Perangi Judul Clickbait, Facebook Rilis Formula News Feed Baru

Update algoritma ini akan menempatkan judul-judul clickbait di urutan terbawah dan dengan intensitas yang rendah

Jejaring sosial raksasa, Facebook kembali menyatakan “perang” terhadap headline-headline “clickbait” dengan menerapkan algoritma baru ke news feed-nya. Seperti halnya sistem keamanan di dalam email yang berfungsi membedakan pesan spam, formula baru ini juga akan mendepak headline clickbait yang cenderung menjebak ke urutan yang lebih rendah ketimbang postingan lainnya. Selain urutan, postingan juga akan ditampilkan dengan intensitas yang lebih rendah.

Perubahan algoritma ini diumumkan kemarin waktu setempat, menargetkan dua jenis headline, yaitu headline yang menyembunyikan informasi sebenarnya dan headline yang melebih-lebihkan atau menyesatkan. Tujuan akhirnya adalah untuk memberikan postingan-postingan yang relevan dengan tiap-tiap pengguna. Sehingga postingan paling penting akan ditempatkan di peringkat teratas dalam news feed.

Dikutip dari rilis resminya, Facebook memberikan beberapa contoh headline yang dimaksudkan. Misalnya : “When She Looked Under Her Couch Cushions And Saw THIS… I Was SHOCKED!”; “He Put Garlic In His Shoes Before Going To Bed And What Happens Next Is Hard To Believe”; dan “The Dog Barked At The Deliveryman And His Reaction Was Priceless.” Familiar dengan judul-judul seperti ini? Nah, judul postingan seperti inilah yang ingin disingkirkan dari news feed oleh Facebook.

Perubahan ini menandai percobaan kedua Facebook dalam menghalau strategi headline clickbait yang kerap dipraktikkan oleh penerbit. Di bulan Agustus dua tahun lalu, Facebook juga pernah mengumumkan perubahan algoritma untuk news feed yang dirancang untuk menganalisa durasi waktu yang dihabiskan pengguna di dalam artikel. Dari analisis tersebut, Facebook akan menjatuhkan penalti kepada penerbit yang dinilai melakukan cara-cara yang tak etis.

Facebook menilai, jika pengguna mengklik sebuah tautan kemudian dalam sekejap kembali ke Facebook, itu berarti mereka tidak menemukan apa mereka harapkan dari judul.

Update pertama tersebut menggunakan pengguna sebagai bahan pertimbangan penalti, sebaliknya update kedua terbaru ini fokus pada perilaku penerbit. Kabar baiknya, jika penerbit berhenti melakukan metode clickbait, maka penalti yang dijatuhkan dapat dilepas dan mereka dapat memperbaiki peringkat postingan di dalam news feed.

Sumber berita FBnewsroom dan gambar header YouTube.