5 August 2021

by Glenn Kaonang

Pearson Luncurkan Layanan Subscription untuk Buku Kuliah

Dinamai Pearson+, premisnya mirip Netflix, tapi khusus untuk buku pelajaran ketimbang film

Model bisnis subscription telah mengubah cara kita mengonsumsi berbagai macam produk media dalam beberapa tahun terakhir. Hampir semua produk media yang memiliki versi digital pada dasarnya bisa ditawarkan ke konsumen melalui sistem berlangganan, tidak terkecuali buku pelajaran.

Penerbit buku pelajaran terbesar asal Amerika Serikat, Pearson, baru-baru ini mengumumkan Pearson+, sebuah layanan berlangganan khusus buku pelajaran di jenjang universitas. Anggap saja ini seperti Netflix atau Disney+, tapi yang katalognya berisikan ribuan buku kuliah ketimbang film. Lalu dengan membayar tarif bulanan, Anda bisa mengakses semuanya melalui perangkat desktop maupun mobile.

Pearson mematok tarif berlangganan sebesar $15 per bulan untuk akses lengkap ke lebih dari 1.500 judul buku kuliah yang tersedia di katalog Pearson, atau $10 per bulan untuk akses ke satu buku saja. Dibandingkan harga buku fisik yang terkadang bisa mencapai angka ratusan dolar per buku, $15 per bulan tentu tergolong sangat murah.

Buku-buku digital tersebut dapat dibuka di aplikasi Android atau iOS, atau bisa juga melalui browser desktop. Selagi membaca, kita bisa meng-highlight atau menambahkan catatan. Alternatifnya, pelanggan juga dapat mendengarkan versi audio dari beberapa judul buku. Kelebihan lain yang tidak bisa kita temui di buku fisik adalah fitur search, yang akan lebih memudahkan pencarian informasi ketimbang mengandalkan daftar isi.

Pearson+ akan diluncurkan di AS pada musim semi, tapi ke depannya Pearson sudah punya rencana untuk menghadirkannya secara global. Pearson bukanlah yang pertama menawarkan layanan subscription untuk buku pelajaran. Sebelumnya, penerbit Cengage sudah lebih dulu menyediakan layanan serupa bernama Cengage Unlimited, tapi mereka juga sempat dituntut karena dianggap merugikan kalangan penulis.

Tentu saja, Pearson+ baru bisa menjadi solusi yang atraktif apabila seorang mahasiswa atau mahasiswi memang harus berkutat dengan beberapa buku kuliah terbitan Pearson di tiap semester. Kalau ternyata harus menggunakan buku dari beberapa penerbit yang berbeda, mereka mungkin bisa menghemat lebih banyak dengan membeli buku bekas ketimbang berlangganan layanan semacam ini.

Sumber: The Verge dan Pearson.