RAGE Invitational dan 1z ASIA LEAGUE Jadi Pembuktian Skena Kompetitif VALORANT di Asia

RAGE Invitational dapat 30 ribu peak viewers, walau hanya lokal Jepang. 1z ASIA LEAGUE tampilkan pertandingan kompetitif walau hanya setingkat grassroot.

Akhir pekan lalu, VALORANT Ignintion Series sudah mulai bertanding lewat gelaran RAGE Invitational. Seakan tak mau kalah, kawasan Asia Tenggara juga punya turnamen serupa walaupun tidak tergabung dalam Ignition Series, lewat turnamen bertajuk 1z ASIA LEAGUE VALORANT 1.

Dari RAGE Invitational, tim Absolute JUPITER berhasil menjadi juara setelah berhasil mendominasi jalannya kompetisi. Mereka hampir melibas siapapun yang dihadapi sepanjang perjalanannya untuk mencapai babak final.

Tim ini sendiri berisikan skuad berisikan mantan pemain CS:GO. Tahun 2018, mereka bertanding di dalam skena CS:GO dengan nama Absolute, dan kerap kali dianggap sebagai tim CS:GO terbaik di Jepang. Bertanding di RAGE Invitational, mereka mengalahkan nama-nama besar di skena Jepang seperti AVALON Gaming, SunSister Rapid, dan Nora-Rengo.

Pada babak final, mereka berhadapan dengan tim Lag Gaming, yang berhasil memberikan perlawanan terbaiknya kepada JUPITER. Lag Gaming membuat JUPITER kewalahan sehingga mereka memenangkan map Ascent dengan skor 13-8. Namun setelahnya JUPITER bisa bangkit lagi, dan kembali menunjukkan permainan yang dominan. Takej dari Absolute JUPITER menjadi MVP berkat menunjukkan permainan apik dengan KDA 19/11/1 menggunakan Sage.

Beralih ke 1z ASIA LEAGUE, kompetisi berjalan dengan sangat menarik karena gelaran ini yang banyak diikuti oleh para mantan pemain CS:GO. Kompetisi ini bahkan diikuti oleh tim BoyWithLove, juara INDOESPORTS League CS:GO yang berisikan Blazeking, Sys dan kawan-kawan.

Babak Grand Final mempertemukan tim BoyWithLove dengan tim Penjahat Kelamin, yang juga diisi oleh jagoan-jagoan ex-CS:GO seperti Lurkzz dan Kiddy. Walaupun BoyWithLove akhirnya menjadi juara dengan skor 2-0, namun pertandingan masing-masing map berjalan dengan sangat sengit.

Kedua tim saling bertukar skor, tak ada yang mau kalah, baik BoyWithLove ataupun Penjahat Kelamin. Membahas ini, Wibi Irbawanto (8Ken) yang bertugas sebagai shoutcaster pertandingan tersebut memberikan sedikit komentarnya. “Game selama babak Grand Final sangat penuh aksi dan intens! Sampai-sampai saya sebagai shoutchaster tidak mendapatkan waktu untuk menghela nafas sejenak.” Ucapnya mengatakan apa yang ia rasakan saat mengomentari babak final 1z ASIA LEAGUE VALORANT 1.

“Bahkan dalam ronde anti-eco, (pertarungan yang terjadi ketika ada satu tim membeli senapan sementara tim lainnya hanya membawa pistol) pertandingan tetap bisa dimenangkan oleh tim yang hanya bermodal pistol! Ini juga jadi satu momen memorable menurut gue, ketika zxc dari BoyWithLove berhasil menangkan ronde untuk timnya hanya dengan bermodal Sheriff (pistol besar seperti Deagle di CS:GO) saja!” Wibi menceritakan keseruan babak final 1z ASIA LEAGUE VALORANT 1 kepada saya.

Sumber: Instagram @1z esports

Menarik melihat bagaimana skena VALORANT ternyata mulai bertumbuh di Asia. RAGE Invitational yang merupakan turnamen lokal Jepang saja berhasil mendapatkan 30 ribu penonton terbanyak dalam saat bersamaan saat ditayangkan di Twitch.

Sementara itu dari 1z ASIA LEAGUE mungkin bisa dibilang jadi bentuk usaha komunitas. Terlihat, walau turnamen tersebut tidak mendapat lisensi dari VALORANT Ignition Series, namun perntadingan tetap berlangsung dengan sangat kompetitif. Jika Anda penasaran menyaksikan siaran ulangnya pada kanal Twitch 1z Esports.

Dengan awalan yang baik seperti ini, satu hal yang tetap menjadi pertanyaan adalah, bagaimana masa depan esports VALORANT setelah ini? Akankah ini hanya menjadi kehebohan sesaat?