1. Startup

Polytron Bangun Pabrik Smartphone di Kudus

Persaingan pasar ponsel lokal untuk "melokalisasi" produknya kian memanas. Setelah merek lokal Evercoss yang terlebih dahulu membangun pabrik untuk produksi mandiri, Polytron kini mengikuti jejaknya. PT. Hartono Istana Teknologi selaku produsen Polytron berencana tahun ini memproduksi smartphone di pabriknya yang didirikan di Kudus.

Direktur Jendral Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, seperti dikutip Tempo, mengatakan, "Akhir Desember lalu (Polytron) sudah melakukan trial production. Intinya industrialisasi handphone di Tanah Air jalan terus. Mereka akan produksi smartphone."

Pabrik ini sebenarnya sudah memproduksi produk elektronik seperti Video dan Audio. Namun sejak awal 2014 telah mulai memproduksi Feature Phone di pabrik yang sama. Seperti dikutip dari SindoNews, Public Relations dan Marketing Event Manager Polytron Santo Kadarusman menyatakan di lahan seluas 130.000 meter persegi tersebut Polytron menargetkan untuk dapat memproduksi 2,4 juta unit per tahun.

Santo mengakui sebagai pemain baru pangsa pasar ponsel Polytron di Indonesia masih belum begitu besar. Seiring dengan pertumbuhan smartphone kini 60% produksi ponsel Polytron di dominasi oleh smartphone Android, sementara 40% lainnya masih di segmen feature phone. Pihaknya menargetkan di tahun 2015 pertumbuhannya mampu melonjak tajam.

Saat ini produk unggulan Polytron di pasaran adalah Polytron W9500 dan Polytron Crystal 4 yang masih diproduksi di Tiongkok dan masuk di segmen smartphone yang ditawarkan di kisaran harga Rp 2 juta.

"Saat ini Polytron masih fokus pada penetrasi pasar terlebih dahulu sembari edukasi produk ponsel Polytron ini ke masyarakat. Hal ini dilakukan karena selama ini masyarakat lebih mengenal Polytron pada produk elektroniknya saja. Padahal kami sudah punya handphone juga," tegas Santo lebih lanjut.

Masih dari sumber yang sama, Santo mengklaim bahwa ponsel Polytron merupakan ponsel bikinan lokal dan satu-satunya merek asli Indonesia. Adapun bahan baku produksi, sesuai aturan dari pemerintah sebagai produk lokal, hampir 55% komponen produksi berasal dari dalam negeri. Jika permintaan pasar makin tinggi, Polytron akan terus meningkatkan produksinya, apalagi lini produksi ponsel masih bisa dioptimalkan hingga 100.000 unit per lini.

[Ilustrasi: Shutterstock]

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again