan teknologi yang tidak memiliki aset fisik, satu-satunya yang bisa dijadikan aset adalah kekayaan intelektual (IP) yang diyakini selalu bernilai tambah ke depannya. Sementara, aset berwujud yang dimiliki perusahaan adalah portofolio berbagai contoh proyek yang pernah dikerjakan bersama para kliennya.

“Model bisnis kita bukan raising fund buat kejar growth, kita enggak mau kayak gitu, kita maunya sustain. Makanya kita main ke segmen konsumen dengan business proposition yang kuat, kita juga punya value yang bagus, mereka [klien] pun bisa kasih money yang bagus, dengan demikian kita bisa sustain,” kata Adhiguna.
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again