23 August 2019

by Dimas Galih W.

Qualcomm Bahas Dampak 5G di Indonesia

Bagaimana peluang dan tantangan Qualcomm 5G di Indonesia

Qualcomm pada tanggal 22 Agustus 2019 mengadakan seminar yang bertajuk Welcoming 5G Technology: Benefits and Challanges to Indonesia. Kami pun mendapatkan undangan untuk melakukan wawancara kepada petinggi Qualcomm di Indonesia. Sayang memang, ruangan sangat penuh sesak sehingga menyulitkan para jurnalis untuk mengambil gambar.

Qualcomm menganggap pentingnya 5G di Indonesia karena merupakan teknologi komunikasi nirkabel yang paling canggih yang ada saat ini dan standarnya ternyata sudah ditetapkan. Untuk spektrumnya sendiri membutuhkan alokasi baru, berbeda dari 4G. Kecepatannya sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. 5G nantinya akan berguna untuk menyampaikan layanan-layanan seperti Enhanced BroadbandMassive IoT, dan Ultra Reliable Low Latency.

Di Indonesia belum ada frekuensi 5G yang dialokasikan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah masih menunggu keputusan World Radio Congress (WRC),  di mana seluruh perwakilan pemerintah di dunia berkumpul untuk menentukan frekuensinya. Beberapa frekuensi sudah populer untuk digunakan, yaitu 2.6 GHz, 3.5 GHz, 2.8 GHz, dan 4.0 GHz.

Qualcomm berharap pemerintah semakin pasti untuk menentukan frekuensi mana yang bakal dipakai di Indonesia. Sementara di dunia beberapa negara sudah meluncurkan 5G secara komersil seperti Amerika dan Korea Selatan.

Qualcomm sudah memiliki ekosistem perangkat untuk 5G. Bahkan beberapa merek sudah memiliki chipset 5G dan juga mulai menjual perangkatnya. Mereka berharap, Indonesia dapat mengimplementasikan teknologi ini dengan lebih cepat.

Peluang

Menurut Shanedy Ong, Qualcomm Country Director Indonesia, 5G bisa memunculkan bisnis-bisnis dan peluang baru nantinya. Contoh yang paling mudah adalah dengan latensi rendah, seorang dokter di Jakarta dapat melakukan remote surgery dengan pasien yang ada di Papua. Dampak 5G bagi ekonomi dari sisi goods and services mencapai 12,3 triliun dolar Amerika. Hal ini tentu saja menjadi dampak positif bagi sebuah negara.

"Factory of the future membutuhkan infrastruktur cerdas termasuk data nirkabel, sistem cyber-physical seluler, dan arsitektur TI terintegrasi. Dengan 5G, Indonesia dapat memiliki ketahanan, konektivitas real-time, dan kecepatan data yang memadai untuk industrial IoT. Lebih dari sekedar teknologi, 5G juga dapat mentransformasi model bisnis, dengan assembly-as-a-service, manufacture-as-a-service, machine-as-a-service dan AI-as-a-service. Oleh karena itu 5G merupakan bagian integral Making Indonesia 4.0,” jelas Toto Suharto, Managing Director, Bosch Indonesia.

Industri lain dengan potensi tinggi aplikasi 5G adalah game, yang sedang bertumbuh pesat di Indonesia. Di Indonesia pasar game berkembang sangat pesat dan diprediksi menjadi lima pasar terbesar sedunia senilai US $ 4,3 miliar pada tahun 2030. Game multiplayere-sports, dan AR/VR semakin populer. 5G akan merevolusi user experience dan menjadi perkembangan paling menarik di industri game.

Jadi, jangan melihat penggunaan 5G dari sisi konsumen saja, tetapi juga harus dilihat dari segi bisnisnya.

Tantangannya

Tentunya, masalah di Indonesia berbeda dengan negara lain. Permasalahan yang teridentifikasi di Indonesia adalah Milimeter Wave dan C Band Spectrum. C Band Spectrum saat ini dipakai untuk komunikasi satelit dengan frekuensi 3500 MHz di Indonesia. Namun frekuensi ini ditetapkan akan dipakai untuk frekuensi 5G. Qualcomm melihat bahwa pada frekuensi 3500 MHz ini nantinya bisa dibagi dua pengalokasiannya, yaitu untuk penggunaan satelit dan juga 5G.

Dengan adanya frekuensi yang 'bentrok', tentu saja pemerintah harus mengadakan alokasi spektrum. Setelah itu, akan ada langkah-langkah yang dapat dilakukan bersama Qualcomm. Setelah menentukan standar, pemerintah harus menetapkan standarnya. Semakin cepat melakukan alokasi spektrum, semakin baik.

Pemerintah juga harus menetapkan roadmap untuk jaringan 5G. Hal ini juga bakal memudahkan para operator untuk menentukan arah bisnis mereka ke depannya. Dengan begitu, implementasi 5G di Indonesia dapat dipercepat.