5 February 2021

by Glenn Kaonang

Razer Huntsman V2 Analog Padukan Switch Optical dengan Input Analog ala Controller

Input yang dihasilkan bisa berbeda tergantung seberapa dalam kita menekan masing-masing tuts

Razer baru saja menyingkap Huntsman V2 Analog, penerus langsung dari keyboard andalannya yang dirilis di tahun 2018 lalu. Sepintas penampilannya memang kelihatan identik, akan tetapi Razer telah menerapkan pembaruan yang signifikan pada jeroannya.

Generasi pertama Huntsman sejatinya berhasil membuat gebrakan berkat switch-nya yang bertipe optical ketimbang mechanical. Di versi keduanya ini, switch tersebut telah berevolusi menjadi switch optical sekaligus analog. Ya, analog seperti istilah yang kita asosiasikan ke controller PlayStation maupun Xbox.

Itu berarti switch-nya bisa menghasilkan input yang berbeda tergantung seberapa dalam kita menekan masing-masing tuts. Contoh yang paling gampang, kalau kita menekan tombol W sedikit saja, maka karakter dalam game kita akan berjalan, sedangkan kalau tombolnya kita tekan sampai mentok, maka karakternya akan berlari.

Hasil akhirnya adalah tombol WASD di Huntsman V2 dapat mewujudkan pergerakan 360° yang mulus ala joystick, bukan pergerakan 8 arah yang kaku seperti pada keyboard biasa. Razer memang bukan yang pertama mengimplementasikan teknologi analog pada keyboard, sebab di tahun 2016 dan 2017 sudah ada Wooting dan Roccat yang meluncurkan keyboard berteknologi serupa.

Kendati demikian, Razer adalah yang pertama mengombinasikannya dengan switch optical. Buat yang tidak tahu, switch optical menawarkan responsivitas yang lebih baik ketimbang switch mechanical berkat cara kerjanya yang melibatkan sinar inframerah ketimbang kontak fisik dengan pelat logam. Selain lebih responsif, switch optical juga lebih awet, dengan klaim ketahanan hingga 100 juta klik.

Juga unik pada Huntsman V2 adalah opsi kustomisasi yang diberikan. Pengguna dapat mengatur aktuasi tiap-tiap tuts antara 1,5 mm hingga 3,6 mm, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi semisal pengguna sedang mengetik, tentunya akan lebih nyaman menekan tiap-tiap tombol sampai mentok. Sebaliknya, saat sedang bermain game kompetitif, tingkat aktuasi yang rendah pastinya bisa membantu mewujudkan pergerakan yang lebih lincah.

Tidak kalah menarik adalah fitur aktuasi dua langkah, yang memungkinkan satu tuts untuk mengaktifkan dua fungsi yang berbeda yang telah diprogram pada dua titik aktuasi yang berbeda pula. Contohnya, dalam game shooter, menekan tombol F sedikit akan meng-equip granat, lalu jika ditekan sampai mentok, maka granatnya akan dilempar.

Selain switch anyar, Huntsman V2 juga menghadirkan sejumlah pembaruan lain yang didasari oleh masukan dari komunitas pengguna Huntsman Elite. Yang paling utama, Huntsman V2 memakai keycap dari bahan doubleshot PBT yang lebih kokoh dan tahan lama, dan bentuk tuts di baris bawahnya pun sudah mengikuti standar sehingga lebih fleksibel perihal kustomisasi.

Selanjutnya, Razer turut menambahkan port USB 3.0 passthrough di sisi kiri keyboard. Namun untuk bisa menggunakannya, pengguna harus memasangkan kabel kedua terlebih dulu. Untuk konektornya, pengguna bebas memilih antara USB-C atau USB-A dengan bantuan adaptor (yang termasuk dalam paket penjualan). Sama seperti sebelumnya, Huntsman V2 juga hadir bersama wrist rest yang dapat dilepas-pasang secara magnetis.

Kabar terbaiknya, Anda yang menginginkan keyboard ini tidak perlu menunggu terlalu lama. Razer Huntsman V2 Analog kabarnya akan segera tersedia di Indonesia pada akhir bulan Februari ini juga. Harga resminya dipatok Rp4.199.000.