5 April 2018

by Glenn Kaonang

Project OpenWatch Bisa Menjadi Cikal Bakal Sistem Operasi Smartwatch Alternatif Terhadap Wear OS

Digagaskan oleh Blocks, yang mau tidak mau harus mengembangkan OS-nya sendiri karena smartwatch-nya mengusung konsep modular yang tergolong baru

Kecuali Anda Apple, Samsung atau Fitbit, sulit rasanya mengembangkan sistem operasi sendiri demi menandingi Wear OS (Android Wear) besutan Google. Seperti yang kita tahu, ketiga pabrikan besar itu punya OS smartwatch-nya sendiri-sendiri: watchOS (Apple), Tizen (Samsung), dan FitbitOS (Fitbit).

Namun ketika opsi yang tersedia secara luas (Wear OS) menjadi hambatan atas inovasi Anda, upaya untuk mengembangkan sistem operasi sendiri mau tidak mau harus dilakukan. Itulah yang menjadi motivasi bagi pengembang smartwatch Blocks, yang harus berusaha sendiri karena tidak ada OS yang tersedia yang mendukung konsep modular mereka.

Yang patut diapresiasi, Blocks tidak egois. Belum lama ini mereka meluncurkan Project OpenWatch, sebuah proyek open-source yang bertujuan untuk memudahkan developer lain dalam mengembangkan sistem operasi smartwatch-nya sendiri. Basisnya adalah Android Oreo, namun untuk sekarang baru satu jenis chipset yang didukung, yaitu MediaTek MTK6580M yang digunakan oleh Blocks.

Sejauh ini sudah ada dua developer yang cukup tenar yang mengembangkan OS-nya dengan memanfaatkan Project OpenWatch, yakni pengembang CarbonROM dan LineageOS (penerus CyanogenMod). Sayang keduanya belum berani mengumumkan jadwal perilisannya.

Blocks melihat Project OpenWatch sebagai solusi bagi mereka yang tertarik mengembangkan smartwatch kelas budget, spesifiknya yang berharga kurang dari $100. Bagi konsumen, proyek ini berpeluang melahirkan sejumlah sistem operasi baru sebagai alternatif dari Wear OS.

Pertanyaannya, apakah kita benar-benar butuh OS smartwatch baru? Kalau dalam kasus Blocks, kehadiran OS baru sangat masuk akal mengingat konsep modular yang ditawarkan memang tergolong baru. Semoga saja OS baru yang terlahir nantinya bisa mengatasi problem-problem Wear OS, dan bukan sekadar mengandalkan interface baru yang lebih chic atau fancy.

Sumber: Liliputing dan The Verge.