Remaja Ini Buat AI untuk Temukan Pemain Curang di CS:GO

AI bernama HestiaNet ini memiliki tingkat akurasi 98 persen

Pemain curang merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi di industri esports. Sebagai salah satu developer Counter-Strike: Global Offensive, salah satu game esports paling populer, Valve memiliki fitur Anti-Cheat, yang dapat mendeteksi pemain curang secara real-time. Namun, CS:GO juga memiliki tool yang disebut Overwatch, yang memungkinkan pemain untuk meninjau video rekaman dari sebuah permainan yang dilaporkan terjadi kecurangan. Memanfaatkan Overwatch, seorang remaja dengan panggilan "2eggs" membuat AI yang dapat mendeteksi pemain curang. AI ini dinamai HestiaNet, yang didasarkan pada nama dewi perapian dan rumah tangga dari Yunani.

Kepada The Loadout, 2eggs berkata, dia tahu CS:GO dipenuhi dengan orang-orang yang bermain curang. Karena itu, dia ingin agar HestiaNet menangkap pemain curang sebanyak mungkin untuk 'memulihkan' komunitas CS:GO. "Bagi banyak anggota komunitas, CS:GO adalah rumah, dan Hestia juga merupakan pelindung rumah," katanya, menurut laporan VP Esports.

2eggs adalah satu-satunya orang yang mengembangkan HestiaNet. Dia melatih AI buatannya menggunakan belasan ribu kasus Overwatch. HestiaNet akan menganalisa setiap kasus Overwatch dan menentukan apakah kecurangan terjadi dalam sebuah rekaman permainan. Dari 17.659 kasus yang HestiaNet teliti, ia menetapkan kecurangan terjadi pada 15.356 kasus. Sementara Valve menetapkan ada 15.104 kasus dimana kecurangan memang terjadi. Itu artinya, HestiaNet memiliki tingkat akurasi 98 persen.

Sumber: Steam

"Saya harus membuat keputusan yang mungkin akan menyebabkan seseorang diblokir, dan memiliki kekuasaan itu mengharuskan Anda untuk harus benar-benar yakin akan pilihan yang Anda ambil," kata 2eggs. "Saya harus adil -- saya harus tetap netral, bahkan ketika saya mengolah data dari game yang saya mainkan sendiri."

Meskipun baru berumur 19 tahun, 2eggs pernah membuat FACEIT ban logs dan Minerva ban logs untuk FACEIT, lapor Talk Esport. Tidak hanya itu, dia juga pernah mendapatkan US$11.450 karena menemukan dan melaporkan bug di CS:GO dan platform Steam itu sendiri pada Valve. 2eggs mengatakan, dia belajar tentang komputer dan programming secara otodidak. Dia mulai mengutak-atik komputer ketika dia masih berumur 10 tahun.

Tidak diketahui apakah Valve akan tertarik untuk memanfaatkan AI buatan 2eggs. Satu hal yang pasti, semakin banyak AI yang dapat mendeteksi pemain curang adalah kabar baik untuk industri esports. Di tengah perkembangan esports yang pesat, pemain curang bisa membuat masyarakat meragukan validitas esports.