1. Startup

Optimisme Natali Ardianto Seriusi Segmen Healthtech

Menjadi Co-Founder dan CEO Indopasifik Teknologi Medika Indonesia. Fokus dan branding startup masih dirahasiakan

Catcha Group di akhir tahun lalu merilis tiga prediksi terkait masa depan industri startup di Indonesia sampai 2020 mendatang. Salah satunya soal prediksi potensi startup unicorn berikutnya di Indonesia yang berasal dari segmen fintech dan healthtech (teknologi kesehatan).

Prediksi ini boleh diamini. Pangsa pasar healthcare di Indonesia diprediksi mencapai $363 miliar di 2025, naik 18 kali lipat dari $20 miliar di 2010. Kenaikan ini didorong tingginya permintaan terhadap layanan kesehatan.

Di balik potensi besar ini, ada tantangan yang masih menghantui industri layanan kesehatan seperti minimnya tenaga medis di daerah dan fasilitas kesehatan yang belum merata. Banyak yang menganggap hanya orang kaya yang bisa berobat karena mahalnya biaya pengobatan.

Co-Founder Tiket Natali Ardianto pun memutuskan kini terjun ke sektor healthtech yang bakal dirilis akhir tahun ini. Sempat sejenak berkutat dengan startup fintech EmasDigi, Natali mengonfirmasi dirinya telah exit dari startup tersebut dan secara penuh waktu mengembangkan startup barunya ini.

"Saya pribadi suka memulai sesuatu dari kecil sampai benar-benar besar. TAM [total addressable market] di healthcare itu besar, namun belum ada success story-nya di Indonesia. Sama halnya dengan yang terjadi di OTA, saat Tiket dirintis di 2011, itu karena TAM-nya juga besar dan pemainnya belum ada," terangnya kepada DailySocial.

Ia menganggap startup healthtech di Indonesia masih dalam tahap infancy, artinya banyak pemain yang baru mulai karena sadar dengan potensinya dan berlomba-lomba untuk jadi terbesar. Dirinya merasa tidak khawatir karena ada peluang bisa digarap dengan startup baru tersebut.

Natali kini menjadi Co-Founder dan CEO Indopasifik Teknologi Medika Indonesia (ITMI) dan Advisor untuk Indopasifik Medika Investama (IMI). IMI adalah perusahaan holding yang membawahi sejumlah layanan kesehatan, seperti PharmaPlus (apotek), Homecare24 (aplikasi jasa home care dan perawat), dan PrimeCare Clinic (klinik dokter spesialis dan umum).

IMI terafiliasi dengan keluarga pebisnis Kwari yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan selama 40 tahun.

ITMI akan menjadi startup healthtech di bawah IMI dengan dua layanan yang akan dirilis pada akhir tahun ini. Dengan berbagai pertimbangan, Natali belum bisa membeberkan lebih dalam tentang nama startup dan segmen healthtech yang akan dirambah.

"Kalau tentang apa, belum bisa di-disclose. Tapi kita akan buat dua produk digital yang akan di-launch akhir tahun ini."

ITMI menjadi startup kelima yang dikerjakan Natali. Startup pertamanya adalah Urbanesia (city directory) yang diakuisisi Kompas. Berikutnya Golfnesia (situs booking olahraga golf), Tiket (OTA) yang diakuisisi Grup Djarum melalui Blibli, dan EmasDigi (situs jual beli emas online).

Optimisme ITMI

Meski enggan mendetailkan, Natali memiliki optimisme yang tinggi terhadap ITMI. Ia memproyeksikan, dalam waktu dua tahun perusahaan sudah mencetak untung dan menguasai 0,07% pangsa pasar healthcare di Indonesia.

Dia beralasan produk yang sedang dibuat sudah terbukti sukses di luar negeri. ITMI hanya mereplikasi dan memodifikasinya sesuai dengan kondisi di Indonesia. Diklaim layanannya ini sebenarnya sudah ada secara offline, hanya saja bentuknya kini didigitalkan.

"Sama halnya dengan Gojek, mereka mendigitalkan pengemudi ojek. Tapi ojeknya itu sendiri kan sudah ada sejak lama. Nah hal seperti itulah yang sedang kami kerjakan. Intinya mau digitalkan produk itu, harus tau caranya buat produk itu jadi online. Itu tugas kita [engineer], tapi kalau tentang industrinya itu sendiri butuh expert."

Produk ITMI sekarang masih dalam tahap pengembangan dan rencananya akan menjadi produk yang saling melengkapi dengan sister company di dalam lingkup IMI.

Tim secara resmi baru mulai bekerja sejak 17 Juni dengan jumlah karyawan awal mencapai 11 orang. Natali menjadi co-founder bersama empat orang lainnya, yang kebetulan semuanya pernah bekerja di Tiket.

Natali berharap bisa merekrut banyak engineer untuk mempercepat pengembangan ITMI agar pada akhir tahun total anggota tim mencapai 52 orang. Secara status perusahaan, ITMI telah disokong pendanaan Pra Seri A dari holding.

"[Di posisi CEO] sekarang I get to be able to run the company the way I really want. Jadi kata kuncinya adalah eksekusi, makanya belum bisa cerita banyak. Saya berharap dengan pengalaman saya [dari perusahaan-perusahaan sebelumnya] eksekusi yang kita lakukan ini tepat," pungkasnya.

Masuknya Natali ke segmen ini, turut meramaikan peta persaingan startup healthech di Indonesia. Pemain sebelumnya yang berkecimpung di antaranya Alodokter, Halodoc, Medigo, HubSehat, Ayomed, Periksa.id, SehatQ, Medi-Call, dan masih banyak lagi.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again