1. Startup

Qlue Klaim Bisnis Naik 70% Setahun Terakhir, Solusi Dipakai di Berbagai Negara

Pendapatan utama disokong dari kemitraan bersama sektor pemerintah 80%, sisanya dari swasta 20%

Startup penyedia solusi ekosistem smart city Qlue mengungkapkan bisnis secara keseluruhan tumbuh 70% dibandingkan tahun sebelumnya, melebihi target awal sebesar 50%. Pandemi menjadi faktor dibalik meningkatnya implementasi digitalisasi dan pemanfaatan solusi smart city yang semakin krusial dalam keberlangsungan usaha.

Co-Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, integrasi solusi smart city dengan kebutuhan di masa pandemi bisa membantu berputarnya roda perekonomian agar tetap berjalan, dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Hal itu juga sejalan dengan tren usaha saat ini juga berkembang ke arah operasional minim sentuhan dan tatap muka langsung.

“Kemampuan Qlue dalam membaca kecenderungan pasar itu juga menjadi pondasi utama dalam inovasi dan pengembangan solusi berkelanjutan oleh Qlue,” kata dia, Rabu (31/3).

Pada awal tahun lalu, sebenarnya perusahaan memiliki sejumlah rencana pengembangan teknologi. Akan tetapi pandemi berlangsung, yang akhirnya mengubah rencana perusahaan dan berinisiatif mengembangkan solusi baru yang berkaitan dengannya. Salah satunya adalah aplikasi pelaporan warga QlueApp, menambah enam kategori laporan baru terkait Covid-19 dan menjadi mitra strategis Pilkada Watch.

Selain itu, lini produk IoT mengembangkan QlueThermal untuk mendeteksi suhu tubuh, penggunaan masker, dan dilengkapi fitur absensi. “Pengembangan berikutnya juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga dapat digunakan untuk sistem absensi, akses kontrol, dan integrasi dengan RFID,” tambah Co-Founder dan CTO Qlue Andre Hutagalung.

QlueThermal kini sudah memasuki pengembangan versi kedua dan sedang persiapan menuju versi ketiga yang bakal dirilis pada Mei 2021. Salah satu penggunanya adalah PT Pertamina (Persero).

Sejauh ini Qlue memiliki enam produk smart city. Selain QlueThermal, ada QlueApp, QlueWork, QlueVision, QlueSense, dan QlueDashboard. Masing-masing produk ini punya fungsi, misalnya QlueWork dipakai oleh tenaga lapangan untuk menindaklanjuti laporan yang dikirimkan oleh QlueDashboard.

Rama menuturkan solusi Qlue berhasil menarik pihaknya untuk memboyong ke luar negeri dan diimplementasikan di sana. Disebutkan, perolehan penghargaan dari luar negeri dan mengikuti berbagai program akselerator dan jaringan global, termasuk salah satu faktor pendukung dibalik masifnya pergerakan solusi Qlue secara global.

Menurut salah satu riset yang ia kutip, potensi smart city secara global pada 2025 mendatang diprediksi tembus $820 miliar dengan pertumbuhan 14,8% per tahun. “Pasar utama kami masih Indonesia karena peluang di sini masih sangat besar, tapi mampu ekspansi global juga salah satu target kami. Harapannya bisa semakin mendunia, meski kebanyakan proyek masih di Asia.”

Beberapa lokasi yang sudah memanfaatkan solusi Qlue adalah Singapura, Filipina, Tiongkok, Jepang, India, Rusia, Australia, dua negara di benua Eropa, dan empat negara di benua Amerika. Di Indonesia saja, kota-kota yang sudah memanfaatkan solusinya ada lebih dari 75 kota, dengan penambahan 43 kota pada 2020 saja.

Jumlah klien Qlue pada tahun lalu naik 32% menjadi 133 perusahaan dari sebelumnya 101 perusahaan. Sementara, pertumbuhan mitra dan channel untuk mendistribusikan solusinya naik 20% menjadi 126 mitra dari sebelumnya 105 mitra.

Klien Qlue datang dari sektor pemerintah dengan komposisi 70% dan sisanya swasta 30%. Pada tahun lalu, sektor pemerintah juga mendominasi tapi komposisinya 55% terhadap sektor swasta 45%. Bila melihat dari komposisi sumber pendapatan Qlue, sektor pemerintah berkontribusi terhadap 80% total keseluruhan dan sisanya dari sektor swasta 20%.

Presiden Qlue Maya Arvini menuturkan, sektor usaha yang memanfaatkan solusi Qlue di masa pandemi cukup bervariasi, ada yang datang dari, properti, rumah sakit, retail perbankan, perhotelan, industri hiburan sampai ke instansi pemerintah level pusat dan daerah.

Solusi smart city teranyar

Andre melanjutkan pada tahun ini perusahaan akan melanjutkan pengembangan solusi pendukung smart city lainnya yang sudah direncanakan dalam rancangan kerja. Ada dua solusi yang telah disiapkan, yakni Smart Environment yang difokuskan untuk memperbaiki kualitas udara dan Smart Traffic Management untuk meningkatkan mobilitas di perkotaan.

Terkait solusi yang kedua, sambungnya, nantinya lampu lalu lintas akan ditenagai dengan teknologi AI untuk membaca situasi lalu lintas terkini. Durasi lampu akan lebih fleksibel tergantung jumlah kendaraan, bukan lagi ditentukan berdasarkan jadwal.

Solusi tersebut telah diujicobakan di dua lokasi, salah satunya di Alam Sutera. Diklaim, Qlue mampu mengurangi tingkat kemacetan di persimpangan jalan hingga 25%. “Lampu lalu lintas ini juga buat mengatur para penyeberang sehingga mengurangi risiko kecelakaan. Kami akan lebih banyak bekerja sama dengan DISHUB untuk memakai solusi ini.”

Selain itu, Qlue sedang mengembangkan sebuah platform untuk permudah penggunaan solusi AI agar dapat dijangkau pelaku bisnis UKM hingga skala besar sesuai kebutuhan masing-masing. Rencananya solusi tersebut akan dirilis dalam kurun tahun ini.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again