17 October 2017

by Amir Karimuddin

Qualcomm Tunjukkan Kebolehan Snapdragon X50 Hasilkan Konektivitas Data Kualitas 5G (UPDATED)

Dengan kecepatan lebih dari 1Gbps, dijadwalkan tersedia di pasaran mulai tahun 2019

Qualcomm dalam acara "4G/5G Summit" di Hong Kong mengumumkan showcase Snapdragon X50 yang menghasilkan konektivitas data kualitas 5G melalui sebuah modem 5G yang diuji coba menggunakan pita frekuensi radio mmWave 28GHz. Uji coba dilakukan di laboratorium Qualcomm di San Diego, Amerika Serikat, dan mengklaim mencapai kecepatan lebih dari 1 Gbps.

Roadmap Qualcomm menyebutkan teknologi ini, yang mengutilisasi 5G New Radio (NR), akan mulai tersedia di pasaran di tahun 2019.

Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong menyebutkan rencana peluncuran tahun 2019 adalah setahun lebih cepat dibanding rencana awal yang mencanangkan ketersediaan teknologi 5G untuk publik di tahun 2020.

Snapdragon X50 pertama kali dikenalkan ke publik tepat setahun yang lalu, di acara serupa di Hong Kong. Qualcomm mengklaim sebagai yang pertama mengembangkan chipset konektivitas 5G. Showcase tersebut disebutkan untuk mempertegas posisi Qualcomm sebagai pionir di sektor ini.

Secara teoritis, teknologi 5G bisa mendukung kecepatan hingga 5Gbps.

Desain referensi smartphone 5G Qualcomm / Qualcomm

Selain showcase ini, Qualcomm juga mengumumkan desain referensi smartphone 5G. Desain ini memudahkan pengetesan dan optimasi performa mmWave 5G di berbagai form factor perangkat mobile.

"Milestone kali ini dan desain referensi smartphone 5G menunjukkan bagaimana Qualcomm Technologies memimpin [pengembangan] 5G NR di perangkat mobile untuk meningkatkan pengalaman mobile broandband bagi konsumen di seluruh dunia," ujar EVP Qualcomm Inc dan President Qualcomm Technologies Cristiano Amon.

5G di Indonesia

Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong / DailySocial

Shannedy kepada sejumlah media mengatakan fokus Qualcomm Indonesia saat ini masih membantu pemerataan implementasi teknologi 4G/LTE di Indonesia, yang mulai tersedia sejak akhir 2014.

Tahun ini, Telkomsel sebagai operator dengan jangkauan terluas, berjanji untuk memperluas jangkauan 4G/LTE ke semua kabupaten.

Ia memprediksikan penerapan 5G di Indonesia akan terlambat 2-3 tahun dibanding negara-negara maju. Meskipun demikian, menurutnya, "keterlambatan" adopsi teknologi telekomunikasi terbaru di Indonesia sudah semakin berkurang jika dibandingkan zaman dahulu. Ia mencontohkan adopsi Indonesia untuk teknologi 4G lebih cepat dibanding saat peralihan dari 2G ke 3G.

Implementasi teknologi 5G di Indonesia disebutkan masih terganjal urusan regulasi. Menurutnya yang paling penting adalah penetapan frekuensi mana yang bakal digunakan untuk implementasi 5G.

Ia mengungkapkan penerapan 5G akan berbeda dengan penerapan teknologi 4G/LTE saat ini.

"We need very huge bandwidth to roll out 5G. Di Indonesia yang penting [penentuan] frekuensinya. Setahu saya belum di-decide frekuensinya, apakah mau di sub 6 GHz atau 28 GHz,” tutup Shannedy.