27 January 2020

by Glenn Kaonang

Reinkarnasi Platform Video Pendek Vine, Byte, Resmi Diluncurkan

Masih dengan looping video berdurasi maksimum 6 detik

24 Januari 2013, platform video pendek Vine resmi menyapa dunia. 24 Januari 2020, lahir platform video dengan premis serupa bernama Byte. Apakah ini suatu kebetulan? Tentu tidak. Byte merupakan kreasi Dom Hofmann, yang sendirinya dikenal sebagai salah satu pendiri Vine.

Vine, seperti yang kita tahu, sudah 'dibunuh' oleh Twitter sejak sekitar tiga tahun lalu. Meski begitu, Dom Hofmann rupanya masih belum mau menyerah. Beberapa kali ia mengungkapkan keinginannya untuk menghidupkan Vine kembali. Hingga akhirnya menjelang akhir 2018, ia mengonfirmasi bahwa reinkarnasi Vine bakal mengusung nama Byte.

Awalnya dijadwalkan meluncur pada musim semi 2019, Byte ternyata agak terlambat. Konsep yang ditawarkannya sama persis seperti Vine, yakni mewadahi beragam video dengan durasi maksimum 6 detik. Video di Byte pun juga akan diputar berulang kali (looping) layaknya di Vine dulu.

Yang berbeda justru adalah kondisi pasarnya. Instagram dan TikTok saat ini merupakan pemimpin di ranah social video, dan ini berarti Byte perlu menyuguhkan lebih dari sekadar nuansa nostalgia yang diwariskan Vine. Sajian ekstra itu datang dalam bentuk program monetisasi.

Rencananya, Byte akan segera menguji sejumlah opsi monetisasi bagi para kreator yang sudah cukup tenar di Byte. Pastinya bagaimana belum dirincikan, akan tetapi Byte melihat program monetisasi inilah yang bakal menjadi salah satu faktor pembeda, terutama jika dibandingkan dengan TikTok yang nyaris tidak menyediakan cara bagi komunitas kreatornya untuk mendapatkan uang.

Aplikasi Byte sendiri saat ini sudah tersedia untuk perangkat Android maupun iOS, tapi sayangnya belum di semua negara, termasuk di Indonesia. Sejumlah kreator veteran Vine juga sudah mulai mencicipi Byte, termasuk idola saya @pinot.

Sumber: TechCrunch.

Application Information Will Show Up Here