24 September 2019

by Lukman Azis

[Review] ASUS ZenBook Flip 13 UX362, Laptop Ultra-thin yang Relatif Terjangkau

Dibanderol mulai Rp11 jutaan

'Minimalist tech bag', sebagian orang ingin isi tasnya ringkas namun tetap dapat bekerja dengan nyaman. Maka laptop pun biasanya menjadi gadget bawaan wajib untuk menjaga produktivitas di mana pun berada.

Laptop berdesain ultra-thin tentunya yang paling cocok diajak bepergian. Harganya sudah pasti lebih mahal dibanding laptop mainstream, tapi bakal berbanding lurus dengan yang ditawarkan.

Nah sudah sekitar tiga minggu terakhir ini saya ditemani laptop premium ZenBook terbaru dari ASUS yakni Flip 13 UX362. Unit yang saya review berwarna gun grey, varian dengan prosesor Intel Core i5-8265U.

Spesifikasi singkat ASUS ZenBook Flip 13 UX362-ny sebagai berikut:

  • Prosesor: Intel Core i5-8265U
  • GPU: Integrated Intel UHD Graphics 620
  • RAM: 8GB 2133MHz LPDDR3 Single Channel
  • Storage: 512GB PCIe SSD
  • Layar: 13.3” LED-backlit FHD (1920 x 1080) glare touchscreen
  • OS: Windows 10
  • Bobot: 1.3 KG
  • Dimensi : 305x196x16.9 mm
  • Baterai: 3-cell lithium-polymer 50Wh

Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z sebagai berikut:

Unboxing

Kita mulai dari package-nya, dilengkapi dengan adaptor charger 65W yang bentukannya cukup ringkas, protective sleeve yang lumayan keren, dan yang tak terduga ialah ASUS Pen.

Kombinasi desain dengan engsel putar ErgoLift 360 derajat, layar sentuh, dan ASUS Pen - tentunya menawarkan fleksibilitas dan memacu kreativitas. Video unboxing ASUS ZenBook Flip 13 UX362 bisa Anda lihat di bawah ini:

Desain ASUS ZenBook Flip 13 UX362

Sesuai namanya, ASUS ZenBook Flip 13 UX362 ialah laptop premium convertible 2-in-1 dengan layar sentuh berukuran 13,3 inci. Sebagai lini laptop premium ZenBook, perangkat ini mengedepankan aspek desain ultra-thin dengan build quality yang sangat baik.

Unit yang saya review berwarna gun grey dan terlihat tampak berkelas. Kontruksi body-nya sebagian besar terbuat dari material aluminium dan kombinasi plastik di beberapa bagian. ASUS juga menggunakan teknik miling diamond-cut di bagian pinggir yang memberikan kesan mewah.

Dimensinya 305x196 mm dengan ketebalan 16.9 cm dan bobotnya 1.3 kg. Ukuran laptop ini benar-benar ringkas dan dapat masuk ke tas tanpa makan banyak ruang. Ketebalannya memang bukan yang tertipis di kelasnya dan bobotnya juga masih terasa sedikit berat.

Saat laptop dibuka, panel LED-backlit seluas 13,3 inci dengan ultra-narrow bezel langsung mendapatkan perhatian saya. Bezel samping layarnya tipis hanya 3,5mm dan memiliki rasio screen-to-body 90 persen.

Layarnya touchscreen, dengan resolusi Full HD (1920x1080 piksel), wide 100% sRGB color gamut, dan punya 178 derajat wide-view technology. Laptop ini juga sudah dibekali ASUS Pen, karena saya suka edit foto Raw di Lightroom - pena ini sangat membantu dan meningkatkan akurasi.

Bila kita perhatikan bagian engselnya memang agak unik, di mana body utama yakni bagian yang terdapat keyboard laptop akan terangkat dan membentuk sudut dua derajat.

ASUS menyebutnya ErgoLift Design, celah yang terbentuk akan membuat sirkulasi udara lebih lancar. Posisi keyboard yang sedikit miring ini juga membuat aktivitas mengetik lebih nyaman dibandingkan keyboard laptop dengan posisi datar.

Karena engselnya dapat diputar sejauh 360 derajat, artinya laptop ini setidaknya mendukung empat mode pemakaian: laptop classic, tablet, tenda dan display mode dengan keyboard di bawah.

Beralih ke bagian keyboard, ZenBook Flip menggunakan layout tenkeyless, dengan key travel sejauh 1,4mm, dan telah dilengkapi dengan full-size backlit. Anda bisa menonaktifkan atau menyesuaikan level backlit dengan menekan tombol f7.

Hal menarik lainnya ialah adanya ialah NumberPad, bagian touchpad dari laptop ini bisa diubah menjadi numerical pad. Bila diaktifkan, lampu LED akan menampilkan angka dan simbol-simbol.

Pada unit yang saya review, saya kedapatan performa touchpad yang kurang responsif - terutama saat tap atau ketukan sekali (enter). Saya sudah mencoba meningkatkan sensivitasnya di pengaturan, tapi tidak ada perubahan.

Mengenai kelengkapan atributnya, di sebelah kanan terdapat port charging, port HDMI standar, dan dua port USB 3.1 Gen 1 Type-C (support display connectivity). Sementara, di sebelah kiri terdapat port USB 2.0 Type-A, jack audio combo 3,5mm, tombol power, dan dua lampu indikator.

Apa yang kurang? Laptop ini ini belum dilengkapi sekalas Thunderbolt dan tanpa SD card atau microSD reader. Saya mencoba memindahkan file video 4K dengan card reader biasa, transfer datanya pelan sekali. Kita harus membeli card reader yang mendukung standar USB 3.0.

Pengujian

Pilih laptop ultra-thin atau laptop gaming? Keduanya memang dirancang untuk kebutuhan yang berbeda, bila Anda suka bermain game PC AAA atau membutuhkan mesin untuk edit video - maka laptop gaming memiliki spesifikasi lebih tinggi di rentang harga yang sama.

Bahkan beberapa laptop gaming ROG sudah menggunakan prosesor Intel Core generasi ke-9, sementara ZenBook Flip 13 UX362 masih mengandalkan prosesor Intel Core generasi ke-8. Tapi laptop gaming ini lebih seperti desktop replacement, karena dimensinya bongsor dan berat.

ZenBook Flip 13 UX362 sendiri memiliki dua varian, dengan prosesor Intel Core i5-8265U atau i7-8565U. Unit yang saya review menggunakan Intel Core i5-8265U, dengan RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 512GB.

Sejauh ini performanya sama sekali tidak mengecewakan, aktivitas seperti mengetik, browsing, dan edit foto Raw di Adobe Lightroom berjalan tanpa kendala. Karena tidak memiliki SD card reader, saya agak kesulitan memindahkan file video ke laptop ini. Namun yang pasti untuk sesekali edit video 1080p dengan durasi pendek tidak masalah.

Jika aspek performa yang Anda cari, di rentang harganya sudah ada pilihan laptop lain yang sudah ditenagai prosesor lebih tangguh. Misalnya, ROG Strix G G531 atau TUF FX505 yang lebih terjangkau.

Selain dimensi yang ringkas, satu hal yang sangat mengesankan buat saya adalah battery life-nya. Daya tahan baterainya diklaim ASUS mampu bertahan hingga 13 jam sekali charge, lengkap dengan teknologi fast-charge – di mana baterai dapat terisi 60 persen dalam waktu 49 menit.

Dari pengujian, saya menonton satu film 1080p berdurasi dua jam. Laptop terhubung ke jaringa WiFi di mode best performance, tingkat kecerahan dan audio 50 persen. Hasilnya dari 100 persen, tersisa 85 persen. Menonton video dua jam hanya mengkonsumsi daya 15 persen dan kalau dikalkulasikan menjadi 13,3 jam sekali charge.

Verdict

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, harga laptop berlabel ultra-thin memang sudah semakin terjangkau. ASUS membanderol laptop convertible ini dengan harga terjangkau. Harga Zenbook Flip UX362 model Intel Core i3 dilepas dengan harga Rp11,2 jutaan, kemudian model Intel Core i5 dihargai Rp15,2 jutaan, dan model tertinggi Rp20,2 jutaan. Sangat menarik mengingat laptop convertible 2-in-1 ini memiliki desain stylish dan dimensi ringkas, tanpa mengorbankan fungsionalitas dan performa.

Sparks

  • Desain stylish dan berdimensi ringkas
  • Daya tahan baterainya cukup panjang
  • Mekanisme convertible 2-in-1 yang multi fungsi
  • Touchscreen dan dilengkapi ASUS Pen

Slacks

  • Tanpa slot SD/microSD card reader
  • Unit yang saya review, bagian touchpad-nya kurang responsif untuk fungsi tap (enter)