9 February 2017

by Yoga Wisesa

[Review] Asus ZenFone 3 Max ZC553KL, Jagokan Kapasitas Baterai dan Kamera PixelMaster

Seperti generasi sebelumnya, ZenFone 3 Max baru ini menawarkan dua keunggulan utama: baterai berkapasitas besar serta kamera berteknologi Asus PixelMaster.

Para konsumen setia Asus pada akhirnya mau tak mau memaklumi pendekatan a la hardware yang produsen gunakan dalam memasarkan ZenFone: handset punya kode berbeda untuk menunjukkan model, meskipun mengusung nama serupa. Satu contohnya adalah unit ZenFone 3 Max anyar yang Asus pinjamkan pada DailySocial beberapa minggu sebelum peluncuran resminya di Indonesia.

Seperti generasi sebelumnya, ZenFone 3 Max baru ini menawarkan dua keunggulan utama: baterai berkapasitas besar serta kamera belakang 16-megapixel yang dipadu teknologi Asus PixelMaster serta fitur autofocus laser untuk melacak objek lebih cepat. Kode ZC553KL sendiri mengindikasikan bahwa smartphone ini adalah tipe berlayar 5,5-inci karena sebelumnya telah tersedia ZenFone 3 Max 5,2-inci, dengan codename ZC520TL.

Dibanding versi lawas itu, ZenFone 3 Max ZC553KL menyimpan spesifikasi lebih mumpuni dan penampilan lebih menarik. Dan meskipun disiapkan sebagai produk mid-range, ZC553KL menyimpan banyak elemen perangkat high-end. Di sesi hands-on minggu waktu lalu, saya memang cukup terkesan dengan arahan desain smartphone, dan lewat artikel review ini, saya siap mengulas kapabilitasnya lebih lengkap.

Design

Tubuh ZenFone 3 Max tersusun atas kombinasi bahan logam, sedikit plastik, dan kaca 2.5D dengan pinggir melengkung. ZC553KL di tangan saya ini mempunyai area putih yang membingkai layar full-HD 5,5-incinya, dipadu bagian punggung berwarna silver. Penggunaan kaca semi-curved membuat pemakaiannya terasa mulus dan memberikan kesan tak bersudut, diperkuat oleh bagian ujung membulat a la iPhone 6.

Bagian punggungnya menyatu ke area sisi - memiliki tekstur matte halus yang memastikanya dapat tercengkeram mantap di genggaman tangan Anda. Area kecil di atas dan bawahnya terbuat dari plastik - dibatasi oleh garis antena berwarna perak. Anda mungkin mengharapkan back cover full-logam di struktur unibody ZenFone 3 Max, namun bahan plastik sebetulnya lebih tahan terhadap penyok dibanding metal.

ZenFone 3 Max ZC553KL mempunyai dimensi 151,4x76,2x8,3-milimeter serta bobot 175-gram. Smartphone dirancang optimal buat penggunaan satu tangan, khususnya dengan tangan kanan: tombol power dan volume mekanik berada di area jempol, lalu jari telunjuk Anda dapat mudah menjangkau sensor fingerprint. Tray kartu SIM dan microSD sendiri bisa ditemukan di sisi kiri atas.

Walaupun tidak semodis ZenFone 3 standar, saya pribadi lebih menyukai pendekatan desain ZenFone 3 Max. Ia terlihat lebih simpel, lalu karena modul kameranya tidak menonjol, device bisa dibaringkan secara sempurna - mengurangi kecemasan kita terhadap lensa yang terbaret akibat ditaruh sembarangan. Modul kamera diapit oleh dual LED flash dan sensor laser, berada di atas pemindai sidik jari. Untuk charge dan transfer data, ZC553KL menggunakan port berjenis microUSB biasa.

Display

Layar menjadi salah satu perhatian Asus dalam meramu ZenFone 3 Max anyar ini. Dibanding ZC520TL (display-nya cuma 720p), panel 5,5-inci ZC553KL lebih canggih, menyuguhkan resolusi 1080x1920-pixel berkepadatan 401ppi. Dari pengalaman saya sejauh ini, display tersebut menghasilkan gambar yang tajam, level kecerahaannya sangat baik (mencapai 400-nit) serta mampu menampilkan konten secara optimal di bawah terangnya matahari siang.

Coating oleophobic di layar meminimalisir efek kotor dan minyak dari jari, namun kabar buruknya adalah, layar ZC553KL lebih rentan terhadap baretan karena ketiadaan perlindungan dari Gorilla Glass. Jika Anda memutuskan untuk membelinya, segera lengkapi handset ini dengan tempered glass.

Operating system

ZenFone 3 Max ZC553KL berjalan di atas platform Google Android 6.0, dipadu interface ZenUI 3.0. Interface ini dimaksudkan untuk mempermudah navigasi tanpa mengorbankan rincian pada aspek kustomisasi, bahkan membiarkan Anda memilih aplikasi (via checklist) saat smartphone pertama kali diaktifkan sehingga tak perlu lagi menginstal manual. Tentu saja ada sejumlah app 'titipan' yang secara otomatis terpasang di handset, tapi bisa mudah dihapus atau di-disable.

ZenUI 3.0. menitikberatkan aspek visual dan animasi, membuat kontennya tampil elok (wallpaper seolah-olah bergeser saat device bergerak, ada banyak pilihan animasi swipe, bahkan cuaca juga divisualisasi di lock screen). Namun bagi saya, akan lebih baik jika Asus juga fokus ke faktor kesederhaan. App-app memang bisa diatur dan dimasukkan dalam folder lewat smart group, tapi Anda tetap harus masuk ke mode edit terlebih dulu - dan keluar begitu selesai.

Di ZenUI 3.0, Asus tampaknya mengikuti langkah kompetitor dari Tiongkok dalam menyuguhkan theme. Di sana tersedia banyak pilihan, tetapi lebih dari separuhnya ditawarkan secara premium (mulai dari harga Rp 28.500).

Camera

Kamera utama ZenFone 3 Max ZC553KL tersusun atas sensor 16-megapixel dengan lensa 5 P Largan dan apterture f/2.0. Ia diklaim mampu menangkap objek di kecepatan 0,03-detik berkat kombinasi dari autofocus laser, PDAF, dan teknologi TriTech; serta dapat mengambil gambar long exposure hingga 32 detik. PixelMaster sendiri menghadirkan beragam mode: manual a la detail DSLR, mode malam, HDR, low light, selfie sampai selfie panorama.

Kamera tersebut terbilang memuaskan selama dipakai di kondisi cukup cahaya, sanggup mereproduksi warna secara akurat serta bebas noise. Di siang hari, Anda bisa menjepret foto pemandangan serta macro yang detail. Satu hal yang saya rasa masih bisa ditingkatkan lagi adalah ketajaman gambarnya. Saat di-zoom atau dilihat dari layar lebar, saya masih bisa melihat efek pixelation - tidak masalah seandainya cuma dipakai untuk upload ke sosial media.

Sayang sekali kamera tersebut kurang memuaskan ketika dipakai buat mengambil foto di kondisi temaram atau indoor. Grain terlihat menonjol di area-area dengan gradasi warna, contohnya kulit dan baju - bahkan saat memakai mode malam. Proses fokusnya memang cepat, tapi saya merasakan ada keterlambatan di respons shutter sehingga seringkali foto benda bergerak jadi blur. Kamera utama ini mampu merekam video full-HD di 30fps.

Terlepas dari kurang lebihnya kamera belakang, ada kabar gembira buat pecinta swafoto. Kamera depan 8-megapixel dengan f/2.2 di sana cukup baik untuk membaca detail wajah Anda bahkan di pencahayaan yang remang-remang. Tentu akan jadi lebih optimal lagi seandainya Asus juga membubuhkan fitur screen flash.

Ini dia hasil foto ZenFone 3 Max di siang hari:

Dan di bawah ini adalah hasil foto di kondisi low light via mode berbeda:

Mode auto standar.

Mode low light.

Mode manual, ISO 1600.

Hardware, battery & performance

Asus ZenFone 3 Max ZC553KL dibekali susunan perangkat keras sebagai berikut:

  • System-on-chip Qualcomm MSM8937 Snapdragon 430, berisi prosesor octa-core Cortex-A3 1,4GHz dan unit olah grafis Adreno 505
  • Memori RAM 3GB
  • Penyimpanan internal 32GB, bisa diekspansi dengan kartu microSD maksimal 256GB
  • Baterainon-removable 4.100mAh

Kata 'max' di namanya menandakan bahwa daya tahan baterai merupakan salah satu fitur primadona di ZC553KL, sayang kinerjanya belum seimpresif harapan saya. Di uji coba video HD loop, smartphone bisa tetap aktif selama 13 setengah jam lebih, dan dapat bertahan sampai satu setengah hari dalam pemakaian intensif (browsing, Spotify, YouTube, kamera, serta chatting). Cukup baik, tetapi beberapa device lain dengan SoC lebih bertenaga dan baterai berkapasitas lebih kecil bisa aktif lebih lama.

ZC553KL juga tidak dilengkapi fitur fast charging, dan proses isi ulang baterainya memakan waktu sangat lama dengan menggunakan charger bawaan. Kabar baiknya, ZenFone 3 Max bisa berfungsi sebagai power bank, dapat mengisi ulang baterai perangkat bergerak lain memanfaatkan adapter OSB on-the-go - dibundel bersama paket pembelian.

Berbasis pada angka dari hasil benchmark dengan memanfaatkan sejumlah software, kinerja hardware ZenFone 3 Max ZC553KL berada di atas Vivo V5 (harganya beberapa ratus ribu lebih mahal dari produk Asus ini). Tes AnTuTu v6.2.7 menghasilkan skor terbaik 43962, lalu performa Work 2.0 di PCMark 8 menunjukkan angka 3378. Di 3DMark Sling Shot 1.0 dan Sling Shot Extreme 1.0, ZC553KL mendapatkan nilai masing-masing 568 dan 288.

Kualitas penyajian game-nya tergolong jempolan. ZC553KL dapat menyikat permainan-permainan mobile blockbuster tanpa kesulitan dan mutu grafisnya sama sekali tidak memalukan: di Real Racing 3, tekstur permukaan dan pantulan di tubuh mobil terlihat tajam, kemudian efek bayangan serta debu juga tampil halus - kekurangannya hanyalah efek jaggy di ujung-ujung objek. Saya juga tidak menemui masalah serius ketika menikmati Marvel Future Fight, hanya di adegan paling ramai yang dipenuhi efek visual saja frame rate jadi turun.

Kendalanya adalah saat saya ingin menjajal Marvel Contest of Champions. Entah mengapa, game malah sama sekali tidak bisa dibuka.

Galeri screenshot Real Racing 3 dan Future Fight bisa Anda nikmati di bawah:

-

Verdict

Berbeda dari ZenFone Max terdahulu, ZenFone 3 Max ZC553KL lebih terasa seperti satu paket lengkap: desainnya lebih menarik, performa hardware lebih tinggi dipadu daya tahan baterai lebih lama, mutu layar full-HD-nya mengagumkan, dengan kinerja fotografi lebih canggih. Namun meskipun kapabilitasnya berada di atas rata-rata produk sekelas, untuk device yang mengedepankan kemampuan fotografi dan daya tahan baterai, kemampuan fitur-fitur ini malah kurang menonjol.

Kinerja kamera belakang masih betul-betul bergantung pada eksistensi dari cahaya matahari, kemudian baterai build-in di sana seharusnya bisa menjaga smartphone bisa menyala lebih lama. Bayangkan betapa terkesannya calon konsumen jika ZenFone 3 Max ZC553KL dapat aktif sampai tiga hari dalam penggunaan intensif.

Saya sendiri sebenarnya memaklumi jika ada banyak orang tertarik untuk meminang ZenFone 3 Max ZC553KL. Untuk memiliki perangkat berfitur lengkap dan berdesain menarik ini, konsumen hanya diminta buat mengeluarkan uang Rp 3,1 juta saja.

Konten dari packaging Asus ZenFone 3 Max.